Sad and Smile in the Last

Coffe-things-i-like

———————————————————————————————————————

Kurasakan cinta, saat bertemunya

Ternyata cinta itu benar-benar bersemi

Aku tak menduga

Awalnya hanya sebuah harapan.

Sempurna saat itu menjadi kenyataan

Senyumu menjanjikan kehangatan dalam diriku

Suaramu menjanjikan aku akan lupakan segala dukaku

Dan segala ucapanmu menjanjikan sejuta harapan dalam hidupju

—————————————–

“mau kau bawa kemana aku?” satu perkataan dia ucapkan. Sengaja aku menutup matanya untuk memberikan sedikit kejutan. Kejutan hadiah ulang tahun yg wajar diberikan dari sang kekasih untuk kekasihnya tercinta.

“hitung dari satu sampai lima, lalu buka matamu” ucapku lirih disebelah telinganya. Aku mundur dua langkah, menyilangkan tanganku didepan dadaku, menatap hasil kerja kerasku untuk dia. Untuk dia yang benar-benar aku cintai. Untuk dia yang sangat berharga bagiku.

“satu,dua,tiga,empat,lima” dia menghitung perlahan. Dan setalah itu terlihat dia mundur tepat dua langkah sehingga dia membentur tubuhku. Kusangga pundaknya untuk membantunya memperjelas penglihatannya.

“bagaimana?” kudekatkan pipiku mensejajarkan dengan letak pipinya. Kurasakan kelembutan dan keharuman kulitnya. Sempurna. Dialah malaikatku.

“inii… inii… apa kau yang membuatkannya untukku? seorang kim taeyeon yang benar-benar membuatkannya untukku?” tanyanya gugup. Telapak tanganya bergerak menutup mulutnya. Kurasa dia benar-benar terkagum.

Aku mengulas senyumku setelah aku berdiri dihadapnya. Menatapnya penuh kasih. Kukalungkan kedua tanganku dipundaknya. Aku mengangguk perlahan sambil kupejamkan mataku. “aku membuat ini dengan cinta. Apa kau menyukainya?”

Telapak tangannya masih berada menutupi mulutnya. Masih terlalu kagum melihat kejutan dariku. Kurasa begitu.

“ya! Kenapa kau menangis sooyeon~ahh? Apa kau tak menyukainya?” apa aku berbuat salah? Atau ada yang salah dengan hadiahku? Apa perkiraanku salah? Dengan kejutan ini, aku yakin bisa membuatnya bahagia? Tapi.. tapi kenapa dia menangis?

“bodoh! Aku bahagia, tapi aku tak tau mengapa aku bisa menangis? Aku terlalu bahagia.” Sedikit demi sedikit dia menyeka air matanya yang terus berjatuhan. Hmm.. gadis ini benar-benar mudah sekali menangis. Disaat sedih maupun bahagia, dia tetap bisa mengeluarkan air matanya dengan mudah. Itulah sebabnya, aku harus selalu disisinya, menjaganya, dan selalu mencintainya.

Perlahan kuraih tubuhnya dalam pelukanku. Masih kurasakan tubuhnya yang naik turun perlahan dan isakan pelan darinya. Apa benar hadihku yang hanya sebegini bisa membuatnya hingga menangis seperti ini? “ya! Kenapa kau masih menangis? Bajuku bisa basah jessica.”

“mianhee. Aku benar-benar terharu dengan ini.” jawabnya disela-sela isakannya

“ini hanya sekedar tempelan-tempelan kertas berbentuk hati yang aku tempel disebuah papan, dan kau dengan mudah menangis begitu saja.kau ini benar-benar cengeng.” Aku mengomelinya hanya sekedar bercanda supaya dia tidak terus-terusan menangis.

“kau tau, aku ini mudah sekali terharu. Apalagi dengan hal seperti ini. taeyeon~ahh! Kau sangat tau kelemahanku. Taeyeonku benar-benar tau bagaimana cara mengambil hatiku. Huh!” dia mengulas senyuman dengan mata yang masih basah.

“aku masih punya satu lagi hadiah untukmu. Karena hari ini bukan hanya hari ulang tahunmu, tetapi hari ini juga hubungan kita berumur 1tahun.” Aku mengeluarkan sesuatu dari saku hoddieku, belum berencana untuk melihatkan langsung padanya. “tutup matamu” perintahku, dan dia mengiyakannya dengan meletakan kedua telapak tangannya diwajahnya.

“aku akan menghitung dari satu sampai tiga, dank au buka matamu setelah hitungan ketiga.” Perintahku lagi.

“satu, dua, tiga.” Aku berlutut dihadapnya, meletakkan kotakan dengan bentuk hati  yang sudah kubuka tutupnya itu ditelapak tanganku.

“ini hanya cincin sederhana. Dan aku akan berjanji menggantinya saat nanti kita benar2 bisa menyatu, menjadi satu hati, tak akan terpisahkan.” Ucapku spontan.

Dan dia kembali meneteskan air matanya. Huffff.. anak ini benar-benar murah air mata. “sooyeon~ahh.. aku ingin kau melakukan sesuatu. Aku sangat mohon untuk ini. bisakah kau melakukannya?” aku berdiri, meraih tubuhnya dalam dekapanku.

“hmm… melakuakan apa?” dia memberi jawaban sambil mengusap-usap matanya yang berair.

“bisakah kau hemat air matamu? Aku tak ingin kau terus-terusan mengeluarkan air matamu sekalipun itu kau sedang bahagia.” ucapku.

“kenapa aku harus melakukan itu?” bahkan dia tak memberi jawaban pasti. Yang ada dia hanya berbalik Tanya. Ya, dialah gadisku.

“hmmm…” aku menghembuskan nafas lega sebelum mengatakan alasanku. “karena aku tak ingin menjadi lemah. Lemah karena aku membiarkanmu menangis.” Sejujurnya aku juga seorang gadis yang paling lemah jika melihat air mata keluar dari orang terdekatku. Entah mengapa itu menjadi kompleks bagiku. Tanganku bergerak lembut mengusap helai demi helai rambut jessica yang terurai bebas., menikmati lembutnya pesonanya yg kian lama kian membuatku mabuk untuk terus mencintainya. Candu asmara yang terlalu memancing duniaku untuk terus bersamanya.

***

“kenapa kau berhenti? Ada yg ketinggalan?” aku bertanya padanya setelah dia berhenti berjalan tiba-tiba. Kuperhatikan baik-baik kearah mana dia menatap.

“itu hanya roti, kenapa kau memandanginya sampai tak menghiraukanku jessica??” aku menepuk pundaknya karena dia tak mendengarkan apa yang aku katakana sebelumnya, dia terlalu terpesona melihat roti dengan bentuk bintang berwarna dengan cream biru muda.

“ahhh.. mianhe taeyeon~ahh, aku melamun.” Dia tersenyum manis. Ternyata anak ini masih tak mendengarkan kata-kataku. Aku berjalan masuk ketoko itu, membelikan roti itu untuknya. Untuknya yang terlalu kagum dengan ini.

“roti ini membuatku cemburu.” aku bersidakep dengan tangan kiriku, dan tangan kananku memegang roti bintang ini.

Yaaa! Kenapa dia memasang wajah konyol seperti itu? kekasihku ini benar-benar mengagumkan jika seperti ini.

“apa maksudmu?”

“kau bahkan tak mendengar kata-kataku tadi. Kau ternyata terlalu terpesona dangan roti berbentuk bintang ini, sampai-sampai kau memandanginya sedari tadi. Makanya aku membelikannya.”

“kau menyadarinya?”

“itu tergambar jelas dari caramu menatap jessica, kearah mana kau menatap, dan ternyata itu ini.” aku menyerahkan roti itu padanya. dia tersenyum senang setelah menerimanya.

***

“dinginnn” Jessica berucap lirih dalam dekapanku. Kurasakan tubuhnya yang sedikit bergetar. Malam ini udara memang sangat dingin. Pertengahan musim dingin, maklum jika hawa dingin yang berhembus belum turun.

Kueratkan pelukanku untung mengurangi rasa dinginnya. Sepertinya acara kampus hari ini benar-benar buta cuaca. Memperingati hari jadi universitas dengan acara concert outdoor, walaupun sekarang yang tampil adalah band favoriteku, tapi kau tak bisa membiarkan gadis ini mati kedinginan. Oleh karena itu aku memilih duduk bersama ditribun bersamanya.

“bagaimana dengan sekarang?” aku bertanya. Kujauhkan wajahku supaya aku bisa menatap wajahnya yang meringkuk nyaman dalam pelukanku.

“mendingan. Apa tidak masalah jika kau sibuk untukku saat ini taeyeon~ahh? kau kan menyukai concert. Apalagi jika itu idolamu sendiri. Secondhand Serenade.” Dia berbalik menatapku.

“ya, memang aku sangat suka. Tapi aku lebih memilih menyelimutimu supaya kau tidak kedinginan. Lagi pula aku juga masih bisa mendengar lagu-lagu mereka dari sini” aku mengulas senyum untuknya, memperlihatkan padanya bahwa aku lebih memilih dia daripada idol yang sangat aku sukai.

“taeyeon~ahh… bolehkah aku bertanya sesuatu?” ucapnya. Dia tetap rapat dalam pelukanku. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban iya.

“kenapa kau mencintaiku?” satu pertanyaan darinya yang belum pernah aku dengar selama 1tahun lebih kami menjalin hubungan. Kenapa dia tiba-tiba bertanya seperti ini?

Aku berdehem sebelum menjawab pertanyaannya. “entahlah. Aku tidak tau mengapa aku jatuh cinta padamu. Rasa itu terbang didalam hatiku, dan itu masih terjadi hingga sekarang, dan akan berlanjut setiap saat. Aku iingin selalu melindungimu, menjagamu dari apapun, dan aku juga berharap kau bahagia, sooyeon~ahh.” Aku mengatakannya dengan sepenuh hatiku. Aku benar-benar mencintainya, setulus hatiku.

“gomawoyoo taeyeon~ahh. Aku tak mengira bisa memliki kekasih sepertimu. Kupikir aku yang lemah ini akan sulit untuk mendapatkan seorang kekasih. Tapi ternyata, kau datang. Kau membuatku selalu bahagia.” Aku masih menatapnya. Dia kembali mengeluarkan air mata. Air mata yang kembali keluar, aku selalu merasa kalau itu ada air mata lemah untukku.

“sooyeon~ahh. Kau sudah berjanji padaku tak akan menangis lagi. Tapi-“

“mianhee.” Tanganya melingkar manis dileherku, bibir lembutnya mengunci rapat bibirku, melumatnya lembut dan perlahan. Aku merasa terbang. Terbang ketempat yang benar-benar indah. apa ini surga? Pandanganku hanya menemukan warna putih. Hangat. Entah kenapa hanya cahaya putih disekelilingku membuatku begitu nyaman. panorama dengan satu warna, entah kenapa aku bisa menganggapnya sangat indah.

***

 “aku yakin, kalau kau akan sembuh!” ucapku lirih ditelinganya.

“taeyeon~ahh… apa kau tetap mencintaiku jika aku tak sembuh?”

“yaa!! Apa yang kau katakan?! You’re the last love for me jessica. Apapun yang terjadi padamu, aku akan tetap mencintaimu.” Aku melanjutkan langkahku mendorongnya yang masih tertuduk dikursi roda. Keadaan memaksanya harus terus bersama kursi roda ini hingga dia benar-benar tuntas dalam masa penyembuhannya.

“kau tau, aku sangat takut saat itu. aku pikir saat itu kau benar-benar meninggalkanku.”

“aku kembali untukmu, kau tau! Taeyeon~ahh.. kenapa aku bisa bahagia bersamamu?”

Aku terdiam sesaat menerima pertanyaannya. “kenapa kau bertanya padaku? Tanyakan pada hatimu sendiri sooyeon~ahh..”

“taman ini sangat indah. dan aku merasa, kau memiliki taman yang lebih indah didalam hatimu. Dan itulah kenapa aku tak akan menyerahkan hatimu pada siapa pun!” dia mendongak menatapku.

“aku tak akan menyerahkannya pada siapapun.” Aku berjalan menuju hadapannya, dan bersimpuh didepan pangkuannya, sambil menggenggam kedua tangannya. “kerena taman yang ada dihatiku hanya milikmu. Tak akan ada satu orang pun yang akan kubiarkan masuk kedalamnya. Hanya satu tiket untukmu.” Aku mencium punggung tangannya. Dia tersenyum manis. Senyuman yang membuatku mabuk mencintainya.

***

Sore ini hujan turun tak begitu deras. Aku berjalan malas bersama dengan payungku, melewati gedung demi gedung di kampusku.

“taeyeon~ahhh,,,” satu teriakan dari arah belakangku, mebuatku menoleh dengan cepat. Suara yang selalu ingin aku dengar.

“jessieeeeee…” dia melompat kearahku, dan kedua tangannya melingkar sempurna dileherku. Aku memberikan satu kecupan lembut dikeningnya, dia membalasnya dengan satu kecupan juga dibibirku. Sangat menawan.

“sooyeon~ahh… apa kau mau pergi merayakan hari festival bunga di kuil malam nanti?” aku memang sudah berniat mengajaknya. Bahkan aku sudah membawa brosur yang aku ambil dari madding kampus untuk aku perlihatkan padanya.

“apa kau akan menembakku lagi?” dia bertanya balik.

“kau menginginkannya? Kalau iya, datanglah bersamaku!” aku mengecup lagi puncak keningnya. Senyumnya terlihat begitu manis.

“arraassseeooo!!!”

Malam hari ketika festifal bunga dimulai, kami berjalan riang menusuri kedai-kedai yang sengaja dipampangkan untuk memeriahkan suasana. Tak jauh berbeda dengan festifal bunga di japan. Aku sering menonton anime yang menayangkan bagaimana situasi festifal bunga disana. Dan kurasa, disini pun tak kalah meriahnya.

“kau mengajakku kemari, tapi kenapa kau tersenyum tak mengajak-ajak aku!?” Jessica melontarkan protesnya. Lucu sekali anak ini. aku mencubit pipinya, dan dia menggelembungkannya. Rasanya aku ingin memakan pipi itu.

Kami terus berjalan, hingga keujung jalan yang menemukan kami dengan kuil besar yang sudah dipenuhi oleh orang. Aku melihat sekitarku, dan mencoba berpikir sejenak. Sepertinya festifal bunga ini sangat terkenal dikalangan remaja-remaja seumuranku. Remaja yang sedang dilanda badai cinta. Terlihat begitu banyaknya pasangan-pasangan, entah itu suami istri atau hanya sepasang kekasih yang cintanya belum benar-benar mekar.

“kenapa kau sedari tadi hanya asik dengan pikiranmu sendiri taeyeon~ahh!?” dia kembali cemberut. “aku akan pulang jika kau masih mengabaikanku.” Dia berhenti dan menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya.

“hahahaha… mianhe sooyeon~ahh,, arraaseooo.. apa kau ada permintaan? Aku akan mengabulkannya untukmu, apapun permintaanmu.” Ucapku penuh semangat.

“apapun?” dia kembali bertanya untuk meyakinkan. Aku membalasnya dengan anggukan.

“emmhhh..” dia tampak berpikir. “apa aku boleh menyimpannya dulu? Karena kurasa aku akan membutuhkannya dilain waktu.” Ucapnya. Aku memiringkan wajahku, memandangnya dengan kebingungan.

Dia tersenyum. “jebal” dia merengek. Caranya memohon benar-benar bisa membunuhku. Bagaimana aku bisa menolaknya jika dia bersikap seperti ini. aigooo.. aku menghembuskan nafas, dan mengangguk. “neeeee chagiyaaa…” balasku sambil mencubit pipinya lembut.

“gomawoooooo!! Sebagai gantinya, aku juga akan melakukannya sama sepertimu. Apa kau punya permintaan? Aku akan mengabulkannya apapun itu. hanya untukmu.” Dia mengulas senyumnya lagi.

Aku berpikir sesaat. “emmhhh.. aku hanya ingin kau selalu mencintaiku, kau terus mencintaiku, dan kau akan terus bersamaku. Apa kau bisa mengabulkannya?”

***

Kenapa kau tiba-tiba seperti ini jessica? kenapa kau tak memberi tahuku kala kau punya penyakit separah ini? kenapa kau menyembunyikannya dariku selama ini? aku belum mau kehilanganmu, aku belum sanggup menerima kepergianmu. Kau terus tertidur. Sudah 2hari kau tertidur. Bangunn jessica! bangunlahhh!!! Aku merindukanmu. Aku ingin mendengar sang malaikatku bersenandung indah untukku.

“taeng” satu suara yang benar aku nanti-nantikan. Itu akhirnya muncul juga. Akhirnya aku mendengarnya, mendengar malaikatku bersenandung. Ini yang aku nantikan.

“Jessie.” Aku mendekap tangannya, kuusapkan tangannya disekeliling pipiku yang basah. Aku tak bisa berhenti menangis salam dia tertidur. Aku terus diguyur air mata selama ini.

“kau melarangku untuk menangis, tapi kenapa kau sendiri menangis?” ucapnya dengan penuh

Kepolosan. Wajahnya yang putih dan pucat membuatku semakin terpuruk dalam kesedihan. Ditambah dengan senyumnya yang lembut walau aku tau dia tetap menahan rasa sakitnya, oleh karena itu aku tak mampu menyembunyikan kesedihanku. Aku terus menggenggam tangannya. Betapa aku merindukannya, betapa banyak yang pastinya.

Detik itu juga, aku merasa kelembutan menyentuh bagian bawah kelopak mataku, aku merasakan sesuatu mengusap air mataku. Aku mebuka mataku perlahan mendapati dia tersenyum lembut menatapku masih dengan jarinya yang mengusap air mataku.

“kenapa kau belum berhenti menangis?” dia kembali bertanya dengan nada yang sama sebelumnya. Ini perlahan bisa membunuhku.

Aku mengambil alih tangannya, meletakanya didadaku. “aku takut kehilanganmu sooyeon~ahh.”

“kenapa kau berpikiran seperti itu? aku akan tetap berada disini untuk terus bersamamu” dia menggerakan tanganya didepan dadaku. Aku tau maksudnya. Dia mengucakap jika dia akan selalu dihatiku. Itu benar. Dia akan selalu dihatiku, selamanya akan ada disini.

“taeyeon~ahh…  terimakasih karena kau sudah menjadi bagian dari kebahagiaanku. Terimakasih kerana kau selalu menjagaku, selalu melindungiku. Dan juga karena kau sudah mau mencintaiku, menjadi kekasihku selama ini. aku benar-benar gadis yang beruntung. Taeyeonku adalah gadis yang hebat.”

“apa aku boleh mengutarakan keinginanku?” satu pertanyaan yang membuatku menatapnya. Menatapnya dengan sedih.

“aku ingin taeyeonku selalu bahagia. Taeyeonku jauh dari sedih, dan juga selalu mengingatku.” Air mataku terus mengalir, terus mengalir layaknya bendungan besar, yang tiba-tiba hancur karena tak bisa menampung lagi air yang deras mengalir.

“taeyeon~ahh… aku akan terus mencintaimu, aku akan terus bersamamu. Aku akan terus menjagamu. Itu permintaanmu bukan? Aku bisa melakukannya sampai kapanku. Jadi kuharap kau bisa mengabulkan permintaanku. Saranghae my Tae”

***

Lusa, aku melihat kelinci

Kemarin, aku melihat rusa

Hari ini, aku berharap bisa melihatmu.

Senyuman indah yang selalu aku banggakan.

Aku akan bahagia, bahagia untuk permintaanmu.

Aku percaya,

Kau terus mencintaiku, dan kau terus bersamaku.

-Jung Sooyeon, I Love You-

>The End<

—>>>

haiii, haiiii…. maafkan saya karena saya update hanya nge’PHPin readers semua. karena FF chapterku belum bisa kelanjut. entah kenapa penerangan saya untuk ngelarin itu FF jadi redup 😦 dan akhirnya saya putusin untuk tetep nulis, dan update, tapi belum isa ngelanjutin chapternya. mianheee semuaaaa…

P.S
ini adalah FF Sad ending pertama saya, jadi harap maklum kalau anehhhh #caaooooo ^^