Lost In Love [ONE SHOOT]

Main Cast : Kim Taeyeon – Hwang Miyoung

Other Cast : SNSD member

Genre : YURI

—————————————————————————————————-

Author POV

Angin bertiup sepoi-sepoi, menerpa dan mengayun-ayun rumput juga pepohonan yang tertancap kokoh dan indah di taman. Menyisakan sepi diantara 2 gadis muda yg sibuk dengan perasaan mereka masing2. Suara deru air pun sampai bisa terdengar, ketenangan yg sangat mendominasi tak terelakan, suasana mendung juga melengkapi suasana gamang yg tercipta. 10,20,30 menit berlalu begitu saja, dan belum ada kata2 terucap sejak pertama mereka berjanjian bertemu, hingga waktu sekarang sudah beranjak lebih dari 60menit. Awkward moment begitu terlihat diakhir2 ini, hubungan mereka mulai renggang, satu diantara mereka takut kehilangan, dan satunya lagi ingin memutuskan berpisah karena perubahan sikap dari lawan mainnya. Kim taeyeon, orang yg penyayang dan tak akan mudah untuk melepaskan kekasihnya yg saat ini menjalin kasih dengannya. Dia memang terlalu memforsir dirinya untuk menjauh dari kekasihnya untuk saat ini, entah karena apa, pikirannya memaksanya untuk melakukan itu.

“kau yang memanggilku kemari, kenapa kau hanya diam?” satu diantara mereka akhirnya meyerah untuk bertahan dari kediamannya.

“mianhe miyoung~ahh. Aku takut jika keputusanku menyakitimu, entah kenapa aku tak bisa menyembunyikan ini terlalu lama darimu, berbeda dengan aku yg sebelumnya, yg dengan mudah menyimpan sendiri apa yg aku rasakan.” Dia menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan perkataanya.

“apa kau benar2 bahagia bersamaku?” satu pertanyaan yg menyita segala konsentrasi dari gadis yg duduk disebelahnya, yg sebelumnya menatap kosong ketenangan danau yg melengkapi keindahan taman ini.

Kembali kediaman tercipta, setelah beberapa saat sebuah pertanyaan terlontar dari mulut taeyeon.

“aku tau kau meragukan cintaku taeyeon~ahh. Aku tau kau akan susah percaya pada gadis seperti diriku ini. aku terima itu, mungkin kau yg terlalu sempurna bagiku, karena kesempurnaanmu itu menyeretku dalam cinta yg susah untuk aku abaikan.” Pernyataan ini membuat taeyeon terus terdiam.

“aku tau pernyataanku tadi mungkin susah untuk kau percaya taeyeon~ahh.. arrassoo. Aku tak akan memaksamu untuk percaya. 11 bulan ini semenjak pertama kali kau menyatakan cinta padaku, adalah saat2 dimana aku benar2 merasa bahagia bersama orang sepertimu. Berbeda dengan orang2 yg pernah menjalani kasih denganku, you’re the last for me. But now I feel I can’t meke you the last for me.” Tiffany beranjak dari tempatnya, berjalan melewati taeyeon yg masih terduduk diam dan tenggelam dalam pikirannya sendiri. tetesan air mata jatuh begitu saja dari gadis yg terus berjalan menjauh, yg berharap dihentikan oleh gadis yg masih terduduk, tapi sayangnya itu tak terjadi. Ya, sangat menyakitkan, walaupun belum ada kata putus yang terucap, tapi ini begitu menyakitkan bagi kedua belah pihak.

Kediaman masih berlanjut untuk gadis yg belum beranjak dari tempatnya. Langit semakin gelap, awan hitam mulai mendominasi, hujan perlahan turun dari habitatnya. Suara deringan handphone terdengar, 1x,2x,3x. tak ada respon dari gadis itu. masih tetap terdiam.

————————————————-

Author POV

“aiggoooo. Kemana anak ini pergi? Hujan sangat deras, dan dia tak membawa mobil. Mana telfon juga tak diangkat.” jessica mengoceh, berharap taeyeon mengangkat telfonnya tapi tak ada jawaban.

“my princess.. tenang, dia bisa jaga diri. Taeng bukan anak kecil lagi. Toh dia pergi dengan tiffany kan?” yuri memeluk jessica dari belakang, menurunkan rasa kekhawatirannya pada taeyeon.

“iya yul, aku tau. Bukan hanya taeyeon yg tak menjawab, tiffany pun aku telfon juga tak mengangkatnya. Aigoooo” jessica kembali mengeluh

Pintu perlahan terbuka. Seorang gadis basah kuyup mulai Nampak, wajahnya sangat kacau, matanya membengkak.  Bruuukkkkk.. seketika itu dia terjatuh.

“yaaaa!!! Miyoung~ahhhh!” seisi rumah langsung mendekat pada gadis yg terjatuh itu. mereka segera menggotong tubuh gadis itu menuju ke kamarnya. Pakaian yang dia kenakan benar2 basah kuyup. Warga rumah hanya bisa terbengong tak tahu apa yg terjadi pada temannya itu.

“yaaa!! Taeyeonn~ahhh.. angkat telfonku!!!” jessica kembali berteriak jengkel.

“dia masih di taman, tolong jemput dia.” Suara lemah terdengar dari gadis yg terbaring ditempat tidurnya. Semua mata masih tertuju pada gadis itu. menerka-nerka apa yg terjadi diantara 2 insan yg biasanya selalu membagi cinta, namun kini terlihat begitu kacau.

Jessica segera berlari keluar dari kamar, meninggalkan teman2nya. Dengan tergesa menyambar kunci mobil diatas meja, dan menghilang dari dalam rumah.

———————————————-

Taeyeon POV

Aku terlalu perfect? Sebegitukah diriku? Aku bahkan tak bisa menerima kenyataan yg saat ini aku alami. Miyoung~ahhh,, mianhe. Bukan maksudku untuk tak mempercayaimu, aku sangat mencintaimu. Tapi entah kenapa aku merasa kau berubah, kau tak lagi hadir disaat aku membutuhkanmu, kau selalu meninggalkanku disaat aku ingin kau dekat. Aku takut kau berpaling pada yang lain. Tapi sungguh aku akan sulit jika benar hubungan ini berakhir. Aku akan benar2 sulit untuk menemui pengganti dirimu.

Kini tersisa aku dan hujan disini, aku tak bisa menahanmu pergi menjauh, entah kenapa tanganku kaku untuk menahanmu meninggalkanku tadi. Dingin. Kurasakan tubuhku mulai melemas dan menggigil. Bodohkah aku berbuat seperti ini? sengaja memintanya bertemu, tapi yang ada aku hanya diam.

“haaaaahhhhh” aku menghembuskan nafas panjang. Memeluk erat tubuhku sendiri, menguatkan tubuhku untuk tetap kuat menahan dinginnya udara.

“yaaa! Kim babo!” suara itu menyapaku, membuatku buyar akan segala pikiranku.

“sica..” kataku lirih. Ternyata aku menggigil. Benar2 dingin.

“apa yg kau lakukan disini? Cari penyakit? Yaa! Brapa umurmu?? Childish!” dia terus memberondongku dengan pernyataan2 yg sedikit membuatku tersadar atas tingkahku. Terlihat dia membuang payung yg sebelumnya dia pegang untuk melindunginya dari hujan.

“sooyeon~ahh??” dia berjalan mendekatiku, aku terus menatapnya, aku terus menatap matanya selama dia berjalan mendekat. Dan akhirnya dia sampai dihadapanku.

“apa yang terjadi dengan kalian?” tanyanya singkat. Aku kembali terdiam, belum ingin menjawab pertanyaan yg menyangkut hubunganku dengan tiffany.

“yaa! Aku membiarkanmu bersamanya untuk kau bisa bahagia. Jika bukan dia, aku benar2 akan sakit hati telah merelakanmu. Dan kau sudah berjanji denganku akan bahagia” Katanya sambil menangkupkan kedua telapak tangannya dipiku.

“mianhee. Aku tak menepati janjiku. Aku merasa terabaikan sooyeon~ahh. Bagaimana mungkin aku akan bahagia jika seperti ini?” aku meletakan kedua tanganku diatas punggung tangan jessica, menatapnya matanya dalam.

“mungkin dia yg terlalu sibuk sayang. Wake up honey! Aku benci melihatmu seperti ini. kau sangat jelek kim taeyeon. Tanpa tingkahmu yg kekanak-kanakan itu kau terlihat sangat buruk dimataku.” Jawabnya. Dia membalas tatapanku.

“apa sekarang kau bahagia?” tanyaku lirih.

“sebelum kau seperti ini aku sangat bahagia. Tapi aku tak bahagia lagi karena kau seperti ini.” jawabnya. Jessica adalah mantan kekasihku. 1 setengah tahun aku menjalin kasih dengannya. Dan dia merelakanku untuk tiffany saat itu. dia tau kalau aku dan tiffany sama2 mempunyai rasa.

Tubuhku semakin menggigil. Aku tak lagi menatap matanya, tubuhku terlalu lemah.

“taeyeon~ahh Bisakah kau berjanji tak menyakiti dirimu sendiri seperti ini? ini juga menyakitiku.” Kurasakan pelukan kuat dari Jessica. Aku ingin sekali membalas pelukannya, tapi susah untukku bergerak.

“mianhee.. jeongmalll mianhee.” Hanya itu yg mampu aku ucapkan.

“aku menyayangimu taeyeon~ahh. Aku akan selalu ada disampingmu saat kau membutuhkanku. Aku tak akan menbiarkanmu sendirian.” Dia melepaskan pelukannya, menyangga kepalaku sehingga aku bisa kembali menatapnya. Dia mendekatkan wajahnya. Jarak antara wajah kami kini hanya 1cm.

Bibir lembutnya menyentuh bibirku. Melumatnya pelan, aku tenggelam dalam ciuman ini. aku berbalik membalas ciumannya. Sudah lama aku tak merasakan kelembutan bibir jessica. mianhe sooyeon~ahh, mianhe miyoung~ahh.

Hujan semakin deras mengguyur kami berdua. Tapi pelukan dan ciuman yg masih kami nikmati terasa menghangatkan tubuhku. Aku kembali merasakan sentuhan cinta dari seorang Jung Sooyeon. Perhatiannya yang masih sangat terlihat membuatku kagum padanya.

———————————————-

Author POV

“yaa!! Apa yg kau lakukan?” sooyoung langsung menyambut taeyeon, mencengkeram kerah bajunya taeyeon. Tas yg dibawa taeyeon pun terjatuh.

“youngie~ahhh, biarkan dia tenang dulu, setelah itu kalau kau mau memarahinya silahkan.” Jessica memaksa melepas cengkraman sooyoung, dan membantu taeyeon berjalan menuju ke kamarnya.

“mianhe sooyoung~ahh..” kata taeyeon lirih sambil berlalu melewati  sooyoung.

“apa yang terjadi dengannya? Dan kenapa kau ikut basah seperti ini?” yuri mendekat pada jessica sambil membawa handuk, mengusap2 rambut jessica yg basah kuyup.

“dia tak mau pulang tadi, aku harus memaksanya dengan hujan2an, dan akhirnya aku pun juga basah kuyup.” Ucap jessica. dia tau dia tak akan jujur tentang apa yg terjadi, karena ini akan menyakiti banyak hati.

“kau tau apa yg terjadi dengan mereka?” sunny muncul dari pantry.

“bukannya aku tak mau menceritakan, tapi lebih baik biar satu diantara mereka yg mengatakannya sendiri.” Kata jessica. “aku mandi dulu.” Lanjut jessica dan pergi meninggalkan yang lainnya.

“wait for me baby. Akan kumasakan air hangat untukmu.” Celetuk yuri. Jessica membalas hanya dengan senyuman manis

——————————————

Tiffany POV
“fany~ahhh. Suhu tubuh mu panas sekali. Apa perlu ke rumah sakit?” hyoyeon yg merawatku saat ini. dia benar, aku memang paling mudah sakit, apalagi jika hujan2an seperti tadi, jelas itu akan membawa suhu tubuhku naik tinggi.

“aku,,, aku tak mau ke rumah sakit hyoyeon~ahhh..” bibirku gemetaran, badanku masih menggigil kencang. Sedikit sulit untuk bicara.

“apa kau mau bercerita sesuatu?” kata hyoyeon. Aku hanya menggeleng sebagai jawaban, aku belum mau bercerita apa2. Sebenarnya apa yg terjadi denganku? Aku sendiri tak mengerti. Apa yang harus aku ceritakan?

“arrassoo. Banyaklah istirahat fany~ahh, akan ku bangunkan saat makan malam nanti.” Kata hyoyeon, dan setelah itu dia keluar dari kamarku. Aku kembali mencoba untuk terpejam, satu menit setelahnya, dan aku kembali membuka mata. Sulit rasanya untuk kembali tertidur, padahal badanku benar2 sedang demam. Deringan dari handphoneku memaksaku untuk terduduk, mengambilnya yg tadi sempat aku letakan diatas meja disamping tempat tidurku.

From : Kim Taeyeon

Apa kau tertidur?

Aku mengetikan kata2 untuk membalas pesannya “aku tak bisa kembali tertidur. Why?”. Tak beberapa lama dia membalasnya.

From : Kim Taeyeon

Bolehkah aku ke kamarmu?

Satu balasan singkat untuk mereplay pesannya. Aku yakin kediaman akan menenggelamkan kami berdua lagi. Seperti saat tadi di taman,dia yang memanggilku untuk datang, dia juga yg perlahan mengusirku dengan kediamannya. perlahan pintu kamarku terbuka, sosok lembut yg selama ini aku cinta terlihat dari sudut pandangku saat ini.

“hi.” Satu salam singkat yg begitu canggung diucapkan. Sepertinya dia benar2 berusaha untuk sesuatu yg besar yg susah untuk dia perlihatkan. Taeyeon yg biasanya tidak sediam ini. dia konyol, dia lucu, dia cute, dan dia menggemaskan. Yg saat ini didepanku bukanlah taeyeon yg biasanya.

“mianhe miyoung~ahh.. karena aku kau jadi demam seperti ini.” dia duduk ditepi kasur, memandang lurus keluar jendela. Aku menatapnya sesaat tanpa jawaban dari mulutku. Wajahnya tampak begitu gusar. Jelas sekalai kalau dia memaksakan diri untuk bersikap seperti ini. aku tak suka ini.

Pandangannya perlahan menuju menatap mataku. Kubiarkan aku juga menatapnya, eye contact yg teman2 bilang sebagai awesome love of eye contact.

“apa aku kehilanganmu?” pertanyaan ini mengalir tenang dari mulutku. Aku mencoba kuat untuk bertahan, menahan air mataku yang hampir membanjiri mataku. Dia terlihat berpikiri, berusaha mempertahankan ekspresi tenangnya. Tapi sebagai orang terdekatnya, aku tau, dia juga tak kuat untuk menahannya.

“I’m here. Kenapa kau berbicara seperti itu?” jawabnya. Aku pun bisa mendengar sedikit suara paraunya.

“do you really my taenggo?” kini satu tembakan kembali aku luncurkan padanya. dan benar dugaanku, kediaman kembali merenggutnya. Aku tau, dia sulit untuk mengatakannya. Aku tadu dia memang sudah tak mencintaiku lagi, bahkan dia sulit untuk mempercayaiku.

“mm-mianhee miyoung~ahh. I’m not your taenggo now. Perkataanku yg tertunda tadi aku ucapkan sekarang. Kurasa aku begitu munafik, emm bukan, aku terlalu takut untuk mengatakan ini.” disatu sisi aku benci dengan gesturnya yg begitu tenang, tapi entah kenapa aku sulit menahan tubuhku untuk tidak memeluknya.
“kenapa kau lakukan ini padaku? Kau tak mencintaiku? Kenapa kau tega sekali taeyeon~ahh??” pelukanku semakin mengerat untuknya. Air mataku pun begitu deras mengalir, hingga tak sadar membasahi baju dipunggungnya

“miyoung~ahh.. I love you more than you know. But now, I cant fell my love for you again.” suaranya bergetar, aku bisa merasakan dadanya yg sesak. Dia menahan air matanya. Kubiarkan tetap memeluknya seerat mungkin, aku masih tak mau menerima mimpi burukku yg jadi kenyataan, mimpi yang paling aku takutkan, berpisah dengannya. Aku tak ingin bangun dari kenyamanan ini. benarkah kita berpisah?

“aku ingin waktu berhenti saat ini. aku ingin seperti ini selamanya. Aku tak peduli kalau kita sudah berpisah beberapa menit yg lalu. Forever you’re my beloved taenggo.” Ucapku. Aku tau dia mungkin susah mendengar kata2ku karena isakanku yang terlalu dalam.

“aku akan terus seperti ini sampai kau berhenti menangis, memelukmu seerat mungkin jika itu bisa membuatmu berhenti menangis. Aku akan tenang pergi jika kau berhenti menangis.” Pergi? Apa maksudmu dengan pergi?
“taeng?” sejenak aku melepaskan pelukanku, dan kembali menatap matanya, kali ini aku benar2 dalam, sangat dalam.

“pergi?” tanyaku lemah, kini kuberanikan tanganku kuletakan dikedua belah pipinya. Tatapanku masih lurus dan dalam menatap tepat dimatanya, ya. Mulai berair.

“aku akan melanjutkan studyku di prancis. Menggapai cita2ku sebagai seorang designer terkenal, lusa aku sudah harus berada disana untuk menemui kakak sepupuku. Dia yg merekomendasikanku untuk belajar bersamanya disana.” Degggg.. satu pukulan kencang tepat dihatiku. Tetes demi tetes kini kembali jatuh dari liang air mataku. Kembali kudekap dirinya dalam pelukanku, dan dia membalasnya tak kalah erat.

“temukanlah cinta sejatimu fany~ahh.. maaf jika selama ini aku sulit untuk percaya padamu. Kim taeyeon sangat jahat bukan? Aku yakin kau akan menemukan seseorang yg bisa membahagiakanmu. Hwang miyoung.” Suaranya masih tetap bergetar hebat. Aku tau dia sangat susah payah mengendalikannya.

“bagaimana jika cinta sejatiku itu kau?” tanyaku lirih, aku semakin menenggelamkan kepalaku ditengkuk leher mungilnya.

“itu tak mungkin fany~ahh.. aku tak akan bahagia bersamamu, kau pun juga tak akan bahagia bersamaku.” Jawabnya. Kami terus tenggelam dalam pelukan hangat yg menyakitkan. Untukku, aku tau ini hanya untukku, mencitai dengan sangat tulus, tapi orang yg kucintai, 360derajat berbeda dariku. Ya, dulu memang kau mencintaiku, tapi ternyata, kau sulit untuk percaya padaku, bukankah itu menyakitkan? Sangat menyakitkan. Semoga kau bahagia taeyeon~ahh… entah kenapa hatiku mengatakan kau lah yg paling terindah dan sulit tergantikan dalam hidupku.

———————————–

Author POV

Hari ini adalah hari dimana gadis ini harus berangkat meninggalkan tanah kelahirannya untuk mengejar cita2nya. Bandara begitu padat dengan orang2 yg berlalu lalang entah menunggu atau kembali dari perjalanan diatas langit.

“taeyeon~ahh.. kau harus kembali kemari setelah kau benar2 menjadi besar disana. Aku akan selalu merindukanmu. Chiki. Kau cinta pertamaku, jadi jangan sampai kau tak kembali kepelukanku.” Jessica, menghamipiri taeyeon yg berdiri tak jauh dari pintu keberangkatan.
“yaa!! Kau masih saja seperti itu. kau dan yuri adalah pasangan termanis yg pernah kulihat. Aku akan kembali kepelukanmu saat aku berhasil disana. Aku akan selalu mengingatmu.” Taeyeon menepuk pundak jessica lembut.

“cium aku.” Satu permintaan jessica yg membuat taeyeon menaikan satu alisnya. Bingung.
“aku tak ingin menyakiti yuri. Dia-“ belum selesai taeyeon berbicara jessica memotongnya.

“ya! Babo!! Aku memintamu menciumku bukan sebagai kekasih. Cium aku sebagai seorang yg terdekat olehmu dan sebagai mantan kekasihmu.” Perlahan taeyeon mengecup lembut pucuk kening jessica dengan manisnya, memeluknya dengan erat.

“kiddooo!!! Kau belum pernah merasakan hantaman genggaman tanganku?? Beraninya mencium kekasihku didepan mataku.” Yuri mendekat bersama teman2 yang lain.

“mianhe yuri~ahhh.. apa kau tak menginginkan ciumanku? Kau akan merindikanku bukan?” taeyeon menyengir jahil.
“hahahaha. Aku hanya bercanda. Take care and dot forget us.” Kata yuri.

“we are family, right?” dibelakangnya sooyoung menyambung.
“taeyeon~ahh,, kau bagian dari kami. 9 angels. Jangan lupakan itu.” hyoyeon ikut serta.

“unnie, you’re my best unnie!” ungkap yoona. Dan satu gadis gugup yg menatap intents dimata taeyeon.

“jaga diri baik2. Aku akan merindukanmu.” Gadis itu pun angkat bicara.
“fany~ahh.. aku juga akan merindukanmu. Kau juga jaga diri baik2.” Taeyeon perlahan membelai dan mengusap pipi tiffany lembut.

“neee… aku harus segera berangkat. Aku akan kembali, aku janji akan kembali dan menemukan kedelapannya sudah menjadi orang hebat. Salamkan pamitku pada sunny dan seohyun. I will miss you.” Lambaian tangan darinya harus memutus sementara pertemuan mereka. Dan mungkin akan memutus selamanya hubungan antara taeyeon dan tiffany.

——————————————–

Tiffany POV

Apapun yang kau katakan,

bagaimanapun kau menolaknya,

cinta akan tetap berada di sana, menunggumu mengakui keberadaannya.

Aku tetap akan mencintainya.

dia memang melepasku,

tapi sulit bagiku untuk harus bisa melepaskannya juga.

Cinta hanya membutuhkan seperenam detik untuk terjadi,

namun butuh ribuan tahun untuk dapat melupakannya

dan itu pun jika ada yang beruntung.

Pada awalnya, semua itu adalah tentang senyuman,

hadiah romantis juga indah, kebahagiaan, dan sukacita.

Kemudian, saat cinta itumenghilang,

yang tersisa adalah kesepian yang mengerikan dan sakitnya tak tertahankan.

Ketika cinta menjauh pergi,

ia akan meninggalkan mimpi buruk yang mengganggu yang tidak akan berakhir bahkan setelah terjaga…

sampai kemudian,

ia pun akan menjadi bagian yang utuh dalam kehidupan ku.

Aku bisa saja mencari pengganti,

tapi apakah aku bisa mencitainya secara tulus sama seperti saat aku mencintaimu?

Apa aku bisa berjuang mempertahankan kehidupan cintaku,

setelah kau hancurkan dengan rapi puing2 hatiku yg kupersembahkan untukmu?

————————————-

“Sudah hampir 2 tahun lebih setelah kau berada jauh dariku. Apa kau sudah menemukan yg baru? Aku yakin iya. Kau sangat menawan bukan? Aku yakin kau dengan mudah mendapatkan seorang pencari cinta yg membutuhkan seorang putri sepertimu. Hhhaaahhh! Kurasa aku kembali merindukanmu. Aku merasa bersalah pada kekasihku saat ini. Aku ingin mencintainya, tapi kenapa aku selalu merindukanmu? Tapi aku benar2 mencintainya. Aku ingin bercerita panjang lebar padamu, tentang rencana pertunanganku dengannya. Aku yakin kau bahagia disana my TaeTae. Jaga dirimu baik2.” Sebercik tulisan yang selalu kutulis dibuku diaryku yang akhir2 ini menemaniku. Entah kenapa sudah beratus-ratus lebih halaman disini hanya tertulis tentang dirimu. Bahkan aku sudah menyimpan buku diaryku yang lama yg juga sudah penuh dengan tulisanku untukmu.

“fany~ahhh.. cepat sedikit. Klienku sudah menunggu.” Teriak yuri dari lantai bawah. Kehidupan baru kami. Aku, jessica dan yuri berada dalam satu rumah. Yuri meneruskan perusahaan ayahnya di seoul. Dan ternyata kami begitu beruntung. Delapan sahabat bekerja didalam satu kantor, dan aku tak habis pikir kami semua bisa menjabat sebagai director diperusahaan itu.
“iyaaaa.. aku turunnn..” aku berlari tergesa. Dan menghampiri yuri yg sudah ada didalam mobil.

“dimana jessie?” tanyaku. Yuri terfokus pada jalanan yg lumayan lenggang dipagi hari ini.
“yaa! Apa harus setegang itu caramu berkendara? Jelek sekali wajahmu.” Kurapikan helai demi helai rambut yg berantakan dibagian atas telinganya.

“ahhh.. emmm.. jessica berangkat lebih awal, dia harus berangkat ke jeju untuk tugasnya disana. Tadi pagi aku mengantarnya kebandara.” Ucapnya. Aku hanya menganggukan kepalaku sebagai jawaban.

“apa kau hari ini kosong?” lanjutnya.
“emmhh, aku jarang jobless yuri~ahh.. selalu penuh, dan aku sama sekali lupa akan khun oppa jika begini caranya.” Omelku. Yuri tertawa renyah. Dia beruntung karena jessica berada didekatnya, secara kami semua adalah partner kerja.

Setelah sampai, aku segera masuk dalam ruanganku, membuka handphoneku yg berdering saat perjalanan menuju ruanganku. Ternyata khun oppa menelfonku. Langsung aku tekan speed dial nomor 4.

“miyoung~ahhh.. kau lama sekali mengangkatnya.” Ucap sebal dari khun oppa.

“oppa. Kau cerewet sekali. Waee oppaa?? Tumben sekali kau pagi2 sudah menelfonku. Biasanya kau masih tertidur.”

“yaa! Aku juga punya pekerjaan. Kau sudah minta berbicara dengan yuri kalau mau mengambil cuti untuk acara pertunangan kita nanti di paris?” ahhhh.. aku sampai lupa membicarakan hal ini pada yuri.

“ahhh.. yuri sedang banyak klien oppa. Rencana akan berangkat kapan?”

“yaa! Kau ini cantik2 tapi pelupa. 3hari lagi kita brangkat honeyyy..”

“omoo.. oke oppaa.. hari ini aku akan bicara dengan yuri. Oppa, aku harus menerima klienku, akan kuhubungi lagi nanti saat makan siang.” Sekretarisku memberi tanda kalau ada orang yg ingin bertemu, jelas itu klienku yg sudah berjanji untuk bertemu.

———————————–

Author POV
“yuri~ahh,, 3 hari lagi aku akan berangkat ke paris, untuk acara pertunanganku dengan khun oppa. Jadi aku harus meninggalkan pekerjaanku. Kurasa 1 bulan aku akan berada disana.” Kata tiffany, menatap rekannya yg berada didepannya.

“emmh…” yuri belum menjawab. Dia masih sibuk menghabiskan makanan dalam mulutnya.

“yaaa! Kau tak mengundang kami?” celetuk sooyoung.

“aku berniat mengundang kalian. Tapi apakah kalian ada waktu???”

“oke miyoung~ahhh,, 3 hari mendatang kan? Arraseoooo. Kita akan kesana bersama2.” Sambung yuri setelah sekian lama menyelesaikan kunyahan demi kunyahan. Semua mata kini tertuju pada dirinya. Yuri memang memegang kendali besar diperusahaan ini, secara perusahaan ini adalah milik ayahnya.

“lalu? Siapa yg akan mengurus semuanya? Ayahmu?” sahut tiffany.

“yaa! Apa kalian tak mempunyai sekretaris? Paling juga kita disana selama satu sampai dua munggu. So? Ada masalah?” gestur dan cara bicara yuri begitu santai.

“daebaaakkk unnie! Rasanya ingin kulumat bibirmu itu..” celetuk yoona, dan langsung mendapat lemparan tissue dari yuri.

“fany~ahhh,, bagaimana dengan taeyeon? Apa kau tak mau memberitaunya?” sunny yg sedari tadi terdiam, akhirnya buka suara. Kini semua hanya terdiam menanggapi pertanyaan sunny.

Wajar jika mereka hanya diam, sudah hampir 3 tahun taeyeon meniti karir diluar negri, sampai sekarang belum ada kabar darinya.

“aku merindukan taeyeon unnie. Sudah seperti apa dia sekarang? Apakah sudah lebih tinggi dari aku?” celetuk seohyun.

“huuaahhh!! Gadis pendek itu benar2 menjengkelkan, dia bilang dia akan kembali secepatnya, dan akan selalu memberi kabar. Nyatanya sampai sekarang dia juga belum kembali, bahkan tak ada kabar sedikitpun darinya.” Omel hyoyeon.

“mungkin dia memang benar2 sedang sibuk.” Jawab tiffany singkat.

Suasana canggung mulai terasa, terutama untuk tiffany. Dia tau kalau luka lama yg sudah lumayan mengering kini terpaksa harus terbuka lagi. Terlebih karena sebentar lagi dia akan melaksanakan tunangan dengan kekasihnya yang sekarang, Nickhun.

—————————————

Author POV

Hari yg ditunggu-tunggu pun tiba, tiffany dan nickhun yang akan melaksanakan pertunangan mereka. Teman2nya pun ikut dalam rombongan.

“aku benar2 tak sabar merasakan udara paris. Aku ingin berlibur bersama bunnyku” celetuk sooyoung sambil memainkan pipi sunny yang ada disebelahnya.

“yaa! Choi sooyoung, nicky tidur, bisakah kau pelankan suaramu! Berisik sekali!” omel hyoyeon yang berada dibelakangnya.

“tak tau kah kau sekarang kita sudah dimana?? Makanya, kalau tau nicky tidur, liat pemandangan, jangan hanya memandangi wajah tidur baby nicolemu itu. Kita sebentar lagi sudah hampir sampai airport. Babo!” sooyoung membalas omelan hyoyeon.

Setelah menempuh 10 jam perjalanan udara, sampailah mereka di Charles de Gaulle International Airport.

“huaaaaa… ternyata dingin sekali.” Teriak yuri saat merasakan udara yang berhembus diluar airport.

“yuri~ahhh,, jika kau masih seperti itu, aku akan menolak gandengan tanganmu.” Ancam jessica, sambil mengecurutkan bibirnya.

“dasar kampungan” tambah sooyoung.
“mworagooo??! Ucapkan sekali lagi!” yuri berbalik badan dan menatap tajam pada temannya itu.
“yaa! Kalian berdua. Kalau kalian masih seperti ini, akan kupulangkan kau ke korea.” Tiffany turun tangan, dan membuat keduanya memasang wajah melas.

“setelah ini kita langsung menuju ke hotel. Akan kuceritakan sedikit, hotel ini adalah kepunyakan orang korea. Dia designer terkenal disini, dan aku sudah menyewa tempat untuk kita menginap dan yg pasti tempat untuk pelaksanaan pertunangan. Karena dia juga designer, dia juga sudah mempersiapkan design gaun yang akan kau gunakan.” Nickhun menceritakannya panjang lebar.

“permisi, apakah anda tuan nickhun dan rombongan?” percakapan mereka terhenti dengan seorang laki2 berjas rapi, dan berbahasa korea.
“ahh nee.. apakah anda pegawai ms. Kim?”

“ya. Saya bawahan dari ms. Kim. Beliau menyuruh saya untuk menjemput anda di airport.” Ucap sang laki2 itu.

“ne. kamsahamnida.” Segera mereka bergegas memasuki minibus yang sudah dipersiapkan dari pihak hotel.

—————————————-

Tiffany POV
15 menit kami menempuh perjalanan dari airport menuju ke hotel. Kesan pertama melihat hotel ini adalah. AWESOME. Sangat megah. Dan pasti sangat bangga, ada orang korea yg bisa mendirikan hotel semegah ini di negara lain. Aku masih melihat sekitar.

“oppaaa. Halamannya luas sekali. Bagaimana dengan dalamnya? Dari mana kau menemukan tempat seperti ini oppa?” tanyaku beruntun dengan muka yg masih terkagum-kagum. Kurasa bukan hanya aku, teman2ku pun juga begitu, bahkan mereka sekarang sedang berfoto2 ria di depan air mancur ditengah halaman hotel yang luas ini.

“hahaha. Jujur aku juga belum pernah melihat hotel ini. Aku mendapat saran dari rekan kerjaku yang sebelumnya pernah melaksanakan pertemuan besar perusahaan di tempat ini. Mewah sekali bukan?” jawab nickhun oppa. Aku hanya mengangguk. Masih terpesona dengan tempat ini.

“silahkan tuan, ms. Kim sudah menunggu anda di ruangannya.” Sambut laki2 yang tadi mengantar kami.

“aku akan menemuinya dulu, kau dan yang lainnya akan dihantar oleh mereka menuju ruangan meeting untuk membicarakan pertunangan kita nanti.” Sekilas khun oppa mencium keningku dan berjalan pergi.

“mari kami hantar.” Kata pelayan2 dengan ramah. Benar2 berasa menjadi seorang putri disini. Khun oppa daebaaakkkk!!!

Dan akhirnya aku bisa menyaksikan suasana dalam hotel, ini benar2 luar biasa. Di luar dugaanku. Benar2 seperti istana jaman modern, emm.. istana jaman modern seperti apa saja aku juga tak tau pasti. Ya yang pasti sangat indahhh.

“silahkan masuk.”

“apa ini benar2 ruangan untuk meeting??” celetuk sooyoung. Disisi lain aku setuju dengan sooyoung, ini tak bisa disebut sebagai ruang meeting. Ini lebih tepat disebut aula raksasa dengan taman kecil disetiap sudut ruangan.

Sang pelayan hanya mengangguk dan tersenyum ramah.

“yaa! Ini benar2 gila. Dari mana nickhun oppa mendapatkan tempat seindah ini miyoung~ahh??” sambung jessica.
“dia bilang, dia mendapat saran dari rekan kerjanya. Aku sendiri juga hanya bisa mengatakan WOW.” Jawabku.

“yakk! My princess dan teman2, ini dia sang pemilik hotel.” Seketika aku menengok kearah khun oppa yang berada di depan pintu ruangan. Tak sabar ingin menyapa orang korea yang benar2 berhasil ini.

“annyeonghaseoo. Kim Taeyeon imnida.” Degg… jantungku seketika berpacu sangat cepat, mataku terbelalak. Kim Taeyeon? TaeTae? Taeyeonie?

“taeyeon~ahhh.” Serentak teman2ku berteriak tak percaya.

Gadis ini? Kim Taeyeon. Aku menatapnya intens dari ujung kaki hingga kepala. Dia benar2 taeyeon. Apa aku bermimpi?? Apa ini benar2 terjadi?
“hello teman2. Aku tak menyangka bertemu kalian disini. Mianhe aku belum bisa menepati janjiku untuk kembali ke Seoul.” Ucapnya sambil memberikan bow.

—————————-

Author POV

Reunion. Mereka semua termasuk taeyeon tak percaya jika akan bertemu ditempat ini. Betapa rindunya mereka berdelapan pada taeyeon dan juga sebaliknya. Jessica berlari seketika dan langsung memeluk taeyeon.
“yaa!! Kau!! Apa kau benar2 My Beloved Chiki?” ucap jessica dalam isaknya. Mereka terharu. Ya. Yang pasti karena rasa rindu mereka, juga rasa bangga pada sahabatnya yang sudah benar2 menjadi besar.

“nee.. i’m your beloved chiki. Do you miss me??” jawab taeyeon santai.

“kau! Haaahh! Kalau saja aku tak mencintai yuri, rasanya aku ingin kembali mencintaimu!” jessica semakin mengeratkan pelukannya.

“hahaha. Aku tak akan menolakmu jika kau benar2 mencintaiku lagi. Honey” taeyeon mencium pucuk kening jessica.

“taeyeon~ahhh.. kau benar taeyeon gadis kecil ingusan yang 3tahun lalu pergi dari korea?” hyoyeon menatap tak percaya.

“yaa! Apa maksudmu dengan gadis kecil ingusan? Aiggoo hyonie~ahh.” Jawab taeyeon masih merengkuh jessica yg berada dipelukannya.

“aaaaaaa… kidddoooo!!!” yuri dan sooyoung serentak berlari dan menubruk taeyeon dan jessica.

“yaa! Kau berat yuri~ahhh! Minggiirrr!! Aku tak bisa bernafas! Apa kau juga mau membunuh kekasihmu!?” taeyeon berusaha mengelak pelukan mereka berdua.

Suasana gembira menerangi mereka. Satu diantara mereka merasa begitu canggung. Bagaimana tidak, pertemuan kembali yg sangat tak terduga, dan tak tepat waktunya. Apakah ini yang dinamakan takdir??

“mereka begitu senang. Apa kau tak mau ikut bersama mereka honey?” ucap nickhun, memberikan backhug untuk tiffany

“ahhh.. oppa.” Hanya itu yang terucap darinya.

“lama tak jumpa miyoung~ahhh..” dan akhirnya taeyeon memulai terlebih dahulu.
reaksi yang sama seperti sebelumnya. Awkward.

“ahhh.. ne taeyeon~ahh..” hanya itu yg terucap. Singkat, dan yang pasti dengan begini akan menyakiti kedua belah pihak.

Setelah beberapa saat selang pertemuan, mereka semua berkumpul dalam satu meja, membicarakan banyak hal. Yg terutama adalah tentang pertunangan tiffany dan nickhun.

—————————-

Taeyeon POV

Sudah terjadi. Aku yang melepas, dan aku yang menderita. Bodoh bukan? Merasa tidak rela karena dia akan melangsungkan pertunangan. Baru pertunangan, belum pernikahan. Dan ini benar2 membuatku menahan segalanya. 2 jam sudah kami menghabiskan waktu bercakap-cakap. Yg jelas tentang rencana pertunangan tiffany dan nickhun~ssi. Semenjak pertama kali tau kalau ternyata tunangan nickhun~sii adalah tiffany, betapa robohnya semua yg ada dalam diriku. Mungkin ini karma untukku, melepaskan seseorang, dan dilepaskan seseorang. Impas.

“taeyeon~ahh.. mau bercerita?” ucap jessica lirih. Aku tau maksudnya. Ya, memang hanya dia yg mudah mengerti aku. Sekali lagi aku harus mengeluarkan pemikiranku untuknya.. aku mengangguk perlahan, sebagai jawaban setuju.

“emmm.. aku permisi ke toilet sebentar.” Jessica memberi alasan. Aku melihat dia mengedipkan sebelah mata kepada yuri. Kurasa aku tau maksud anak ini.

“mau kemana kita?” tanyaku lirih.

“yaa! Kau yang punya hotel ini. Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. My chiki so cute.” Dia mencubit pipi kiriku.

“arraaa.. kita ke taman belakang saja. Sepertinya cuacanya mendukung. Tempat favoriteku di hotel ini memang ada di taman belakang. Aku sering sekali berdiam diri berjam-jam disana dari sore hingga malam tiba.

“kau tau, taman ini indah sekali taeyeon~ahh.. dari mana kau dapatkan design-design tempat seperti ini?” ungkap jessica. Sebenarnya kalau menurut diriku sendiri, taman belakang ini memang aku rancang lebih sederhana dari pada taman depan. Karena hotelku ini berada persis didepan lautan, jadi kurasa cocok jika hanya dengan tempat duduk santai, gazebo dan meja2 kecil ditemani pemandangan laut yang indah.

“kalau dibandingkan dengan taman depan, aku memang lebih memilih taman belakang. Suasana disini lebih clasic. “ aku mengulas senyuman.

“hmmm.. bagaimana dengan kehidupan cintamu?” jessica mulai masuk dalam pointnya. Huh! Benar2 tak berubah, menyeret lawan bicaranya kedalam mood yg baik, setelah itu pointnya memakan hati.

Aku berpikir sejenak sebelum menceritakannya. “emm.. kurasa aku tak seberuntung dirinya. Dia begitu bahagia bukan?” jawabku.

Jessica mengangguk “kau bodoh taeyeon~ahh.”
“ya, memang aku sangat bodoh. Kurasa memang aku belum layak untuk mendapatkan sebuah kebahagian dalam cinta. Aku sudah berhasil dengan karirku. But not for of love. Mianhe.”

“seperti inikah nasib chiki ku? Kau membuatku sedih. Kupukir kau sudah mempunyai anak disini. Ternyatan mengenaskan sekali.” Jessica menundukan kepalanya. Aku tau dia juga ikut terpukul akan kisahku ini. Dia juga bagian dari diriku.

“seandainya saja sejak awal kau tak melepaskanku. Aku pasti bahagia. Hahaha.. aku hanya bercanda.” Aku tak akan kembali bersama jessica itu yang pasti. Karena aku juga menyayangi yuri sebagai sahabatku, walaupun dia yang meminta kembali.

“kau membuatku menangis. Dasar nakal!” jessica memelukku erat, aku merasa kembali saat dulu kami masih bersama. Merasakan pelukan hangatnya, merasakan aroma tubuhnya. Cukup indah dimataku. Tapi tak jujur ini tak seindah hubunganku dengan tiffany. Gelap mata aku memutuskan hubungan dengannya, dan sekalang aku benar2 menyseal. Sangat tersiksa dengan keputusanku.

“kenapa kau harus menangis? Aku bukan milikmu lagi. Ini juga membuatku merasa sedih sooyeon~ahh.” Aku membalas pelukannya, tak kalah erat. Aku tak mau munafik, saat ini aku memang sedang membutuhkan ini.

“aku sangat menyayangimu,, lebih dari seorang sahabat. Dan kau tau itu. Jika kau seperti ini, apakah kau yakin aku tak akan menangis?” jessica menepuk pelan dadaku.

“jadi, kau harus bahagia. Anggap saja aku hanya sekedar mantan kekasihmu. Masalalumu yang tak pernah kau ingat2 lagi.” Ungkapku. Aku tau ini percuma untuknya, aku yakin dan aku tau jawaban apa yang akan dia katakan.

“kau pikir aku bisa seperti itu? Babo!” bingo! Tebakanku tak meleset. Jessica menatapku dalam dengan air mata yg sudah membendung.

“aku kuat sooyeon~ahh.. aku bukan taeyeon yang lemah. Kau lihat hasil kerjaku bukan? Aku akan membiarkannya bahagia. Karena aku tau, dia juga tak mungkin bahagia jika bersamaku. Saatnya kembali sooyeon~ahh,, mereka pasti menunggu kita.” Ajakku, melepaskan pelan pelukan darinya.

“aku ingin menciummu. Bolehkah?” aigggooo… anakk ini benar2 membuatku gila.

Satu gerakan cepat membuatku mati kutu. Lumatan lembut darinya, benar2 membuatku tak bergeming. Aku berusaha menahan untuk tak membalas ciumannya, tapi entah kenapa fungsi motorikku tetap memaksaku untuk melakukannya. Perlahan aku ikut membalas ciuamannya. Beberapa menit kami menikmati ciuman sederhana, emm.. menurutku lebih tepatnya lumatan sederhana. Dan setelah tatap kami bertemu. Masih sama. Matanya memang masih indah.

Dan kami memutuskan untuk kembali bergabung bersama teman-teman yang lainnya untuk melanjutkan perbicangan.

——————————————–

Tiffany POV

“yaaaa!!! Taeyeon~ahh,, kau benar2 hebat. Aku masih tak percaya kalau kau bisa sehebat ini sekarang.” Perbincangan kembali berlanjut setelah makan malam. Teman2 yang lain memaksa taeyeon untuk tidak kembali ke kantornya. Dan jelas dia akan menerimanya. Kurasa dia juga merindukan teman2. Aku hanya terduduk diam di atas sofa, sambil melihat photobook tentang hotel ini.

“ohh iyaa… aku hampir lupa. Miyoung~ahhh.. chukaeee. Ternyata kau mendahuluiku. Hahaha..” kenapa dia begitu tenang? Apa dia sedang beracting? Atau memang dia sudah memiliki calon? Aiiggoooo… taeyeon~ahh, aku saat ini sedang dilema, kenapa kau begitu setenang ini???
aku menarik nafas dalam sebelum berkata “gomawooo taeyeon~ahh..” canggung, sangat canggung! Really driving me crazy.

Suasana semakin ramai, dengan datangnya wine dari pelayan. 3 botol. Apa mereka ingin gila?? Aku menolak ajakan mereka untuk minum, karena besok mungkin ada acara dengan khun oppa. Aku masih terus membolak-balik photobook ini sambil sesekali mencari chanel TV yang bisa menghilangkan penatku.

Semua teman2ku sudah terkapar, tersisa aku seorang diri. Kulangkahkan kakiku perlahan menuju balkon kamar. Udara malam hari di paris sangat berbeda dengan korea. Disini lebih dingin. Kubiarkan angin yang berlalu-lalang menyambar dan meniup2 kulitku. Kupejamkan mataku, menurunkan penatku. Kurasa aku mampu dengan ini.

“kukira kau sudah benar2 terlelap tadi.”

“ahh.. anni,, aku tadi memang terlelap, tapi tak sepenuhnya tertidur. Kupikir kau ikut teler bersama mereka.” Aku menghindari tatapannya, kupalingkan tatapanku kearah pemandangan luar ruangan.

“bolehkah aku jujur?” ucapnya. Dia kini sudah berada tepat disampingku.mengikutiku menatap pemandangan.

Aku mulai bereani menatap wajahnya. Tak banyak perubahan dari wajahnya, hanya saja dia semakin cute. Mungkin benar apa yang dulu pernah dia katakan, kalau wajahnya semakin tua akan semakin cute.

“aku menyesal dengan apa yang aku lakukan terhadapmu. Tapi aku sadar, kalau aku sudah tak ada hak lagi atas kehidupanmu dan kebahagiaanmu. Kurasa memang benar, hanya kau kebahagiaanku. Haaahhh! Aku harus kembali ke kantor miyoung~ahh.. kurasa aku besok tak bisa menghadiri acara pertunanganmu. Aku sudah menyiapkan segalanya. Apapun. Mianhe. Aku menjadi pengecut seperti ini.” Taeyeon memelukku dari belakang. “mungkin ini akan menjadi pelukan terakhirku untuk mu. Annyeoong” setelah melepaskan pelukan dia bergegas pergi meninggalkanku.

Kenapa baru sekarang kau merasa menyesal taeyeon~ahh?? Kenapa baru sekarang!!!! I still have love for you.

“i still have. I still love you taeyeon~ahh.” Ucapku lirih untuk dirinya dan diriku sendiri.

Neoreul saranghae

Kkeut do eobtneun gidarim irado, gwaenchanha

Niga nareul dashi chajeul ttaemyeon, eonjena

Neoreul hyanghae useo julsu itneunde, Oh….

Suara deringan Hpku berbunyi dan menghamburkan segala lamunanku.

“neee oppaaa.. kau belum tidur??”

“harusnya aku yang bertanya seperti itu miyoung~ahhh.. kau harus tidur, besok acara besar kita.”

“ne oppaa.. ini aku juga akan pergi tidur. Kau juga tidur oppa.”

“arraaaa miyoung~ahh.. good night honey. Luv you.”
“nn..nneee oppaa.. Luv you too.” Aku menungu hingga suara disana menghilang. Kini suasana hatiku benar2 tak enak. Kenapa dipikiranku saat ini khun oppa belum hadir?? Kenapa dia yang harus hadir menghajar pikiranku??? Taeyeon~ahhhh.. aku ingin berteriak, meneriakan namamu, tapi sayang itu hanya bisa terjadi dalam hatiku sendiri.

——————————————

Taeyeon POV
hari ini. Ya.. hari ini adalah hari kebahagiaannya dan akhir dari kebahagiaanku. No problem, i can accept this. Miyoung~ahh.

Pemandangan pagi indah. Bunga matahari didepan jendela rumahku mekar dengan indahnya. It’s starting now.

“TaeTae.” Satu panggilan lembut dan parau memaksaku untuk memalingkan pemandanganku dari sang bunga matahari.

Deeeggg……. pemandangan ini lebih indah dari sang bunga matahari. Lebih bersinar. Apakah aku bermimpi?? Apa ini hanya fantasi dan fatamorgana yang tercipta karena aku sangat mengharapkan dirinya?

 

“Miyoung~ahh.. kau mencintainya bukan??” nickhun memberikan sebuah buku. Buku yang sangat tiffany jaga. Buku dimana semua tulisan tentang taeyeon tertulis disana.

“ahh oppaa. Kenapa bisa ada di oppa??” tiffany merasa sangat kacau saat ini. Selain memikirkan tentang taeyeon, dia juga harus memikirkan tentang jalan cintanya bersama nickhun.

“mungkin terjatuh di kamarku saat kau mau mengambil tasmu miyoung~ahh..” nickhun menarik nafas panjang sebelum dia melanjutkan bicaranya.

“semalam aku berniat mengembalikan buku itu. Tapi saat aku berniat keluar balkon. Aku mendengar semua. Mendengar semua curahan hati taeyeon padamu. Oleh karena itu aku terpaksa membaca apa isi buku ini. Kau selalu membawanya kemana-mana. Hampir tak pernah kau tinggalkan bukan? Aku juga merasa ada yg hilang darimu. 2 tahun sudah kita menjalin hubungan, aku merasa kita belum perfect, bahkan jauh dari perfect. Dan ternyata dia yang kau harapkan.”

“kau mendengarnya oppa?”

“semuanya. Aku mendengar kau mengatakan kalau kau masih mencintainya. Kau serius mencintainya?”

“anniioo oppa. Aku sudah milikmu sekarang. Kita akan melangsungkan pertunangan bukan? Aku ingin bahagia bersamamu.”
“kau akan lebih bahagia jika bersamanya bukan?? Dari buku itu aku bisa tau kalau kau sangat mencintainya. Bahkan tak ada tulisan yang kau tujukan untukku dibuku diarymu itu. Kalau kau benar2 mencintainya, gapailah. Aku tau kau juga tak bisa hidup tanpanya. It’s true right?”
“tapi oppa.. bagaimana-“
“jangan pikirkan aku miyoung~ahh.. aku memang sempat marah karena ini, tapi ini aku lakukan demi orang yang benar2 aku cintai. Aku benar2 akan merasa bahagia jika kau bahagia juga. Goo!!”

 

Taeyeon POV

“kenapa kau disini? Bukannya harusnya kau dan nickhun oppa-“ belumm sempat aku menyelesaikan kata2ku, dia berlari kearah dan merengkuh tubuhku dalam pelukannya.

“kenapa baru sekarang kau menyesal? Aku menunggumu. Aku selalu menunggu, aku yakin bahkan sangat yakin jika kau akan kembali padaku.” Tangisannya meledak. Aku tau ini semua salahku. Mianhe miyoung~ahh.. kau harus mengalami hal seperti ini. Mianhe khunie oppa.

“i’m so sorry. But, i have anythink else to say about that. I’m so speechles. But i still love you. Before, and forever.” Ucapku lirih.

Mata kami bertemu, best of eye contact yang selalu kami banggakan. Saling mengikatkan janji selamanya di tempat ini, untuk selalu mencintai satu sama lain. Hujan badai dalam hatiku sudah berlalu, pelangi indah kini menghiasi kehidupanku yang sebelumnya belum sepenuhnya berwarna.

-END-

yeeyyyyy!!! setelah sekian lama menghilang dari peradaban, saya kembali muncul ^^ mempersembah FF one shoot terbaru saya. ndak panjang2 deh, cuman ngasih saran aja, bacanya sambil ndengerin lagu mereka yakkk u,u annyeeoonngg.. trima kasih buat kunjungan dan masukannya 🙂

[Chap 7] Back To Reach Your Love

page

 

Author POV

Malam ini benar2 membahagiakan untuk orang2 yg berada diruangan. Kembalinya taeyeon membuat semua kawannya bersorak gembira, memeluknya, mencium2nya serasa bertahun2 mereka tak bertemu dengannya. Satu perkara setelahnya datang tiba2 bersamaan dengan sadarnya taeyeon dari kondisi kritisnya.

“taeyeon~ahh..” gadis ini mendekat kearah taeyeon yg sebelumnya berada jauh dari ranjang taeyeon. Tiffany menatapnya lekat. Tapi balasanyya hanya dengan tatapan kaku dan bingung dari pihak taeyeon. Jelas sekali jika tiffany juga merasa sangat senang karena kembalinya taeyeon. Dia berjanji akan meminta maaf atas apa yg selama ini terjadi, dan memintanya kembali, walaupun belum tentu taeyeon akan menerimanya, lagi. Teman2nya menatap kearah tiffany, masih bingung dengan tingkahnya tiba2 yg mendatangi taeyeon, terkecuali yuri dan jessica yg memang sudah tau menau tentang hal apa yg sebenarnya terjadi. Seulas senyum mereka dibibir tiffany, eyesmile yg indah kembali Nampak untuk gadis dihadapannya. Tapi disisi lain hanya menimbulkan kebingungan yg mendalam. Masker yg menutupi sekitar mulut taeyeon menyebabkan dia tak bisa berucap, dan lagi karena kesadaranya yg juga baru beberapa menit pulih.

Dokter dan suster yg menangani taeyeon, mulai memeriksa keadaan taeyeon. Kembali kedelapan temannya harus menunggu diluar.

“taeyeon daaeeebbaakkk!” seru sooyoung dengan bangganya. Kesenangan mereka benar2 tak bisa disembunyikan, karena gadis itu benar2 berharga bagi mereka. Nine Is One. Itu semboyan mereka bersembilan. Layaknya girl group.

Beberapa menit berselang. Dokter keluar dengan seulas senyuman bangga.

“hebat. Kondisinya naik sangat drastis. Benar2 gadis yg sangat kuat. Baru kali ini saya menangani pasien seExtream dia. Koma yg cukup panjang dan 2X hampir kehilangan nyawa, bukan kah itu sangat hebat? Hahaha. Saya merasa sangat bangga memiliki pasien sehebat dia. Kalian boleh kembali masuk kedalam.” Mereka tertawa bersama dokter itu, sambil menjabat tangannya. Berterima kasih karena selama ini juga ikut khawatir atas keadaan taeyeon.

———————————-

Tiffany POV
hatiku merasa berbunga-bunga bisa kembali melihatnya hidup. Aku akan mengungkapkan permintaan maafku juga mengungkapkan segala perasaanku setelah dia benar2 bisa kembali terlihat ceria, kembali tersenyum, tertawa dan melakukan hal2 konyol lagi. Aku akan menunggunya jika dia belum bisa menerimaku atau memaafku, tapi aku benar2 yakin dia akan memaafkanku walau belum bisa menerimaku kembali. Taeyeon bukanlah gadis yg buruk dalam memaafkan apalagi jika aku yg meminta maaf. Aku yakin itu.

“ya! Apa kau sudah benar2 sadar?” sooyoung dengan cepat mendekat kearah taeyeon dan dibalas dengan mehindari wajahnya yg sangat dekat dengan wajah taeyeon. Jelas dia belum bisa bicara dengan bebas karena masker oxy yg masih melekat disekitar mulut hingga menutupi hidungnya. Terlihat jelas kalau dia benar2 tak nyaman dengan itu. wajah tenangnya membuatku semakin ingin mencium pipinya. Bukan wajah tenang yg selama ini membuatku muak. Itu wajah tenang yg membuatku sangat gemas.

“apa ini membuatmu tak nyaman? aku bisa membantumu untuk melepaskannya.” Dengan refleks cepat jessica mengambil alih perhatian taeyeon. Taeyeon mengangguk sebagai jawabannya. Sudah kuduga sebelumnya kalau dia benar2 merasa tak nyaman dengan itu. dengan perlahan jessica membantunya melepas masker itu. kini taeyeon benar2 nampak seperi boneka. Wajah polosnya terlihat jelas, walaupun masih belum juga bersinar seperti biasanya bak mentari di pagi hari, tapi ini sungguh membuatku kembali teristimewa mengaguminya.
“kamsahee sooyeon~ahh. Wae? Kenapa aku bisa disini? Ada apa denganku? Kenapa banyak sekali kabel berserakan disekujur tubuhku?” tanyanya beruntun. Ini sedikit kelawatan bagi orang yg baru saja bangkit dari koma. Keadaannya dengan cepat naik membaik.

“kau benar tak mengingat apa2 taeng?” jessica balik bertanya, sesekali mengusap peluh wajah taeyeon. Aku ingin melakukannya tapi fungsi fisiologisku melarangku untuk itu. Karena itu akan membuatnya terkejut dan mungkin akan melakukan penolakan.

“kenapa dikepalaku rasanya hanya ada angin? Blank. Bahkan..” dia berhenti sesaat saat memandangku, mengalihkan pandangan kearahku. Menelaah tatapan mataku. Tatapan polos yg belum bisa aku artikan. Dia masih memandangiku, entah kenapa aku tak bisa menolak eye contact diantara kami. Apa ini pertanda bagus untukku?
“nuguyaa??” Tanya lemas, polos, dan membuatku terhentakk kaget. Semua mata kini tertuju kearah taeyeon. Dan satu lagi yg membuatku berpikir. Hanya aku yang tak dia ingat? Apa itu benar? Dia tak mengenaliku? Jantungku berdenyut kencang. Seketika itu juga pandanganku sedikit kabur.

“taeyeon~ahh..” jessica membuyarkan kesunyian.

“wae?” aku bisa makklum dengan jawabannya yg lemas, karena dia baru saja keluar dari masa komanya. Lirih, aku harus memasang telingaku baik2 untuk mendegarnya. Tapi tadi benar2 terdengar jelas. Benarkah dia tak mengenaliku??

“taetae? Aku miyoung. Tiffany hwang miyoung.” Aku mendekat kearahnya, menggenggam tangannya dan tak lupa terus menatap matanya berharap dia mengenaliku, dan tadi hanyalah imajinasiku.

“mianhee.” Setelah itu dia melepaskan genggamanku, berbalik meremas bagian kepalanya. Wajahnya kembali memunculkan raut kesakitan.

“waeee??” Tanya kami bersamaan. Tapi tak ada jawaban darinya, hanya erangan kesakitan yg terdengar. Dengan cepat sooyoung dan yoona berlali mencari dokter untuk pemeriksaan.

Dokter kembali datang dengan suster dan juga alat2 medis. Kembali taeyeon harus menerima suntikan penenang. Dia memang belom boleh banyak melakukan aktifitas, berbicara pun juga bagian dari aktifitas yg sedikit memacu kerja otaknya. Dia harus istirahat total. Perkataan dokter membuat kami masih belom puas dengan keadaan taeyeon. Sama halnya dengan tadi, aku terdiam lemas diluar ruangan taeyeon. Masih terngiang tentang pertanyaan simple tapi begitu menyakitkan untukku. aku tak bisa membayangkan jika taeyeon benar2 harus kehilangan ingatan tentangku, tentang kita, yg jelas tengtang masa lalu percintaan kami berdua.

“fany~ahh.. aku ingin memberitahukan sesuatu padamu.” Yuri menghampiriku. Wajahnya tampak gusar, seperti baru saja menerima informasi buruk.

“wae?” aku menyipitkan mataku.

“emmmhh… tadi aku sempat berbincang2 dengan dokter. Aku mnyadari karena tadi aku juga ikut mendengar dan ikut merasa khawatir. Dokter mengatakan kalau taeyeon mengalami amnesia desosiatif. Benturan dikepalanya itu penyebabnya. Gegarotak ringan, dan gantinya dia harus mengalami hal itu.  Memorinya tentang seseorang yg berharga baginya hilang.” Kakiku semakin melemah. Kepala pun kini sangat pusing, apa yg yuri katakan benar2 membuatku shock. Ternyata benar, ini memang balasan untukku, ini memang karma yg harus aku terima, karena selama ini akulah yg bersalah, akulah yg menyakitinya, menenggelamkannya dalam lautan kesedihan. Aku menerimanya, ya memang sejak awal aku sudah bersiap untuk menerima hal ini. Apapun yg terjadi, aku tetap akan berusaha untuk kembali membahagiakannya, untuk merengkuh kembali cintanya, tak peduli apakah dia menanggapinya atau bahkan membiarkannya. Hati benar2 susah untuk memaafkan diriku sendiri. Semua ini memang salahku. Dia terus memikirkanku. Teringat saat dulu dia pernah mengatakan…

Flashback :

“sudah sangat lama sekali aku ingin kesini bersamamu miyoung~ahh.. dan akhirnya kita benar2 bisa datang kemari.” Senyum dorknya yg selalu membuatku sangat gemas. Hari itu aku bersama dia pergi ke taman bermain. Dia begitu memaksa ingin pergi, dia merelakan sehari kuliahnya hanya untuk memaksaku menemaninya ke taman bermain. Lucu sekali.

“tapi seharusnya kita pergi kesini saat libur. Bukanya harus bolos seperti ini.” Omelku. Memang aku kurang setuju dengan apa yg dia lakukan. Tapi kalau dia sudah rewel dan sangat berisik, bagaimana bisa aku menolaknya.

“anddwwweee! Jika libur kau pasti pergi bersama sunny untuk jalan2 ke maall, dan melupakan aku yang masih tertidur di kamar..” Bibirnya mengerucut. Aku menganggap dia seperti anak SD yang masih sangat polos dan manja. Sama sekali tak mencerminkan anak kuliahan yg sibuk dengan berbagai tugas, paper dan sebagainya. Itu yg aku banggakan dari dirinya.

Banyak sekali wahana yg kami nikmati. Dari pagi hingga tak terasa sudah menginjak malam. Kami memutuskan untuk makan disebuah restoran paris. Lagi2 dia yg selalu memaksaku. Aku sudah memintanya untuk pergi ke rumah makan cina kesukaannya. Aku tau kalau dia tak begitu menyukai masakan barat. Alasanya karena dia ingin menuruti permintaanku, padahal aku tak meminta apa2. Tapi sudahlah, namanya juga cinta.

“miyoung~ahh.. sebenarnya apa tujuanmu hidup?” dia membuka bicara. Dengan polosnya, dan wajah kiddonya yg menggemaskan.

“hmmm.. aku ingin memotret semua yg ada didunia, memotret keindahan, dan kecantikan dunia. Tapi bukan dengan kamera. Dengan hatiku. Kenangan yg indah bersamamupun ingin kupotret dengan hatiku.” Ucapku dengan seulas senyuman. “lalu, bagaimana denganmu?” aku berbalik Tanya.

“kalau akuuu..” dia mengeluarkan aegyonya sebelum berucap. Anak ini benar2 bisa membuatku gila. Bagaimana bisa aku tidak mencintainya jika dia sampai setega ini melelehkan hatiku.

“aku sangat ingin memiliki kekasih yang benar2 bisa membahagiakanku. Dan aku percaya itu adalah Miyoungku tersayang. Aku rela harus menerima apa saja jika Miyoungku merasa bahagia, itu jelas sangat membuatku bahagia. Itu alasan aku hidup untuk saat ini. Miyoung is my reason.” Dia menarik tanganku dan meninggalkan ciuman dipunggung tanganku.

——————————

“fany~ahh.. jangan terlalu dipikirkan. Dokter juga mengatakan kalau itu bisa dikembalikan. Tapi memang membutuhkan waktu yg cukup lama. Kau sanggup bukan?” jessica ikut bergabung dalam perbincangan, sambil mengaitkan tangannya kelengan yuri.

“aku sudah mengatakan sebelumnya, aku sudah siap dengan ini. Jadi aku tak akan mundur. Sampai saat ini aku belum bisa membahagiakannya, hanya menyakitinya. Aku ingin mewujudkan tujuan hidupnya. Sooyeon~ahh, yuri~ahh.. aku membutuhkan kalian untuk ini.” Aku menundukan kepalaku, rasanya lelah sekali. Aku ingin tidur panjang, pening dikepalaku benar2 sudah membanjir.

“kami akan selalu disisimu fany~ahh.. masih ada teman2 yg akan membantu, kau tak perlu khawatir. Apa kau mau kuantar pulang?” ucap yuri. Sepertinya akan lebih baik jika aku memang harus beristirahat untuk beberapa saat. Pusing yg menghampiriku tadi semakin mengambil alih kondisiku.

Aku mengangguk meniyakan setelah beberapa detik berpikir. Yuri dengan sigap merangkulku karena melihat jalanku yg limbung.

——————————–

Taeyeon POV
seluruh tubuhku rasanya pegal, ingin sekali aku bangkit dari tidurku, meregangkan tubuhku, tapi kabel2 ini benar2 menggangguku, satu lagi yg membuatku susah, pegal2 ini nampaknya tak mengizinkanku untuk bangkit. Menyebalkan! Aku membuka perlahan mataku. Bosan dengan tidurku yg tadi. Suntikan penenang itu memang berhasil membuatku tertidur. Tapi tetap saja aku melawannya karena aku bosan terus2an memejamkan mataku dan beristirahat.

“yaa! Kenapa kau bangun?” dihadapanku kini sooyoung kembali mendekatkan wajahnya. Anak ini benar2 mengganggu.

“youngie~ahhh..” eluhhku. Detik selanjutnya dia menjauhkan wajahnya, disambung dengan usapan lembut didahiku.
“kenapa kau bangun? Kau harus banyak istirahat taeyeon~ahh..” sunny mengusap2 dahiku.

“aku bosan jika harus tertidur sepanjang hari.” Aku celingukan. “kemana jessica dan yuri?”

“mereka sedang pulang beristirahat. Kau tak mencari tiffany?” jawab sooyoung. Tiffanya?? Nuguya?? Nama itu rasanya tak asing untukku. tapi kenapa aku tak mengingat dia? Arrggghhh.. nuguyaaaa???? Ahhh jinnjjaaa… kenapa aku  tiba2 mendadak menjadi pusing begini??

“yaa! Taeyeon~ahh! Waeegurae???”
“kepalaku pusingg youngie~ahhh. Akhhhkkh..”

———————————–

Tiffany POV

Masih terasa pening yang tadi sempat bersarang dikepalaku, bahkan belum berkurang sedikitpun… itu mungkin karena sampai sekarang aku masih memikirkan taeyeon, aku merasa kalau ini adalah sebuah rencana yang sudah tersusun rapi dalam hidupku, membentuk sebuah labirin besar yang harus aku temukan jalan keluarnya.

Seorang Taeyeon yang mampu membuatku merasa tertekan. Bukan karena rasa sakit hati. But my feel make her so hurt, and because of me make her until now. Taeyeon~ahh,, kurasa saat ini adalah giliranku untuk menggantikan sang bulan untuk membahagiakanmu. Sang bulan yang dulu telah menyakitimu, dan kini bulan yang baru akan hadir untuk mewujudkan tujuanmu, dan juga membahagiakanmu. Kau kini begitu bermakna bagiku, layaknya dulu. Kau adalah hartaku yang tak ada harganya, bukan berarti gratis, tapi memang tak terhingga, sehingga tak ada satu orang pun yang bisa meraih cintamu.. memang aku sangat bodoh meninggalkamu waktu itu. aku menelan habis-habis preasaan cemburu dan membuatku tak mencari setitik kebenaran. Beruntun. Aku terima itu. mungkin kedepan masih akan ada tantangan yang masih harus aku terima dan harus juga untuk aku lalui.

“miyoung~ahh.. kau memikirkanku?” suara ini.. suara ini muncul kembali. Tak terasa membuatku harus mengeluarkan air mataku.

“taeyeon~ahhh??? Kau mengingatku?” tanyaku lemah.

“aku yang disana memang melupakanmu. Tapi aku yang sekarang yang berbicara denganmu sama sekali tak bisa dan tak akan melupakanmmu. Kuharap kau memintaku kembali, dan mengembalikan taeyeon ini ke taeyeon yang melupakanmu.” Dengan sangat lembut dia mengucapkan itu.

“aku minta maaf, aku terlalu egois oleh perasaanku dan membuatmu sampai sekarang.” Suaraku tenggelam dalam isakan, tak bisa menahan perasaan meluap ini, kesalahan dan cinta yang sangat kuat bercampur aduk menjadi satu.

“kau ingat kalimat yg aku ucapkan, saat-saat terakhir kita menjalin hubungan? Aku tak akan menerima permintaan maafmu, karena aku mencintaimu miyoung~ahh. Cinta tak mengenal kata maaf. Cinta tak membiarkan pihak miyoung dan taeyeon melakukan kesalahan, jika itu terjadi, maka kata maaf akan terucap dalam hati.” Aku merasakan. Aku merasakannya, dia menyentuh pipiku. Aku ingin menyentuhnya, aku ingin menggenggam tangannya dan merasakan kehangatan tubuhnya. Aku ingin memeluknya. Aku ingin kembali merasakan cintanya.

“taeyeon~ahh.. aku ingin memelukmu. Aku merindukanmu. Merindukan semua tentangmu. Aku sangat lemah sekarang. Begitu rapuh. Aku..akuu-“ tak kulanjutkan kata-kataku. Aku terlalu tenggelam dala tangisan dan itu membuatku susah untuk mengungkapkan apa yang ingin aku ungkapkan didedapnya.

Kini tangannya berpindah mengusap rambutku. Aku merasa dia sangat dekat. Dia sangat dekat, wajahku dengan wajahnya sangat dekat. Aku bisa merasakannya. “miyoung~ahh.. apapun yang terjadi, aku selalu disisimu. Aku tak akan membiarkanmu sendirian.” Kini tubuhku rasanya semakin menghangat.

“kau bisa merasakannya?? Sayang sekali aku belum bisa merasakan ini. Kau sangat menginginkanku bukan?? Berjuanglah miyoung~ahh.. reach back taeyeon!” kehangatan yang tadi sempat menenggelamkanku dalam lautan kerinduan semakin lama semakin memudar, bahkan hilang. Dan kali ini tangisanku benar2 meledak. Aku ingin berteriakk.. aku ingin berteriak sekeras-kerasnya.

“ya! Kenapa kau malah semakin kencang menangis!?? Hapus air matamu. Sebentar lagi jessica akan menghampirimu. Aku harus pergi dulu. Miyoung~ahh.. saranghae.” Katanya. Dan setelahnya aku tak merasakan lagi kehadirannya.

———————————

Author POV

Mendengar tangisan tiffany dari kamarnya. Jessica pun datang menghampirinya, yang jelas dia sangat takut jika terjadi sesuatu pada tiffany.

“fany~ahh.. gwenchana??” dengan langkah cepat jessica mendekap tiffany dalam pelukan. Dua gadis ini nampaknya benar2 sudah kembali seperti disaat mereka pertama kali kenal. Saling memperhatikan, dan tampak seperti saudara kembar.

“why? Kau membuatku takut. Kenapa kau menangis begitu kencang?” Tanya jessica lagi. Dipihak lain tiffany semakin tenggelam dalam pelukan jessica, menahan tangisannya supaya tak keluar. Tapi apa daya, dia tetap tak kuat.

“sooyeon~ahh.. kau mungkin tak akan percaya.” Dengan susah payah tiffany mencoba berucap. Suaranya masih saja tenggelam dalam isakan.

“wae?? Ceritakan padaku. Apa yg sedang kau pikirkan hingga menangis sangat kencang seperti tadi?” Tanya jessica, masih penasaran tentang hal apa yg membuat tiffany hingga sebegini sedihnya. Situasi memang sangat mendorong tiffany menjadi sangat sedih, tapi bagaimanapun juga jessica memang belum pernah mendengar tangisan histeris dari tiffany.

“dia masih mengingatku. Dia menyentuh pipiku, mengusap2 rambutku, bahkan dia memelukku. Aku merasakannya sica. Aku merasakan sentuhan2 lembutnya. Aku bahkan bisa berbicara dengannya. Aku. Aku. Ahhhh.. jinnja. Aku sangat lelah. It’s all make me crazy.” Bahkan saat tiffany berbicara dia sama sekali tak berenti mempererat pelukannya pada jessica.

“aku percaya itu fany~ahh. Sekarang kau tidurlah. Kau terlihat sangat lelah.” Layaknya seorang ibu, jessica menenangkan tiffany, mengusap2 rambutnya, sesekali menepuk lembut punggunya. Jelas sekali jika jessica ikut merasa sedih tentang apa yg terjadi pada sahabatny ini.

“apa kau mau kubuatkan susu hangat untuk penghantar tidur?” yuri pun ikut masuk dalam obrolan, yuri dan jessica benar2 tampak khawatir pada tiffany. jika dia tidak beristirahat, dia akan sakit juga. Tapi ternyata tak ada jawaban dari tiffany. jessica menyingkirkan helai demi helai anak rambut yg menutupi wajah tiffany. tak menyangka, ternyata tiffany sudah lelap dalam tidur.

“yul tubuhnya hangat.” Jessica meletakkan telapak tangannya didahi tiffany. dengan cepat yuri keluar dari kamar, mengambil air hangat.

“sepertinya dia benar2 terpukul. Baru kali ini dia seperti ini, saat berpisah dengan taeng, dia tak pernah sampai sebegini kacaunya. Penyesalan memang datang diakhir. Fany~ahh.. jangan putus asa, kami akan membantumu.” Yuri mengusap lembut dahi tiffany, selanjutnya jessica mengompres.

Terlihat sekali tiffany tertidur sangat tak nyaman. beberapa kali dia mengigau, wajahnya tampak pucat. Orang gadis yg masih berjaga disana ikut merasa tak tenang.
“apa lebih baik kita bawa saja dia kerumah sakit? Tampaknya dia memang membutuhkan perawatan dokter yul.” Ucap jessica.

“no sicaa.. aku hanya ingin tidur. Aku tak mau ke rumah sakit. Biarkan aku dirumah saja. Aku yakin besok aku akan sehat. Gwenchanna.” Tiffany memotong. Masih terpejam.

“arrraa fany~ahh.. tidurlaahhh..” jessica mengerti keadaan temannya itu. dan lagi, tiffany memang sangat anti dengan perawatan rumah sakit.

————————————-

Tiffany POV
Haruskah aku kembali menahan air mataku? Yang bahkan aku sendiri juga tak tau artinya. Malam ini sungguh dingin. Sedari tadi aku terus terpejam, tapi aku tetap terjaga. Rintik air yg berdenting di genting membuatku merasa hati ini sedikit perih mengingat saat ini adalah saat2 dimana aku harus  bergelut dengan emosi dan cinta. Jika saja hujan bisa menjawab dan membantuku menyelesaikan ini. Tapi sayang hujan hanya bisa mendengar. Kurasa memang hanya hujan yg mengerti aku.

Aku takut kembali harus membuka mata untuk suatu kisah yang baru. Akan kah adalagi?  Rasa lega yg sempat aku rasa di masalalu. Benarkah ini akan terjadi padaku? Benarkah begini adanya? Bayangmu semakin jauh didunia nyata, walau aku tau kau begitu dekat padaku.

Cinta seperti pembawa, bukan pemberi. Aku takut jika, aku menemaninya tapi dia tak singgah. Aku menemukannya tapi tetap mencari. Aku mengejarnya tapi dia disini. Akan kah hal ini terjadi? Taeyeon~ahh.. kenapa baru saat ini aku merasakan kegamangan yg begitu merebut segala hidupku? Aku baru sadar jika kau itu begitu berharga bagiku. Aku ingin menggapaimu. Aku merindukanmu, aku tak bisa lagi menggambarkan seperti apa aku membutuhkanmu.

Perlahan kubuka mataku, mengembalikan laju pandangku. Jessica dan yuri tertidur di sofa kamarku dengan hangatnya pelukan mereka. Membayangkan jika mereka itu adalah aku dan dia. Betapa indah rasanya.

Aku berjalan keluar kamar. Sedikit terhuyung, kepalaku masih terasa pusing, memang benar ternyata memang badanku hangat. Ini masih lebih baik dari pada saat di rumah sakit. Bahkan aku tak bisa merasakan apa2. Mati rasa.

Balkon, tempat ini begitu tenang tapi tetap dingin karena air hujan yg masih berjatuhan menimpa bumi. Kuletakkan tubuhku dikursi santai, menatap menerawang langit mendung. Menyerap dinginnya malam hujan ini.

“kau belum tidur?” suara lembut kini hadir lagi menyapaku, membuatku kembali harus menahan air mata.

“taetae. Kukira kau tak akan hadir lagi. Aku tak bisa tertidur. Aku terlalu memikirkanmu, membuatku merasa kalau rasa kantukku terhisap blackhole.” Sergahku.

“sudah kubilang, aku akan selalu datang untukmu. Kau sakit miyoung~ahh. Tidurlah.”

“aku masih ingin bersamamu, jebal temani aku.” Air mataku perlahan kembali mengalir membahasahi pipiku.

“arraaa.. aku akan menemanimu sampai tertidur, sekarang masuk ke kamarmu.” Ucapnya. Entah kenapa aku merasa suaranya itu benar2 taeyeon yg asli. Emm.. bukan hanya dibayangku saja.

Aku mengangguk lemah, berjalan kembali kekamar. Jessica dan yuri masih pada posisi seperti sebelum aku meninggalkan kamar ini. Tampaknya mereka berdu sangat kelelahan. Mulai kubaringkan tubuhku diranjang, kutarik selimut hingga tubuhku tertutup.

“With every appearance by you, blinding my eyes,
I can hardly remember the last time I felt like I do.
You’re an angel disguised.

And you’re lying real still,
But your heart beat is fast just like mine.
And the movie’s long over,
That’s three that have passed, one more’s fine.

Will you stay awake for me?
I don’t wanna miss anything
I don’t wanna miss anything
I will share the air I breathe,
I’ll give you my heart on a string,
I just don’t wanna miss anything.

I’m trying real hard not to shake. I’m biting my tongue,
But I’m feeling alive and with every breathe that I take,
I feel like I’ve won. You’re my key to survival.”

Aku bisa mendengarnya, senandung lembut nan merdu ini. Kembali sekian kali nya aku harus menangis. Aku bisa mendengarkan dia menyenandungkan lagu ini. Betapa menyentuh dan merdu suaranya.

“kau suka lagu ini bukan??” ucapnya.

 

I’m staring at the glass in front of me, 
is it half empty of our wins or have i ruined all you’ve given me?
I know I’ve been selfish, 
I know I’ve been foolish, 
but look through that 
and you will see, 
I’ll do better, I know, 
Baby, I can do better.

If you leave me tonight, I’ll wake up alone, 
don’t tell me I will make it on my own, 
don’t leave me tonight, 
this heart of stone will sing till it dies 
if you leave me tonight. 

Sometimes I stare at you while you are sleeping, 
I listen to your breathing, 
amazed how I somehow managed to 
sweep you off your feet girl, 
your perfect little feet girl 
I took for granted what you do. 
But I’ll do better, I know 
Baby, I can do better.

Aku pun ikut menyanyikan sebuah lagu. Lagu favoritenya. Lagu ini begitu menggambarkan diriku yg saat ini merasa sangat bersalah padanya. masih belum selesai segala penyesalanku. Aku masih marah, aku masih sangat membenci diriku sendiri. Belum bisa memaafkan segala yg aku lakukan, hingga menyakitinya.

“aku suka lagu tadi taeng. Kau membuatku menangis.” Isakanku kembali terdengar.

“kurasa bukan hanya kau yg menangis. Kau tau, lagu yg kau nyanyikan barusan? Ternyata kau juga masih mengingat betapa aku sangat menyukai lagu itu.” ya, aku juga mendengar perubahan suaranya.

“stay close don’t go! Taetae. Aku masih takut.”

“I will forever close to you miyoung~ahh. You’re my jewel. You’re my key to survival. Now, go sleep.”

Aku menganggukan kepala, sebagai jawaban.

pagi ada ketika malam berlalu, dan engkau ada ketika malamku berlalu. Sebuah cinta datang tanpa memberitahu kehadirannya. Tapi ia menyentuhku saat disampingku bisakah aku menyentuhnya juga, dan menggenggamnya ketika akan pergi.  ataukah ia akan tinggal selamanya ? atau hanya ada jika engkau ada?
Tuhan, bisikan aku sesuatu tenangkanlah jiwaku, biarkan hatiku mengerti tentang cinta
mengerti tentang apa yang kurasakan. Ini begitu menyiksakuu.. bukan hanya menenggelamkanku dalam lautan airmata, ini rasanya sudah mati tenggelam..

memejamkan mataku, kembali masuk dalam drama indah di dalam mimpi. Berlari-lari kecil, mengejar seorang gadis memutari air mancur. Betapa menggemaskannya gadis itu. pelangi di langit yg menghiasi taman indah ini benar2 menambah suasana hangat. I will reach you taetae! Wait for me. Aku akan tetap tegar untukmu. Tak akan menyerah hingga kau kembali padaku.

-TBC-

haaahhhhh!!! maaf readerss, lama menghilang dari peradaban, saya lupa bilang dichaps sebelumnya kalau mau hiatus dulu, banyak tugas yg menanti, dan ujian sudah dekat. kembali saya harus berusaha mencari waktu yg pas buat nulis, karena benar2 belum diijinkan oleh tugas dan update’an soshi yg makin bejibun >.<

dan sekarang saatnya saya menyampaikan, mau hiatus dulu sesaat, mungkin akan comeback sekitar 2mingguan 🙂 caaaaooooo ^^

[Chap 6] Back To Reach Your Love

———————————————————————————————————-

Author POV

Malam kelabu gelap kini menyelimuti seorang gadis. air mata dan isakan2 begitu menusuk gadis yg menemaninya. Sakit hati yg kini menjadi teman untuk tiffany.

“fany~ahh,, kau harus makan. Ini sudah sangat larut, wajahmu sudah sangat memerah gara2 terlalu banyak minum.” Yuri mengusap peluh yg memenuhi wajah tiffany, memberikan perhatian padanya. beberapa kali yuri mencoba untuk membujuk, tapi hasilnya tetap saja nihil, hanya isakan yg menjadi jawaban.

“waeyoo?? Dia sakit?” suara jessica mengejutkan mereka berdua.

“ohh,, chagiya.” Yuri dengan sigap mengalihkan pandangan jessica. tak ingin melihat tiffany yg sedang menangis, karena dia tau jika jessica tau, habislah tiffany.

“gwenchana yul.” Suara isakannya terdengar jelas, membuat jessica dan yuri tertegun melihatnya berjalan pergi.

Tiffany berjalan menjauh meninggalkan kedua gadis tadi, berjalan sempoyongan tanpa arah. Efek alcohol yg masih mengendap ditubuhnya masih terlalu kuat.

“fany~ahhh..” tanpa menghiraukan jessica, yuri bergegas merengkuh tiffany karena mengetahui apa yg sebenarnya terjadi dan pastinya membuat jessica kebingungan.

“yul gwenchana. Aku tak mau merusak hubungan orang. Tinggalkan aku dan tetap bersamanya, aku ingin sendiri. Jinnjja gwenchana.” Tiffany tersenyum miris dihadapan yuri, berusaha untuk tidak membuat yuri merasa kasian padanya. jelas sekali senyum paksaan itu muncul karena sakit hatinya yg sangat dalam. Tiffany berpikir ini terjadi sudah 2X dan kini dia benar2 sangat menderita.

————————

Tiffany POV

Kembali aku harus berteman dengan kesunyian, entahlah, kali ini aku benar2 tak ingin merasakan cinta, aku ingin sekali merasakan bagaimana rasanya membalas dendam. Tak pernah terpikirkan olehku jika aku menjadi seperti mereka berdua. Kim Taeyeon, Im Siwan. Kupikir itu akan sangat menyenangkan. Aku ingin merasakan bagaimana rasanya menyakiti hati seseorang. Dan kali ini aku sangat diselimuti kebencian, kebencian dengan apa yg namanya cinta, kebencian dengan kedua orang itu.

“fany~ahhh… gwenchana??” lagi2 suara bodoh yg selalu mengikutiku akhir2 ini kembali muncul.

“yaaaa!!!!!!! Kim Taeyeon! Bisakah kau pergi menjauh dariku!? Apa kau belum puas menyakitiku!?? Apa kau belum puas menghancurkanku!!!?? Haaaa!!! Murahan!!!” aku meneriakinya, aku benar2 sangat marah kali ini, untuk pertama kalinya aku benar2 ingin membunuh seseorang.

“jeballl!!! Menjauhlah dariku KIM TAEYEON!!! Kau tau!? Aku benar2 ingin membunuhmu!!” sekali lagi aku berteriak, dan kali ini entah kenapa air mata menyelimuti mataku.

“aku tak pernah bisa menjauh darimu. Aku tak akan melawan jika kau membunuhku! Jika kau benar ingin membunuhku, lakukanlah fany~ahh. Saat ini teman2 sedang tak ada di ruanganku.”

“huh!!! Apa kau menantangku!? Bodohhh!” dengan langkah cepat aku menuju keruangan wanita itu. wanita bodoh yg selalu hadir dalam pikiranku.

Ruangannya benar2 sepi. Teman2 tak ada disini. Kurasa mereka sedang keluar mencari makan. Dan ini kesempatanku untuk membunuhmu KIM TAEYEON!

“lakukanlah, sebelum teman2 datang.” Suara itu kembali datang.

DEGGG…DEGGG…DEGGG… jantungku terasa sangat sakit. Air mata kembali membasahi pipiku. Dihadapan gadis ini, kenapa aku selalu merasa iba padanya? aku tak ingin menjadi seorang pengecut yg dengan mudah menarik kata2ku sendiri. Aku ingin membunuhnya. Jebal! Lakukan fany~ahh! Kenapa kau seperti ini?? Dia yg menyakitimu! Dia yg pertama kali menghancurkanmu! Kenapa kau tak sanggup!? Kenapa kau hanya berucap saja?!?

“kenapa? Kenapa kau tak melakukannya? Bunuhlah dia! Bukankah dia yg kau pikir menyakitimu bukan?”

Aku terbujur kaku kali ini. Kata2nya benar2 pahit. Aku tak bisa melakukannya. Ya, yuri benar. Rasa sayangku ke dia masih tak bisa hilang, dia memang seorang peri yg mengacaukan pikiranku, dan membuatku menjadi seorang yg labil!
“fany~ahh!” kali ini yuri datang. Dia kembali menjadi penolongku, aku benar2 ingin meluapkan semua amarahku. Dia yg saat ini kubutuhkan.

“gwenchana?? Kenapa kau bersimpuh seperti ini?” yuri membantuku berdiri, merangkulku dalam pelukan hangatnya.

“yul, aku ingin membunuhnya. Tapi kenapa aku tak bisaaa???!!!” kubiarkan air mataku membasahi bagian belakang hoddienya, mengatakan apa yg sabenarnya aku inginkan.

“fany~ahh… kau bukan orang yg seperti itu. aku tak akan membiarkan tanganmu menjadi berdosa hanya karna sakit hati. Bukan dia yg bersalah. Dia tak punya salah padamu. Ikut aku.”
yuri menuntunku keluar ruangan. Dia kembali membawaku kesuatu tempat. Dan aku yakin, dia akan menggali isi hatiku.

————————

Selama dimobil, aku hanya terdiam membiarkan diriku dibawa olehnya pergi yg aku sendiri tak tau tujuan. Aku masih menangis, masih merasakan kekacauan dipikiran dan juga kehancuran hatiku. Mobil berhenti dengan mulusnya.

“fany~ahhh. Aku tak bermaksud ikut campur dalam urusan cintamu. Aku hanya ingin mengatakan padamu apa yg sebenarnya terjadi. Aku dan jessica berusaha untuk menceritakannya padamu, hanya kami yg tau, tapi entah kenapa taeyeon melarang kami menceritakan hal ini.” Tatapan kami kini bertemu.

“joon oppa. dia memang sejak awal memendam rasa pada taeyeon. Dan kau tau, taeyeon sama sekali tak merespon karena saat itu kau masih bersamanya, dan hingga saat itu kau melihat mereka berpelukan.” Ya.. itu yg membuatku mengakhiri kisahku dengan taeyeon, dan kurasa itu perbuatan benar.

“itu bukan karena taeyeon selingkuh. Itu karena lagi2 taeyeon menolaknya. Taeyeon menolaknya karena dia lebih mencintaimu. Hanya dirimu yg berharga baginya. Dia tak habis pikir karena kau mengakhiri hubungan kalian. Kau tau betapa kacaunya dia saat kau dengan cepat move on pada orang lain? Dia sama sepertimu saat ini. Tapi dia lebih parah. Taeyeon ingin mengakhiri hidupnya saat itu.” mendengar itu air mataku yg semula terhenti kini kembali mengalir.

“yuri~ahhh,, aku tak ingin mendengar lawakanmu. Apa kau tau? Saat ini aku benar2 menderita. Tak usah merasa kasian dan membuat cerita sebodoh itu.” setelah aku berucap, dia memberikan sebuah buku diary. Aku sangat mengenal buku itu. diary dengan warna biru muda.

“bacalah, dan kau benar2 akan menyesal.”

                                2012, April 27

Kim Taeyeon, kurasa kau bukanlah gadis yang beruntung. Benar bukan? Hahaha.

Kau kali ini terbuang. Kau yg kini hanya dibodohi oleh perasaan cinta.

Hwang Miyong, mianhe… aku tau kau salah paham, aku tau kau melihatnya.

Dan karena itu, kau mengakhiri hubungan ini. Aku akan bahagia jika kau bersama orang yg bisa membahagiakanmu.

Tak seperti aku yg membuatmu sakit hati. Kurasa aku sangatlah pengecut.

Tak mengatakan hal yg sebenarnya, dan aku yakin kau tak akan mendengarkannya.

Cintaku padamu masih sangat besar miyoung~ahh, tapi kini tak ada cinta untukku lagi.

Itu tak masalah, karena aku sendiri yang membuatnya salah.

Aku sempat berpikir untuk mengakhiri hidupku.

Tapi kurasa itu adalah suatu kebodohan yg dilakukan oleh orang sebodoh diriku.

Miyoung~ahh..

Munngkin kau memang tak tau seberapa dalam aku mencintaimu.

Aku sendiri juga tak tau seberapa dalamnya, karena itu terlalu dalam.

Masih ada beribu-ribu kata-kata manis yg masih kusimpan untukmu.

Dan kini tak mungkin untuk aku ucapkan.

Aku masih sangat ingin menggenggam tanganmu, masih ingin memelukmu,

Masih ingin merasakan kehangatanmu,

Dan aku masih ingin merasakan cintamu. Tapi kurasa itu sangat mendramatisir.

Hanya khayalan yg tersisa, karena sekarang sudah berakhir.

Aku tak akan terlihat sedih dihadapanmu.

Kau bisa dengan cepat berpaling, tapi tidak untuku.

Miyoung~ahhh, kuharap kau membantuku untuk tak terlihat sedih.

Gomawooo ♥

Serasa tertusuk puluhan ribu pisau yg kurasakan. Selama ini, dia hanya memendamnya, kenapa dia tak mengatakannya? Kenapa dia membiarkan aku pergi begitu saja yg padahal dia sangat menderita waktu itu. kenapa dia membuatku sebegini salah??

“fany~ahh.. diluar dia tampak kuat bukan? Tapi dihatinya dia sangat hancur. Taeyeon adalah orang yg setia. Dia sangat setia, dia tak akan membiarkan orang yg dia cintai menderita, tapi ini bukan kali pertama dia seperti ini.” Jelas yuri. Dan itu makin membuatku merasa perih. Masih tak habis pikir dengan apa yg terjadi sebenarnya.

——————————–

Author POV
ditempat ini peri cantik masih terbujur lemah, belum ada pergerakan2 selanjutnya. Teman2 yg lain juga masih komplit berjaga bersama, tak ingin meninggalkan peri itu sendirian.

“sicaa, dimana yuri?” sooyoung memecah keheningan. Hanya jessica, sooyoung dan sunny yg masih terbangun. Duo maknae dan hyoyeon sudah terlelap.

“menyadarkan seseorang yg mungkin takkan pernah sadar.” Jawab jessica sarkatis.

Seketika itu suasana kembali hening, meninggalkan mereka bertiga bersama sang peri yg masih tertidur lelap.

Perasaan sedikit mengganjal yg dirasakan jessica sangat mengganggunya, dan kali ini bukan karena yuri yg sedang bersama tiffany atau hal lainnya. Yg kini dia khawatirkan adalah sosok mungil yg terbaring dihadapannya. Detak jantung yg tergambar pada mesin medis kian lama kian menyurut lemah. Tak heran jika jessica merasakan kekhawatiran yg mendalam, dan tentunya bukan hanya jessica, kedua temannya yg sedang berada dalam ruangan itu ikut dalam kekhawatiran.

Semakin melemah…

“youngie~ahh.. kenapa makin melemah?? Apaa??” jessica menahan kata2nya, tak ingin pemikiran negativenya muncul terumbar. Bergegas sooyoung mencari dokter yg bertugas merawat gadis mungil itu. kembali mereka harus mengeluarkan air mata dan terus bersabar diluar ruangan, menanti hasil yg membahagiakan untuk gadis mungil itu.

Dengan sigap jessica mengambil handphonenya, menekan nomer 2 di speed dial yg jelas adalah yuri. Menceritakan tentang keadaan taeyeon yg semakin kritis. Dan itu disambut dengan sedikit teriakan terkejut dari yuri yg tandanya ikut merasakan kekhawatiran.

Tak butuh banyak waktu lama, mereka berdelapan kini berkumpul kembali menunggu pintu ruangan taeyeon terbuka, dan tampak dokter yg keluar dengan kabar baik.

“mianheee,, kali ini kami belum bisa menyelamatkannya, detak jantungnya sangat lemahh. Kurasa dia lelah disana untuk mempertahankan hidupnya.” Perkataan dari dokter yg membuat mereka terluka, haru dan tangis mengembara disetiap penjuru ruangan yg kini penuh dengan teman2 taeyeon. Bersimpuh lemah tak berdaya dihadapan gadis mungil itu. terus menangis, terisak dan masih sangat kencang. Jessica yg terus mengguncang2 tubuh gadis mungil. Dia tampak sangat kehilangan, seorang taeyeon yg sangat berharga untuknya.

—————————-

Tiffany POV

Berakhirkah??? Benarkah ini terjadi? Kehancuran hatiku yg kini bukan hanya menjadi kepingan atau butiran melainkan sudah benar2 menjadi debu tak terlihat. Egoku yg membuatnya tak bernyawa seperti ini. Bukankah itu sangat mengerikan? Disaat aku merasa begitu iba padanya, disaat aku benar2 merasa bersalah padanya dan disaat aku yg sekarang membutuhkannya walau dengan cara yg tiba2.. tapi kenapa kini dia hanya bisa pergi meninggalkanku yg menjadi sangat sangat dan sangat jahat melebih setan.

“fany~ahh..” suara lembut itu kini kembali datang. Gadis yang aku harap2kan kembali padaku saat ini. Gadis berharga yg telah kukhianati karena ego dan kebodohanku.

“taeyeon~ahh.. jebal jangan tinggalkan aku.” Aku tersungkur terjatuh diatas lantai dingin yg penuh asap putih mentupi bagian bawah tubuhku. Tempat asing yg hanya menyisakan diriku dengan gadis mungil itu.

“kenapa kau berpikiran seperti itu? apa kau mengira aku selemah itu fany~ahh??” suaranya yg diikuti gema’an membuatku sedikit merinding.

“aku masih terus bertahan. Untuk keluargaku, untuk teman2ku, dan juga untukmu. Kuharap kau mau menungguku, aku janji aku akan terbangun.” Dia tersenyum kearahku lembut dan setelah itu menghilang dengan ajaibnya, dan aku kembali pada pamandangan teman2ku yg masih memutari sosok mungil yg masih belum bernyawa, terus menangis tersendu menanti kembalinya sang peri dihadapan kami. Ini sudah kali keduanya nyawanya terlepas. Kali pertama aku masih terkejut, dan untuk kali ini entah kenapa aku sangat menderita melihat itu. perasaanku sangat labil, mungkin karena baru saja aku tau tentang segalanya, tentang taeyeon dan juga cintanya kepadaku. Apa ini sudah benar2 terlambat? Apa aku tak bisa kembali meraih cintanya, meminta dia kembali padaku? Ini semua adalah kesalahanku, kesalahn terbersar dalam hidup dengan mudah meninggalkannya yg kutau dia yg lebih dulu mengabaikanku.

“detaknya kembali bergerakk!!” teriak seorang suster yg masih ada disamping tubuh taeyeon. Aku mendekat, menggenggam tangannya erat, benar2 berharap dia kembali. Diseberangku jessica melakukan hal yg sama olehku. Tangannya yg basah dengan air mata masih terus menggenggamnya sejak tadi.

Aku terus berdoa didalam hati memohon pada Tuhan untuk kembali memberinya secercah harapan besar untuk kehidupannya. Menghadirkan bayang2nya dalam indra alam bawah sadarku, memflashback segala kebahagiaanku saat bersamanya menghabiskan waktu bersama, bersenang2 dan bersedih ria. Aku seperti baru tersadar dari hibernasiku, seperti tupai yg mengalami tidur panjang selama musim dingin, membuatku tak tau yg terjadi selama itu. dan kini saat semua sudah berakhir, aku baru saja terbangun dan menemukannya dalam keadaan lemah tak berdaya seperti ini yg membuatku semakin menyalahkan diriku sendiri.

Sementara aku tenggelam dalam pikiranku, tiba2 kurasakan hembusan angin yg menerpa helai2 rambutku, terasa sangat hangat seperti merasakan pelukan.

“fany~ahh,, kenapa ka uterus menangis?” suara lembut nan hangat berhembus ditelingaku. Sangat dekat. Aku merasa sangat tenang jika suaranya hadir, aku merasa dia benar2 hidup dan dekat denganku. Tapi aku tetap berharap dia akan kembali hidup, melihat wajahnya kembali, merasakan kekonyolannya yg selalu membuatku tersenyum bahkan tertawa terbahak-bahak.

“taeyeon~ahh. Aku tak ingin terlalu lama menunggumu. Aku merindukanmu, aku merindukan pelukanmu yg sesungguhnya.” Ucapku lirih. Aku merasa mengucapkannya, tapi dalam kenyataannya aku hanya membatin. Kurasa aku dan dia seperti memilik relasi telepathy yg sangat kuat. Entah sekarang dia ada didunia mana, aku berpikir dia sudah kembali ke dunia ini tapi kenapa dia masih hadir dalam bentuk bayang2 semu saja? Tak tampak dihadapan kami, aku pun hanya bisa merasakan dan mendengar, tak lebih dari itu.

“don’t cry fany~ahh. Aku akan semakin lemah jika melihatmu menangis, aku masih terus mencoba untuk terbangun. Jebal, you can help me if you don’t be cry.” Masih terasa sangat hangat. Aku merasa nyaman. Dia menyuruhku untuk tidak menangis, dia menginstruksikanku untuk menyemangatinya bukan menangisinya. Dalam kondisi apapun sekarang aku yakin kau akan kembali.

“arra.. aku tak akan menangis. I’m waiting for you. come on wake up.”

————————————

Author POV

Tiffany yg seketika tersenyum kearah taeyeon mengundang kecurigaan dimata jessica. dia berpikir kalau tiffany merasa sangat puas karena penderitaan yg dialami taeyeon. Tapi itu juga membuat jessica begitu bingung melihat tiffany yg terus menggenggam tangannya. Terus memperhatikan, senyum tiffany semakin mengembang menatap taeyeon. Bukan senyuman sinis, bukan senyuman kepuasan, tapi itu senyuman hangat yg sudah lama tak terlihat. Senyuman terhangat didepan taeyeon yg dulu sering tampak dan setelah itu pudar kini datang kembali membuat jessica merasa ada rasa senang, membuat jessica membuang segala pikiran buruk tentang tiffany.

“kenapa kau melihatku seperti itu? apa ada yg salah denganku?” ucap tiffany memecah suasana. Dia kembali memperlihatkan senyuman tulus dihadapan jessica dan juga teman2nya.

“annniii.. hanya sedikit bangga. Sudah lama aku tak menyaksikan itu.” jessica pun tersenyumm lembut. Menyisakan teman2nya yg lain dalam keadaan kebingungan.

“enghhh.” Erangan lembut dari sang peri menggugah seluruh orang dalam ruangan, membuat dokter yg masih berada disitu sambil memeriksa keadaanya pun ikut terkejut.

Mata sang peri sedikit demi sedikit terbuka, dia terbangun setelah beberapa hari dia mengalami kondisi yg sangat2 buruk bahkan sudah 2X dia harus tenggelam dalam kehidupan fana disana. Mengerjapkan mata beberapa kali mencoba menyesuaikan kondosi ruangan yg sangat terang membuatnya kembali terpejam.

“taeyeon~ahh…” teman2nya dengan reflect cepat menyerukan namanya. Taeyeon masih beberapa kali mengerjapkan matanya. Dia masih berusaha kembali, belum sepenuhnya dia hidup, sebagian dari rohnya belum kembali. Beberapa menit kemudian dia kembali terpejam, menyisahkan detakan normal pada control panel yg menyambung ditubuhnya. Itu semua membuat teman2 dan juga tim medis tersenyum lega.

“miyoung~ahh. Apa kita bisa bicara?” jessica menghampiri tiffany berbisik pelan dibelakang gadis itu tak ingin teman2 yg lain mendengar. Tiffany hanya mengangguk sebagai jawaban iya. Mereka berdua pergi keluar, dan tak semua dari teman2nya sadar akan kepergian mereka berdua. Yuri yg pasti sadar karena sedari tadi dia memperhatikan gerak-gerik tiffany dan juga kekasihnya itu.

——————————-

“see?” jessica buka suara. Jelas dia akan membuka perbincangan karena dia yg mengajak rekan bicaranya itu untuk bertemu 4mata.

“yeahh. Mianhe sooyeon~ahh. Aku menganggap kau sangat buruk selama ini. Apa kau meminta balasan akan apa yg aku limpahkan padamu?” tiffany dengan tenang menjawab apa yg jessica katakana. See. Jelas tiffany sadar jika jessica akan menjurus pada jawaban yg tadi tiffany ucapkan.

“annii. Just stay with her from now! I can trust you because now Hwang Miyoung is back. Apapun yg terjadi dengannya setelah ini jangan kau tinggalkan dia. Jebal, dia juga sangat berarti untukku.” ucap jessica tegas diawal kalimat dan sisanya dia ucapkan dengan lirih.

“aku serasa baru terbangun dari tidur panjangku. Could I be sorry? I’m not too late right? Aku sangat berterimakasih pada kekasihmu. Dia prankster yg sangat baik. aku menganggap kalian sebagai pengganggu hidupku selama aku bermimpi. and now I’ve awake. I love her, love again. whatever happens after this, I’ll be close to her side. Gomawoo sooyeon~ahh.” Tiffany memaparkan apa yg dia rasa. Dia terbuka kembali pada jessica.

“aku tau ini karma bagiku. Aku menerimanya. Mungkin aku terlalu kejam baginya. Aku masih mau untuk menerima penderitaan selanjutnya. Selama ini hanya dia yg tenggelam dalam kesendirian, dalam kesedihan dan sakit hati. Aku belum bisa memaafkan diriku sendiri. Aku berterimakasih untuk siwan oppa juga, karena dia aku bisa menanggung beban yg sama layaknya taeyeon yg dulu aku sakiti. Apa kau berfikir aku terlalu munafik untuk hal seperti ini?” tiffany melanjutkan.

“you’re so awesome fany~ahh! Aku membencimu jika kau seperti ini. Karena aku memiliki saingan. Diantara teman2 yg lain, kau dan aku merupakan face of awesome untuk masalah cinta, untuk masalah kata2 seperti tadi. Tapi kurasa kita sudah kalah telak dengannya. She’s really EPIC!”

Mereka berdua menghabiskan waktu mengobrol bersama. Ketenangan kini benar2 menyelimuti mereka dan yang lainnya. Tapi walau begitu tetap saja belum tau apa yg akan terjadi dengan taeyeon yg masih belum terbangun. Hanya rohnya yg masih berada disisi tiffany. taeyeon menjadi guardian angel untuknya. Tiffany sendiri jelas merasa sangat bingung karena itu. dia tak mengerti kenapa taeyeon menjadi malaikat baginya yg ternyata taeyeon masih kembali hidup. Rasa takut juga dirasakan oleh tiffany. dia tak mengatakan hal itu pada yg lainnya karena takut mereka akan kembali jatuh pada NEGTHINK.

—————————-

Tiffany POV

Setelah beberapa lama berbincang2 berdua dengan jessica, kami berdua kembali ke ruangan taeyeon. Dia kembali menempatkan posisinya disebelah kanan tempat tidur taeyeon. Aku memutuskan untuk duduk di sofa panjang, mengambil sesuatu dari saku hoddieku yg terslampir rapi dibantalan sofa itu. sesuatu yg membuatku sadar akan semuanya, yg membuatku sadar makna taeyeon untukku. kubuka lemabar demi lembar. Tulisan rapi dan berwarna mengihasi buku diary ini. Kucari lembar kosong untuk menuliskan sesuatu.

“You came and changed everything

Become more beautiful

You take my love sky-high

Makes Me feel complete

And make me whole to live

Together with you forever

You are the best for me

Now I want to stop time

When you’re near me

Flowers are blooming in my soul love

I learned right one for you”

———–

Mianhe Taeng, selama ini aku menganggap kau yg menyakitiku.

Tapi ternyata mataku terlalu tertutup untuk menyadari hal itu.

Kau yg diam tak menjelaskan padaku membuatku mati rasa.

Karena selama ini yg menyakiti adalah aku.

Aku terima segalanya jika nanti kau tak akan memaafkanku.

Aku sudah siap untuk itu.

Kurasa ini kurang berarti untukmu. Ini hanya sebuah coretan.

Coretan tak penting yg ditulis oleh gadis egois sepertiku.

Saranghae myTae

Hanya dengan tulisan seperti ini saja membuatku harus kembali mengeluarkan air mata. Dasar cengeng! Kau bisa cepat move on sebelumnya, dan kini kau berharap kembali lagi padanya. ya, aku merasa kemunafikanku kini benar2 memuncak! Hanya demi laki2 bodoh itu aku tega meninggalkan dirinya sampe seperti ini. Tiffany~shii.. apa kau yakin dia akan memaafkanmu?

————————————-

Taeyeon POV
mata ini sangat berat untuk terbuka, masih sangat betah untuk tertutup. Bukan hanya itu saja, seluruh tubuh terasa begitu berat. Sakit. Nafasku pun juga terasa tersengal-sengal seperti orang habis berlari-larian. Kubiarkan tak melawan, tapi suara2 diluar begitu berisik meneriaki namaku, seperti aku mau mati saja. Tapi aku merasa sangat tak nyaman dengan penutup mulut dan kabel2 yg berserakan diseluruh tubuhku, perasaan dikamarku hanya ada satu kabel, yaitu kabel yg terhubung dengan phoneku, tapi ini kenapa begitu banyak kabel disini? Apa aku sedang dalam proses menjadi sebuah robot? Kembali aku mencoba membuka mataku. Sinar menyilaukan menembus mata coklatku. Ingin rasanya kuangkat tanganku untuk menutupi pancaran sinar ini, tetapi sangat sulit.

“taeyeon~ahh. Gwenchana??” suara tak asing kini kembali menyeruak telingaku, berusaha mengingat suara siapa ini, karena pandanganku masih putih polos.

Lama kelamaan mulai terlihat bentuk2 dipandangaku. Mulai dari bentuk manusia, hingga bentuk lainnya yg mengelilingi ruangan dimana aku tertidur ini.

Kugerakan badanku perlahan, mencari posisi sempurna untuk aku kembali hidup.

“ya!?” ohhh.. kepalaku terplenjat melihat kepala orang didepanku, masih sangat kabur, tapi tak membuatku tak mengenali siapa dia. Sooyoung.

“enggh.” Kenapa aku susah sekali untuk berucap? Masker ini benar2 menggangguku.

Kini perlahan aku dapat melihat teman2ku melingkariku, berdiri memandangku. Ada apa sih sebenarnya yg terjadi padaku? Kenapa mereka tampak seperti itu? kupalingkan wajahku pada gadis disebelah kananku. Jessica. nah kannn… dia juga menangis. Membuatku sangat bingung.

“taeyeonn~ahhh..” ehh.. suara ini??

-TBC-

Maaf readers, lama hiatus. banyak alasan saya telat. haduhhhhhhh.. ada 4 alasan terbesar ni FF ndak update2. tapi ternyata saya lembur 3hari. selesai juga ^^ parah2

alasan 1 : itu karena saya ada mid, jadi nggak sempet buka laptop

alasan 2 : terlalu sibuk kegiatan kampus.

alasan 3 : update’an soshi yg begitu bejibun, jadi saya harus konsen ke downlaod.

alasan 4 : ngegame xD wkwwkwkwkwk

pokoknya mian,,, mian,,, miannnn dehhhh 😦 hiks

[Chap 5] Back To Reach Your Love

 

terlambat sehari nih saya… huhuhu.. mianhee readers, saya lagi sakit nih, jadi telat lagi updatenya -_- yg penting saya udah sempatkan untuk update 🙂 yukk langsung cekidot. gooooo!! happy reading all.

—————————————————————————————————————

 

Author POV
bau obat2an begitu mengeras dihidung, suara2 dari mesin medis yang terdengar sedikit memilukan. Gadis mungil yg terbaring lemas dengan sedikit harapan masih terus berjuang di alam bawah sadarnya untuk kembali menari-nari di dunia nyata. Dekapan, genggaman yang mungkin tak bisa dia rasakan, terus dilakukan oleh orang2 disekitarnya. Orang tua, kakak, adik, dan juga teman2nya berkumpul mengitari gadis mungil itu.

“taeyeon~ahh,, banguunnlahh.. apa kau tak merindukan oppamu ini? Kau bilang kau akan bertanding game bersamaku.” Seorang namja terus bersimpuh ditepi kasur, dan terus mengelus-elus rambut gadis mungil itu.

Penuh isakan didalam ruangan itu. setelah 3jam gadis mungil itu berjibaku dengan alat2 oprasi, tapi dia belum juga tersadar dari koma.

Dokter yang menangi oprasi mengatakan kalau nyawa gadis itu benar2 diujung tanduk, dibantu dengan oprasi kesempatan hidupnya hanya 27% banyak terjadi patah tulang ditubuhnya. Bahu sebelah kanan, betis sebelah kanan, dan ternyata setelah hasil ronsen keluar ada 2 tulang rusuknya yang patah. Dokter memperkirakan kecelakaan ini benar2 tragis, dan jika dia berhasil hidup, 2-3tahun dia akan mengalami kelumpuhan dikakinya.

“appa, umma.. apa taeyeon unnie bisa sembuh??” adik kecil taeyeon pun juga merasakan kesedihan yang mendalam.

“hayeon,, unniemu pasti sembuhh.. dia gadis yang super duper kuat. Umma jamin itu.” sang ibu mengusap kepala hayeon.

“eomooni,, kami akan menghantar kalian sampai kebandara.” Ucap sooyoung.
“gomawooo sooyoung~shhii.. kami bisa menggunakan taxi, kalian temani taeyeon saja.”

“annii eomooni, masih ada sunny dan yang lainnya. Hanya aku yang akan mengantar kalian.” Balas sooyoung dengan senyumannya.

Beberapa patah percakapan, membuat keluarga taeyeon menyetujui tumpangan yang ditawarkan sooyoung untuk sampai di bandara. Kesibukan mereka memang tak bisa ditinggalkan. Tapi atas kebaikan teman2 taeyeon, sang ibu benar2 percaya penuh pada mereka, dan sempat bilang jika kedelapan gadis itu adalah saudara taeyeon.

————————————

Author POV
setelah kepulangna keluarga taeyeon, kini gentian teman2nya yang menunggui taeyeon. Sooyoung, sunny, yoona, seohyun, dan hyoyeon yang saat itu ada di rumah sakit.

“unnie, wajah taeyeon unni sepertinya menanadakan kalau dia sedang tak nyaman.” Maknae menghampiri taeyeon, dan mengusap keningnya, mencoba memberi sedikit kehangatan dibagian sana.

Tubuh taeyeon yang penuh dengan kabel2 dan perban membuat dia benar2 tak nyaman walau dia sedang dalam keadaan koma. Dia masih bisa merasakan itu.

“yaaa! Kiiddoo! Cepatlah bangun. Apa kau tak merindukanku?? Apa kau tak lelah? Kau sudah tertidur selama 2 hari penuh. Jika kau bangun nanti, aku janji akan kupinjamkan psp milik sunny padamu.” Sooyoung mencoba berbicara pada taeyeon sambil menggenggam tangannya. Sooyoung sangat yakin taeyeon bisa mendengar suaranya.

“taeng unnie.. aku yoona. Kuharap kau tak melupakanku nantinya. Cepatlah bangunn,, baru 2 hari tak melihatmu tersenyum membuatku sangat sedih.” Yoona pun ikut serta.

Masih dengan mata tertutup dan wajahnya penuh keringat yang mengucur dari setiap penjuru pori2nya. Sangat tak nyaman pastinya. Gadis mungil ini masih berusaha bertahan hidup, harapan 27% dia manfaatkan dengan maksimal dialam bawah sana.

——————————–

 

Tiffany POV

Ini hari kedua dia berada dirumah sakit, dan aku belum mau untuk mengunjunginya. Aku benar2 membutuhkan siwan oppa saat ini,, sangat membutuhkan pelukannya untuk mendapatkan ketenangan dan kehangatan. Ini bukan salahku, sama sekali 100% salahnya karena mengabaikannku dulu, sangat sakit dibuatnya oleh karena itu aku belum mau untuk mengunjunginya, belum sampai aku bisa menghilangankan perasaan sakitku yg dibuatnya.

“fany~ahh,, apa kau tak mau ikut??” yuri menghampiriku dan kembali mengajakku ke rumah sakit.

Aku hanya menggeleng sebagai jawabannya, dia menghela nafas panjang..

“kau tak hharus selalu mengajaknya yul, biarkan saja. Dia bukan orang baik. ayo berangkat, aku ingin segera melihat taeyeon.” Saut sica tanpa menatapku, perkataannya yg sarkatis tadi benar2 membuatku naik darah dan ingin balik mengomelinya, tapi aku itu percuma, dia punya banyak jawaban untuk balik memojokanku.

Mereka berdua pergi meninggalkanku, dan kini sepi kembali menyelimutiku. Siwan oppa dari sore tadi hingga saat ini belum sama sekali menelfonku, hanya tadi pagi dia menyempatkan menelfonku untuk membangunkan ku. Sangat bosan!

Menghembuskan tubuhku di sofa, mencari tempat dan posisi nyaman, memandang ke langit2, mencoba tenggelam dalam suasana tenang.

*****

“miyoung~ahhh, bangunn.. aku tak kuat mengangkat tubuhmuu..” suara lembut menembus telingaku hingga aku tersadar dari tidurku.

“taeyeonnn??” aku terkejut tak karuan, menyadari kehadirannya tepat dihadapanku.

“happy birthday miyoung~ahhh.. aku akan selalu mencintaimu sepenuh hati, apapun yg akan terjadi, ingat itu, kau tetap akan menjadi miyoungku selamanya. Berbaliklah.” Kenapa dia mengatakan seperti ini? Apa tadi yg dia katakan kenyataan? Apa ini fakta, kalau dia masih mencintaiku?. Tidak mungkin, yg dia cintai joon oppa dan bukan aku.

“bukti cintaku padamu, jadi kuharap kau harus terus menjadi kunciku Aku pun begitu, aku akan selalu disampingmu, untuk selamanya. Aku janji itu, kau begitu sempurna untukku. aku menginkan bisa terus bersamamu, tapi kupikir itu sangatlah mustahil.” Dia mengalungkan sebuah kalung dengan bandul kunci di leherku..

“taeyeon~ahh..” aku hanya bisa menyebut namanya..

“miyoung~ahh,,, aku akan baik2 saja, aku sangat berusaha disini, kuharap kau bisa menjaga dirimu baik2. Kita mungkin tak bisa bertemu lagi sampai saat nanti kau bisa melihatku disini. Dan kau harus bahagia kelak. Aku janji akan terus menjadi guardian angel yg selalu melindungi dan mendoakanmu. Hanya ini yg bisa aku ucapkan, aku tak bisa berlama2 disini, bangunlahh dan lanjutkan hidupmu. Saranghaee tiffany hwang…

*****

Aku terpenjat bangun, rasanya tubuhku melemas, sangat lemas. Hanya mimpi, hanya ilusi yang tadi menyelimutiku. Aku termenung sesaat, menghilangkan penat dan pusing yang sekarang mengurungku bersama kebosanan. Beranjak dari ruang tengah, mengambil pak rokokku di dalam tas, menuju ke balkon menikmati batangan2 rokok yang bisa menghilangankan stressku.

Entah kenapa aku bisa bergumul bersama batangan2 perusak tubuh ini, walaupun aku jarang menghisapnya, hanya disaat aku sedang merasa sedih, bosan, ataupun merasa tertekan seperti sekarang ini.

“braaakkk” aku terpenjak kaget mendengar pintu depan dibuka paksa. Aku segera berlali ke ruang tengah.

“fany~ahhhh..” kudengar suara yuri memanggilku. Kenapa dia kembali begitu cepat?
“why yuri~ahh??” wajahnya kusut, terlilhat sangat lelah, dann dia memegang hoodie pink milikku.

“lekas kau ikut aku fany~ahh.. palliiiwaa!!” dia menghampiriku, memaksaku, genggamannya ditanganku sangat kuat.

“kenapa aku harus ikut dengan mu yul??” kataku sedikit meronta, tapi kekuatannya tak sebanding denganku. Dia tak menjawabku, dan terus menarikku menuju mobilnya, memaksaky masuk ke dalam mobil.

Suasana kini sedikit mencekam untukku, entah kenapa aku sedikit ada perasaan khawatir.

“yuri~ahh,, kita mau kemana?? Emm.. kau mau mau membawaku kemana yul??” tak ada jawaban darinya, dia hanya terfokus pada jalanan, matanya tampak sangat terfokus pada jalanan.

“yuri-“ belum selesai aku berucap dia menghentikan mobilnya, menatapku lekat,, terlihat disana ada air mata. Apa ini??

“diamlah sebentar fany~ahh.. jeball… aku memintamu mengikutiku sajaa, tak usah banyak bertanya.” Suaranya bergetar. Dia melanjutkan melaju mobilnya menuju ketempat yg dia maksud dan aku tak tau mau kemana. Dia mulai menambah kecepatan, semakin lama dia mengendarai dengan kecepata tinggi. Aku menutup mataku, berpegang pada sabuk pengeman yang melingkar ditubuhku, aku tak bisa melihat kemana ini akan pergi, aku tak bisa melihat jalanan karena terlalu takut dengan lajunya mobil.

Beberapa saat setelah itu, kecepatan mengurang drastic, dan kini sudah ada di parkiran, parkiran rumah sakit tepatnya.

“keluarlah fany~ahh..” yuri menatapku, lekat. Sama seperti tadi.

“kenapa aku harus kesini? Aku ingin kembali yul.” Ucapku tanpa menatapnya. Sepertinya aku terlalu takut dengan ekspresinya sekarang.

“jeballl…”

“why?? Kenapa aku harus menurutimu? Aku ingin-“
“fany~ahhh!! Taeyeon meninggal! Lekas masukkk!!!!” dia berteriak, kembali mengeluarkan air mata, sekarang tatapannya melembut karena matanya yg penuh dengan air mata.

Dan seketika dadaku perih, sakit, sesak. Tenggorokanku tercekat.. taeyeon… kim taeyeon. Tiba2 air mataku jatuh dengan sendirinya.

“masuklah cepat. Teman2 sudah menunggumu.” Kami keluar dari mobil, berjalan lemah menuju kedalam. Yuri merangkulku, menuntuku berjalan, kepalauku masih pusing, apa ilusi tadi saat aku tertidur adalah pertanda dia memang sudah pergi? Perlahan mulai terlihat teman2ku yang menunggu diluar sebuah rungan yg pasti itu adalah ruang taeyeon.

Teman2ku menatapku, suasana kesedihan sangat terasa, aku merasa sangat bersalah sekarang. Aku bodoh! Hanya mementingkan egoku yang akhirnya aku harus kehilangannya.

“kenapa kau kemari fany~ahh!? Kenapa kau datang??” jessica menatapku dengan penuh benci.

Braaaakkk! Aku terdorong olehnya menghantam tembok. “kau senang sekarang? Kau puas keegoisanmu hilang karena dia telah tiada?? Haaaa!!!??? Kenapa kau hanya diam tiffany hwang?? Apa kau menyesal? Sepertinya tak mungkin! Tertawalah fany~ahh! Aku tau sekarang hatimu tertawa puas! Kau sangat kejam!!!” bentaknya dihadapan wajahku, aku menahan air mataku yang sudah membendung, kata2nya begitu menusuk2 jantungku.
“sica,, tenanglah, tiffany tak mungkin seperti itu. dia juga punya hati, ini bukan salahnya. Lepaskan dia.” Yuri turun tangan, genggaman jessica yg semula mencekikku kini bersimpuh dipelukan yuri.

Dokter yang menangini keluar dari ruangan. Teman2ku berbondong2 menghampiri.

“apa dia benar2 tiada dok?” isakan sooyoung terdengar sangat jelas.

“keajaiban lagi2 tampak padanya, dia masih bernafas, detak jantungnya masih berlanjut, 8menit dia tak bernafas, tapi setelah itu dia kembali netral, namun masih sangat minim, masih sangat lemah, jadi kuharap kalian tetap menungguinya, karena jika tak ada yang menungguinya, saya takut jika hal tadi terjadi terlambat ditangani.” Percakapan pendek antara teman2 dan dokter berlanjut diruangan dokter. Sooyoung dan sunny yang ikut, dan yang lainnya kembali keruangan taeyeon.

Aku masih terduduk diam di luar ruangan, merasa sangat bersalah. Bersandar lemah pada sandaran kursi rumah sakit.

“masuklahh fany~ahh..” yuri mengulurkan air minum padaku.
aku hanya menggeleng, aku belum ingin masuk, aku benar2 akan kacau jika aku masuk dan melihatnya dalam keadaan seperti ini.

“apa kau tak mau melihatnya?” tanyanya lagi.

“aku tak mau dia tambah menderita yuri~ahh..” jawabku. Sampai saat ini aku masih menahan air mataku.

“dia tak akan menderita lebih jika kau bersamanya, kau genggam tangannya, kau hadir disana untuk memberi kekuatan untuk gadis itu. aku yakin dia akan segera sadar dengan cara itu. hanya kau yang bisa dia kenali saat dia dalam keadaan seperti ini.” Yuri merangkulku, mengusap2 bagian belakang punggungku.

Kenapa harus aku yang menjadi tumpuannya, yang pasti bukan menurutku, menurut teman2ku.. apa aku begitu special untukknya? Kurasa aku tak seperfect itu untuknya, aku sangat yakin untuk kali ini, taeyeon tak lagi merasa ada aku dilubuk hatinya, dia telah memiliki seseorang special yg jauh lebih special dari pada aku. Dia bisa bahagia, aku pun begitu. aku lebih memilih untuk menyingkir dari sini dari pada aku harus menderita lebih lanjut. Biarlah teman2ku melempariku dengan berbagai kata2, aku memang egois masalah cinta.

“kenapa kau malah melamun?? Ayo masuk.” Yuri menarik tanganku.

“wait yull,, aku benar2 tak ingin masuk ke dalam. Jessica pun tak akan mengizinkanku untuk menyentuhnya, bahkan melihatnya pun dia akan melarang.”
“masalah sica biar aku y gurus, sekarang masuklah.” Aku tertarik maju, kekuatannya benar2 dahsyat.

Author POV

Suara dari alat2 medis yang menggema diruangan sangat mendominasi, isakan2 kecil terdengar bersahutan dengan suara teman2 taeyeon yang bercakap2. tiffany berjalan pelan, yuri masih menggandeng tangannya, berusaha melepas tapi dia tak bisa melawan. Yuri membuka gorden yang menutupi tempat gadis mungil itu berada. Tampaklah dia, peri kecil yang tergeletak lemah dikelilingi kabel2 yg menyambung ke berbagai penjuru tubuhnya.

Peri ini sempat pergi sesaat, tapi atas keajaiban dan kekuatannya dia bisa kembali. Kepercayaan dari teman2nya yang berusaha menguatkan sang peri untuk tetap bertahan dalam kehidupan, tak ingin hilang dari sisi dunia ini. Peri ini sungguh berharga bagi teman2nya.

“lihatlah, dia begitu lemah disitu, wajahnya penuh dengan kepucatan. Apakah kau benar tak merasa kasihan padanya?” yuri berbisik ditelinga tiffany.
dirinya tak menjawab pernyataan itu. dia terdiam melihat peri mungil itu terkapar lemah. Hatinya yg membatu karena cinta, menghilangkan rasa simpatiknya untuk mantan kekasihnya itu. tiffany masih belum tau hal yang sebenarnya terjadi, misunderstanding yg dia tangkap benar2 menyakiti dirinya, juga sang peri sendiri.

Dengan sedikit reflek tiffany berjalan mendekat, tangan lembutnya mengusap piluh yang mencucur didahi sang peri. Wajah tiffany yg sekarang tampak sedikit tenang. Ternyata masih ada rasa yang menyelubingi hatinya untuk memberikan kenyamanan untuk sang peri.

“huhh!! Seperti ini kah miyoung yg dulu aku kenal?” jessica menyeletuk saat dia melihat tindakan tiffany.

“apa kau sudah menyesal? Atau kau malah bersyukur karena keadaannya yang semakin memburuk? Keegoisanmu yang begitu besar itu membuatnya seperti ini.  Tanganmu itu kini benar2 akan menjadi racun untuknya. Kau benar2 keji fany~ahh..”
“sica~ahh,, jangan bicara seperti itu. ka uterus memojokkannya dari kemarin. Lebih baik sekarang kau istirahat. Aku tak ingin kau banyak bicara tentang dia, beri ruang untuknya untuk menyesalinya. Dia masih punya hati.” Yuri menarik jessica kepelukannya, berusaha membantu tiffany untuk dekat dengan sang peri.

Sangat cepat jessica luluh dipelukan yuri, hingga dia tertidur pulas dalam dekapan hangat. Teman2 yang lain pun sudah ikut pulas dalam mimpi. Kelelalahan yang menyelimuti mereka bisa terbalas dengan kembalinya sang peri.

Hanya menyisakan yuri dan tiffany saat ini. Sedari tadi tiffany terus mengusap dahi sang peri, memberi kenyamanan padanya, wajahnya tampak sedikit bersinar, kata2 yg jessica lemparkan untuk tiffany tadi benar2 tak ada dampaknya. Sang peri tau kenyamanan seperti ini hanya didapat dari tiffany. rasa cintanya yang masih sangat kuat. Lain dengan tiffany, walau tak ada cinta untuk taeyeon dihatinya tapi rasa sayangnya memang benar tak bisa dihilangkan, berusaha sekuat apapun, itu akan tetap sulit. Tapi dia masih mau bertahan seperti ini karena keteguhan cintanya pada seorang namja.

——————————

Tiffany POV

Rasa pegal kini menyelimuti tubuhku, tidur dalam posisi terduduk memang sulit untukku. kuregangkan tubuhku, membalikan semua kesadaranku. Tanganku terasa berat untuk diangkat. Dan ternyata masih terikat dalam genggaman taeyeon. Sejak kapan dia menggenggamku? Apa dia sudah sadar?? Aku berusaha melepas, tapi sebelum aku menarik, tanganku dihentikan oleh gerakan cepat dari yuri. Dia mengintitusikan untuk terus menggenggamnya, apa ada kabar terbaru dari kondisi taeyeon?
“yuri~ahh,, apa dia sudah sadar?” tanyaku. Di ruangan ini kini hanya tinggal aku, yuri dan jessica yang sedang tertidur, mungkin teman2 lainnya kembali ke rumah.

“dia mengiggau tadi, aku terus berjaga semalam. Aku tersenyum saat mendengarnya mengiggaukan namamu.” Katanya. Aku menimpalnya dalam hati, aku tau itu hanya godaan yuri. Secara logika sangat jelas taeyeon tak mungkin melakukan seperti itu, jelas2 joon oppa lah yang sanggup membuatnya seperti itu saat ini. Aku hanya diam menanggapi perkataan yuri tadi, aku tak ingin ambil pusing dengan itu semua.

Hari ini hari special untukku. hari ulang tahunku yang seharusnya bersama siwan oppa, dan seharusnya juga aku tak berada disini. Tapi mau bagaimana lagi, siwan oppa yang masih sibuk dengan pekerjaannya, dan gadis ini yang sedang sekarat. Sangat menyusahkan.. sepertinya rasa empatiku mulai turun lagi untuknya. Cukup semalam hingga aku menahan air mataku untuknya tak akan terulang lagi setelah ini. Dan satu lagi yang aku kesali, kenapa siwan oppa tak kunjung menelfonku? Apa dia lupa hari ini aku ulang tahun?? Sepertinya dia memang terlalu sibuk untuk urusan ulang tahun seperti ini, tapii ngomong2,, kenapa teman2ku juga tak mengucapkan sesuatu untukku?? ahhhh… mungkin gara2 gadis itu jadi mereka sangat focus merawatnya.

“fany~ahhh,, kau tak lapar?” suara lantang itu membuyarkan lamunanku.

“aku belum lapar yul. Kau makan saja dulu.. ohh yaa.. apa aku sudah boleh pulang?? Badanku benar2 lelah tertidur sambil duduk.” Aku ingin cepat2 sampai dirumah dan berguling2 dikasurku, disini sangat membosankan.

“aku dan jessica akan pulang duluan fany~ahh,, kau disini dulu menanti sooyoung dan sunny. Tunggulah 30menit saja. Arraa?” lagi2 dia bersikap layaknya kakakku. huuhH! Kenapa hal ini bisa terjadi padaku? Terkurung dalam ruangan yg penuh bau obat, dan suara dengungan yg menggema diseluruh ruangan. 30menit itu sangat lamaa jika dalam situasi seperti ini, jika siwan oppa menelfonkuu,, suasana akan menjadi sangat menyenangkan, serasa berseluncur di atas pelangi.

Kini hanya tinggal aku dan dia yg masih terbaring lemah, aku tak tau harus melakukan apa. Aku berharap sunny dan sooyoung segera datang.

“enngh-“ satu refleks kecil mundul dari dirinya, dan refleksku pun aku mendekat padanya. “taeyeon~ahh?” aku mencoba mencari jawaban darinya, apa ini tanda2 dia sudah sadar dari koma? Aku bergegas mencari dokter yg menangani taeyeon, pikiran burukku tentangnya kembali melayang hilang, yg ada sekarang hanya harapan untuk kesadaran gadis kecil itu.

————————-

Author POV
kabar gembira melambung didalam salah satu ruang di rumah sakit, peri mungil yang sudah 4hari koma dan sempat tak bernafas kini sadarkan diri walau masih dengan gerakan2 kecil. Dia masih damai tertidur, masih tetap berusaha kembali kekehidupan. Benar2 keajaiban Tuhan, analisa dokter yg mengatakan kalau kecil kemungkinan dia tersadar dalam waktu dekat kini hilang. Dokter bangga dengan kekuatan peri kecil itu.

“hebat. Gadis ini benar2 sangat kuat. Dia pasien terkuat yg pernah saya tangani selama hampir 20thn ini. Keinginannya untuk hidup sangat2 luar biasa. Walaupun masih dengan gerakan2 kecil, itu sudah sangat bisa membuat kalian tenang. Tapi ingat, tetap jaga dia sepanjang waktu, detaknya juga masih minimal. Kuharap kalian bisa diandalkan” kata dokter sebelum kembali keruangannya.

Ruangan kembali dipenuhi oleh teman2 terdekat taeyeon. Yg semula hanya tiffany kini hanya yoona yg tak ada disini.

“kau hebat taeyeon~ahh! Benar2 luar biasa. Tubuh semungil ini harus berusaha mempertahankan hidupnya dalam koma dan hampir tiada. Kami salut padamu taeng.” Jessica memberikan selamat untuk sleeping taeyeon, disertai dengan kecupan kecil didahinya.

“aku iri padamu taeng. Huh! Kali ini kau bisa diberi kecupan oleh sicababyku. Lekas buka matamu! Aku ingin segera menghajarmu kiddo!” celetuk yuri dan disambut pukulan ringan dari jessica.

Kebahagian kini benar2 menyelimuti mereka. Satu orang yg sedari tadi hanya berdiri diam, tenang dan sunyi menyendiri diujung ruangan. Hari ini dia berulang tahun, tapi tak mendapat banyak respon dari teman2nya bahkan kekasihnya, prasangka buruk yg kini menderu dipikirannya.

“wae fany~ahh??” seseorang yg selalu hadir untuknya kini muncul dihadapannya, dan itu membuat tiffany benar2 terpenjat kaget.

“taeyeon~ahh??” mataanya terbelalak tak percaya. Ilusi yg sering hadir akhir2 ini benar2 membuatnya tak tau apa2.

“kenapa kau murung? Kau tampak pucat fany~ahh..”

“kenapa kau kembali?” ucap tiffany sedikit gemetar.

“kenapa kau bertanya seperti itu? apa kau berharap aku harus mati?”

Tiffany terdiam sesaat. Dia tak menjawab apa yg tadi taeyeon katakan. Apa yg terjadi padanya kali ini benar2 diluar kendali otaknya. Tiffany menampar2 ringan pipinya, berusaha mengembalikan kesadarannya dari pikiran aneh yg 2hari ini menghantuinya.

“apa terjadi sesuatu denganmu fany~ahh??” yuri datang menghampiri tiffany yg sedari tadi terlihat gelisah diujung ruangan.

Tiffany terdiam, masih menundukkan kepalanya tak menjawab pertanyaan yuri. Dengan cepat yuri menarik tiffany keluar ruangan, merengkuhnya dalam rangkulan hangat.

“yul, mau kemana?”
“ikut saja, aku tau kau sedang gelisah dihari spesialmu. Aku akan menemanimu.” Yuri mengusap kepala tiffany.

“bagaimana dengan sica?”

“tenanglah. Saat ini taeyeon lebih berharga baginya. Makanya itu, aku pun juga akan seperti itu.” yuri tersenyum lembut.

“maksudmu yul?” Tanya tiffany dengan nada lemah. Sama seperti pertanyaan2 sebelumnya.

“jangan berpikiran aneh2. Aku dan sica bukan pasangan yg saling menyelingkuhi. Sudahlah kau tenang saja. Aku tau apa yg kau inginkan sekarang.” Yuri membukakan pintu mobil untuk tiffany. yuri memberikan perhatian pada tiffany disaat teman2nya sibuk merawat taeyeon.

————————–

Tiffany POV

Di dalam mobil aku terus terdiam, tak menikmati jalanan yg kami tembus. Membiarkan yuri mengajakku ketempat yg aku sendiri pun tak tau. Aku senang dengan sadarnya taeyeon dari koma walau masih dengan gerakan kecil. Tapi aku benar2 sangat sedih, hari ini hari special untukku, tapi tak ada seorangpun yg memberiku sedikit kesenangan, termasuk siwan oppa.

“nahhhh,, kita sampai fany~ahhh..” yuri mengguncang2 tubuhku. Kuarahkan pandanganku mengitartempat yg dimaksud yuri. Sebuah bar.

“dimana ini?” tanyaku lemah.

“ayo lekas keluar. Dan jangan banyak bertanya kujamin kau akan senang.. kajja!” yuri menarikku dari luar pintu.

Suasana gemerlap didalam bar sedikit membuatku enakan. Bar adalah tempat favoriteku untuk menyendiri, tapi kali ini ada yuri bersamaku. Dari mana dia tau kalau aku sangat suka bar? Entahlah aku tak menghiraukannya.

“fany~ahh..” yuri memanggilku untuk duduk di sofa diujung midfloor. Berjalan pelan sambil mengikuti irama music dari seorang DJ.

“apa kau mau minum nona?” Tanya seorang pelayan.

Sudah 4hari aku tak merasakan alcohol, dan juga batangan rokok. Tapi aku yakin yuri tak akan mengizinkanku. Dia sama seperti jessica. aiiggooo,, seandainya tadi aku berpikiran untuk pergi ke bar seorang diri.

“kali ini hanya ada kau dan aku, jadi kubebaskan kau mau minum atau merokok silahkan. Aku tau kau penat hari ini.” Apa aku tak salah dengar? Yuri yg overprotective mengatakan hal demikian?

“apa aku tak salah dengar yul?” aku mencoba mencari kepastian.

Yuri mengangguk cepat beberapa kali, tersenyum lucu kearahku. Aku mulai merasa nyaman bersamanya sejak dia memberikan sedikit perhatian untukku. yuri memang tipe orang yg penyayang, sama seperti sica.  Tak heran jika yuri dan sica bisa menjadi sepasang kekasih yg romantis, mereka berdua benar2 sangat cocok.

Mulai kutenggak gelas demi gelas minuman di meja. Menikmati bau2 alcohol yg menyengat, yuri pun ikut menikmatinya, dia adalah lawan terkuatku jika masalah minuman.

“yul, masih sadarkah kau?” aku melambaikan tangan didepan wajahnya, sudah botol ke 2 kami menikmati bersama.
“apa kau mengejekku fany~ahh?? Ini masih 2 botol. Tenanglah.” Hmm.. dari bicaranya dia belum mulai ngelantur. Tapi entah kenapa pack rokok yg tadi yuri berikan sama sekali tak tersentuh olehku. Aku merasa sedikit tak enak hati jika aku menghisap batangan2 itu didepannya.

Botol ke2 pun kini menyisakan 1 tenggak, dengan cepet yuri menyambar botol itu dan menegak dalam oneshoot, dia memang ahli dalam tehnik oneshoot, aku masih selevel dibawahnya.

“apa kau masih ingin minum??” aku hanya tertawa menanggapi tawarannya.

“yaa! Kenapa kau malah tertawa?? Aku serius fany~ahh. Apa kau sudah tak kuat minum?” yuri mulai menggodaku.

“kwoonie, aku bangga punya saingan minum sepertimu. Tambah lagi!” kataku tegas.

Pelayan kembali menghidangkan sebotol wine untuk kami, botol ketiga untuk malam ini. Hari ini benar2 sangat menyenangkan walau hanya bersama yuri. Sekilas aku bisa menghilangkan penatku. Kami beruda kembali berperang dalam tegukan gelas demi gelas.

“fany~ahh.. aku melihat dia. Siwan oppa bersama gadis lain, dia ada di meje panjang.” Suara yg sangat familiar, yg akhir2 ini hadir dalam pikiranku, kembali terdengar. Aku celingukan kekanan dan kiri mencari sosok siwan oppa. aku menggeleng2kan kepalaku, membalikan kesadaranku. Mungkin aku sudah mabuk.

“waeyyoo fany~ahh?? Apa kau sudah selesai?” Tanya yuri. Aku masih diam, menyandarkan tubuhku dibantalan sofa. Pikiranku saat ini benar2 membuatku mati rasa. Suara aneh yg terdengar nyata, apa ini hanya imajinasiku saja??

“yaa! Kenapa kau diam? Apa kau sudah benar2 mabuk?” yuri kembali merengkuhku dalam rangkulannya, tapi aku masih sama seprti tadi, masih diam.

“aku ke kamar mandi dulu yul. Sepertinya aku akan jackpot.” Aku meninggalkan yuri bergegas menuju kekamar mandi.

Deg…. Hatiku kini serasa ditusuk oleh pedang besar berukuran raksasa. Aku benar2 melihatnya, aku benar2 melihat sosok siwan oppa, bersama gadis dan sedang berciuman di depan meja panjang. Tubuhku sekarang terasa sangat ringan, sangat ringan layaknya kertas. Bruuukkkkk…

—————————–

Tiffany POV
tubuhku terasa terguncang2, kepalaku sangat pusing, dan benar2 lemah.

“fany~ahh, bangunlahh..” suara yuri mulai terdengar lemah ditelingaku. Sangat pelannn.

Perlahan aku membuka mataku, masih cukup berat. Memposisikan tubuhku dibantalan, entah sekarang aku berada dimana, tapi kurasa aku sudah tak berada di bar lagi. Masih kucoba membuka mata, dan benar, sekarang aku kembali berada dimobil yuri.

“apa yg terjadi yul?” tanyaku lirih.

“untung tadi aku berada dibelakangmu, jika tida, mungkin kepalamu sudah terbentur lantai bar. Harusnya aku yg bertanya. Apa yg terjadi?”

Mencoba mengingat kembali sesuatu yg terasa menyesakkan dihati. “entah nyata atau hanya ilusi, aku melihat siwan oppa berciuman dengan wanita lain yul.” Tak tersadar air mataku jatuh begitu saja, mendekap lututku sendiri, menenggelamkan kepalaku.

“kau melihatnya? Kurasa itu kenyataan fany~ahh.. aku juga melihatnya.” Yuri kini memelukku, lebih erat ,dan semakin membuatku merasakan kehangatannya. Hatiku saat ini benar2 sakit. Ingin rasanya aku mengakhiri hidupku. Kenapa aku harus kembali merasakan kesakitan seperti ini? Kenapaa harus aku yg selalu tersakiti? Saat ini aku tak punya lagi tempat bersandar untuk hatiku, dan sekarang cinta memang sudah tak bersahabat denganku, sekarang aku dan cinta telah jadi musuh. Cinta yg memusuhiku tapi aku tetap menginginkan cinta itu. aku selalu berharap memiliki ketulusan cinta dari seseorang, tapi ternyata tak semudah itu mendapatkan sebutir cinta yg tulus.

“fany~ahh.. aku masih bisa menjadi tempat bersandar untukmu. Kapanpun kau membutuhkanku aku akan selalu ada untukmu.” Yuri mengangkat kepalaku, wajahnya tampak tersenyum padaku.
“gomawooo yul.” Aku memeluknya, mencari kehangatan yang kubutuhkan, tapi ini belum cukup, sangat sakit. Hanya kata sakit yg kini melingkari sekujur fisikku dan juga hatiku.

-TBC-

[Chap 4] Back To Reach Your Love

waduhhhh,, maafkan saya readeerrsss.. saya baru isa update.. ini dikarenakan jadwal kuliah saya yang padat dan juga gara2 update’an yang menumpuk. sebenernya 2hari yang lalu bisa saya post. cuman belom sempat. hehehe.. mianhee my readerrs kalau ini terlalu pendekk,, belum dapet lebih nih 😦  kalau begitu langsung dehh,, happy reading 🙂

———————————————————————–

Tiffany POV
moment ini. Kenapa bisa membuatku kembali terpesona dengan wajahnya yg sedang tidur dihadapanku ini? Kenapa jantungku begitu cepat berdegup? Rasa apa ini? Siwan oppa! helpme. Lekaslah kembali. Aku tak ingin merasakan ini, aku takut jika harus lebih. Aku tersakiti dan aku paling tak suka jika hatiku ini sakit. Memang benar kalau aku benar2 cinta padanya. tapi itu dulu. But now,, I can’t love you again taeng. It’s so hurt  for me. Matanya masih tertutup rapat. And I still look at her. She’s really cute with face while she fell asleep. Mencoba kusadarkan diri. Berpaling dari tatapan bodohku ini padanya. aku menghembuskan nafas panjang, sangat lega. Mustahil jika aku kembali terpesona dengannya. Andweee fany~ahh! It’s not your’re style! You will not ask her to back. Aku tak mencintainya lagi. Jujur, aku sekarang hanya sayang padanya. hanya sayang. Tak lebih dari sayang seorang sahabat. Just a bestfriend.

Deg…deg…deg…

Jantungku berdentum dengan cepat, lembut, dan keras. Apa ini. Aku merasa hangat. Pesonanya masih sangat kuat, dan akibatnya aku merasa begitu nyaman dalam keadaan seperti ini. Why?? Kenapa bisa seperti ini??? Aku terus mengomel dalam hati. Tapi dalam kenyataanya, kini aku benar2 menikmati hangatnya tubuh seorang taeyeon, walaupun dalam keadaan dia tak sadarkan diri,, emm maksudnya dalam keadaan tidur yg itu wajar dilakukan olehnya. Menganggap teman yg seranjang dengannya sebagai guling. Sangat terlihat betapa canggungnya suasana ini. Hatikupun juga merasakan kecanggungan yg mendalam saat ini, bahkan hanya dengan seorang taeyeon yg tertidur dengan memelukku, mampu membuatku masuk dalam alam surga dunia dimana aku benar2 merasa sangat nyaman.

“fany~ahhhhh!!” suara teriakan terdengar begitu menggema diruanganku. Kulihat yuri menutup rapat mulutnya dengan tangannya. Sepertinya dia melihat apa yg sedang terjadi sekarang. Dia berjalan mendekat kearahku, duduk dikursi yg letaknya tak jauh dari ranjangku.

“apa yg terjadi? Kenapa_” tanyanya dengan wajah penasaran.

“pelankan suaramu yul. Dia bisa_” lucu sekali. Aku dan dia kini saling memotong pemcibicaraan kami berdua.

“ya..ya..ya.. aku tau kau paling benci jika tidurnya terganggu. Arrasso fany~ahh.. lalu ceritakan padaku, apa yg tengah terjadi sekarang.” Katanya dengan mendekatkan wajahnya padaku.

“tapi juga tak harus sedekat ini yul!” aku mendorong wajahnya mundur. “aku juga tak tau apa yg terjadi. Sepertinya sleepwalkingnya kambuh lagi yul.” Jelasku sambil kuberikan senyumanku.

Kurasakan pelukannya makin mengerat, makin mendekat, dan aku semakin bisa merasakan hambusan nafas hangatnya. Apa dia sedang bermimpi?

—————————-

Author POV

Setelah keluarnya yuri dari kamar tiffany, kembali memunculkan suasana hangat pada pemilik kamar ini. Masih dalam posisi yg sama. Tak ada pergerakan dari yg terbangun, tak lain dengan yg tertidur,, semakin mengeratkan jarak diantara keduanya. Begitu pemandangan yg indah, tak pernah terfikirkan oleh tiffany jika hari ini akan menjadi seperti ini. Dia memang merasa tak mencitai seorang kim taeyeon lagi. Tapi rasa sayangnya tak bisa dia sembunyikan. Begitu dalam kasih sayang tiffany pada seorang kim taeyeon. Dia tak ingin merasa menyesal dengan apa yang dulu sempat terjadi, mengakhiri hubungannya dengan kim taeyeon, dan berhasil dengan cepat move on dari keadaan. Lain dengan kim taeyeon, yang masih menyimpan dalam rasa cintanya untuk tiffany. satu cinta yg tak pernah mungkin bisa dia palingkan pada orang lain.

“eeemmmm..” taeyeon mengolet, mulai meregangkan otot2nya. Seketika itu tiffany kembali harus memalingkan pandangannya pada gadis yg tertidur disebelahnya.

Mata taeyeon yg sedikit demi sedikit mulai terbuka, mulai mengusap2 matanya, mengembalikan kesadarannya dari tidurnya. Menyadari terbangunnya taeyeon, tiffany berpura2 kembali terpejam. Tak ingin suasana canggung akan menghatam kembali.

“ehh?? Kenapa aku disini?” tersadar dari suasana kamar yg tak asing baginya, taeyeon segera terduduk, menengok kekanan dan kekiri. Dia sadar kali ini dia tak berada di kamarnya.

“mianhe fany~ahh..” setelah mengucapkan kata itu, taeyeon bergegas keluar dari kamar tiffany, meninggalkan gadis kebingungan yg masih tetap dalam posisinya. Frozen.

——————————

Taeyeon POV

Nafasku tersengal berat seperti orang sedang berlari-larian. Kenapa aku bisa tertidur disitu?? Aiiggoooo… aku menggaruk bagian belakang kepalaku yg tak gatal. Masih tenggelam pada rasa bingung. Berharap tea hangat pagi ini bisa menyadarkanku dari apa yg sebenarnya terjadi. Duduk tenang di dapur, menatap kosong kearah ruang tengah, menikmati tea hangat, kurasa hari ini hanya aku, yuri dan tiffany yg ada di rumah. Yuri yg masih sibuk berbicara dengan seseorang dalam telfon, dan tiffany,, mungkin dia juga sedang tertidur.

Kulihat yuri mendekat kearahku, terus menatap tajam kearahku. Ada apa dengannya? Dan seketika itu, pukulan ringan mendarat dikepalaku. “apppooo! Ya!” aku mengusap-usap kepalaku bekas jitakan dari yuri.

“wae!?” tanyanya dengan raut tak jelas.
“wae?? Harusnya aku yg bertanya. Kenapa kau memukulku dipagi hari seperti ini? Huh!?” balasku. Sesekali kuseruput tea hangatku.

“annii.. aku hanya ingin memukulmu. Kenapa?? Tak bolehkah?” masih dengan raut tak jelasnya. Anak ini sepertinya makin menyebalkan saja. Tapi sepertinya kelakuannya yg seperti ini terjadi jika dia sedang tidak dengan jessica. huh! Prankster!.
“tanpa alasan kau memukulku?? Kau pikir aku samsak untuk latian tinju? Ha?? Yg dengan bebas boleh dipukul.” Aku mengerucutkan bibirku.

“uhhh… rasanya aku ingin mencicipi bibir lembabmu itu taeng” dengan wajah gemas, dia menarik bibirku. Wajah gemas? Bukann! Itu wajah seorang prankster yg hobbynya hanya menggangguku setiap hari. Huh.

“menjijikan kau yul!” balasku.. dan selanjutnya sepi, tenang. Inilah yang membuatku tenang. Tapi kurasa sedikit membosankan juga.
“kenapa kau tak kuliah hari ini?? Bukankah seharusnya kau ada seminar?” tanyaku memcah keheningan yg sempat terjadi diantara kami.
“annii.. aku hanya malas. Why? Apa kau mau aku pergi seminar dan meninggalkan kalian berdua? Hahaha” yuri tertawa renyah. Aku mengerti maksudnya, sangat mengerti, dan aku tak berharap bisa berduaan di rumah dengannya. Karena itu akan sangat menyulitkanku, dan kembali membuka lukaku.

“yap! Lebih baik kau di rumah saja yul. Menemaniku selama sica tak ada di rumah. Arraa??” Tanya menepuk pundaknya dan berlalu menuju ke balkon ruang tengah.

“yaa!! Apa maksudmu?” kini dia mengikutiku. Hahaha.. benar2 protektif ni anak.

Aku duduk dikursi santai ditepi kanan balkon, dan yuri berada disebelah kiriku. Tea hangat pagi ini benar2 cocok untuk suasana yg cukup dingin. Sesekali tapi sering, kuseruput tea hangatku, sambil memainkan tablet yang kubawa. Kulirik yuri, dia sibuk dengan HPnya. Aku menghembuskan nafas panjang, beralih focus pada tabletku, memainkan game kesayanganku, aku tak pernah bosan dengan game konyol ini. Terhitung sudah 37 kali aku bisa menyelesaikan misi2nya. Kurasa aku harus mendownload game baru untuk mengisi waktu luangku yang sangat membosankan ini. Kenapa bisa bosan? Ya,, itu karena HP sepi, alasan anak muda sepertinya masuk akal. Tapi akhir2 ini, entah kenapa joon oppa begitu memperhatikanku. Menanyakan hal2 yg kurasa hanya dilakukan oleh orang yang sedang PDKT. Hmm.. entahlah. Aku belum bisa membuka kembali hatiku untuk orang lain.

“yaaa!! Apa kau tega meninggalkanku dengan sibuk bermain game seperti itu?” suaranya yg keras membuyarkan lamunanku yang kurasa aku sendiri lupa apa yg kulamunkan tadi.

“apa kau mau main juga?” aku berbalik bertanya sambil kuulurkan tablet milikku.

“ya! Taeyeon~ahh! Kau tau sendiri bukan? Game milikmu itu jauh dibawah gameku. Dan kurasa kau terlalu pro untuk memainkan game itu yang bahkan sica dan tiffany bisa dengan cepat menyelesaikannya.” Omelnya. Memang benar. Game ini benar2 sangat mudah. Sica dan tiffany yang sangat bodoh bermain game pun kurasa juga bisa menyelesaikannya.

“aku bukan menyukai gamenya yul. Kurasa aku jatuh cinta pada makluk lucu bermata tiga ini.” Aku memperlihatkan chapture character utama digameku ini.

“menjijikan! Jauhkan itu!” katanya, dan beberapa saat setelah itu, suasana diantara kami menjadi sepi, tenang, dan suram. Tak ada kata2 yg terucap dari bibir kami lagi, sama2 sibuk dengan gadget kami masing-masing.

—————————————-

Tiffany POV

“hoammm” aku menguap lebar dalam perjalannku yg sedikit ngelantur menuju ruang tengah. Sambil terus mengusap mataku yg berair karena masih sangat mengantuk. Setelah kejadian tadi pagi, aku benar2 kembali dalam alam mimpiku. Sungguh kejadian yg gila. Dan kali ini aku benar2 membutuhkan siwan oppa. aku tak mau kembali membuka luka lamaku. Sudah tertutup rapat dengan plester. 4 hari lagi aku ulang tahun. Apa siwan oppa melupakannya? Dia bilang dia akan kembali seminggu lagi.

Tak terasa obrolanku dengan lubuk hatiku membuatku tersandung sofa di ruang tengah. Aku mengaduh. Suasana sepi. Tak ada orang satupun di ruangan ini. Apa mereka pergi? Lalu? Apa yg harus kulakukan sekarang? Benar2 membosankan.
“yaa! Kau baru bangun??” suara barusan mengejutkanku hingga aku terjatuh di sofa dari posisi berdiriku.

“bisakah kau mengecilkan volume suaramu itu yul? Kau benar2 membuatku jantungan! Sial!.” Aku masih terus mengusap mataku yang berair.

“mianhe fany~ahh.. lekas makan! Apa kau tak merasa lapar? Jika-“
“hmm.. ya..ya,, yul aku akan makan. Aku sangat lapar sekali. Gomawo tawarannya.” aku benar2 sedang unmood sekarang. Huh! LDR yang begitu menyiksa. Aku berjalan menuju ke ruang makan. Tersedia sepiring nasi, bersama 3buah nugget di piring kecilnya.

“apa aku harus makan nugget untuk tiap hari yul? Tak bisakah kau membuatkanku menu baru?” kataku sedikit kesal dan menekan suaraku.

Sejenak dia mengacuhkanku dengan handphonnya. Dia tak mendengarku? Atau memang sengaja diam karena menyadari unmoodku? Ahh biarlah. Tak masalah. Yg penting kenyang. Aku menyantap perlahan makanan didepanku.

“yul! Pinjam headshettmu. Aku harus kembali latihan vocal. Miliku basah karena tercuci kemarin. Sial” suara kekanak2an muncul dari sebuah ruangan. Bereusaha tak terfokus padanya, aku kembali melahap sisa makananku, tapi sialnya, tak ada sisa dipiringku. Gezzzzz..

“ohh.. kau sudah bangun fany~ahh..” sapanya dengan nada biasa sambil berjalan menuju refrigerator. Aku mengangguk sebagai jawaban iya. Tak ingin teringat kejadian tadi pagi, dan mungkin- emm kurasa pasti dia tak akan membahas itu.

“mianhe fany~ahh.. tadi aku tertidur dikasurmu. Sleeping walkingku sepertinya kambuh. Hahaha” tawanya renyah.

“no problem taeng. Aku bisa mengerti.” Memalingkan pandanganku dari matanya yg sempat menatapku menuju ke tempat cuci piring. Kulihat yuri menahan tawa.
“yaa! Taeyeon~ahh.. alibimu sempurna. Layaknya conan yang ingin tidur bersama ran. Hahaha” yuri kembali berevolusi menjadi prankster yang kembali memasang taeyeon sebagai sasarannya. Aku tak terlalu memikirkan hal memuakan itu, dan lebih baik aku kembali kekamarku.

—————————-

Author POV
jalanan ibukota lenggang dengan kendaraan yg melaju, menimbulkan suasana santai bagi gadis yang mengendari mobilnya sendirian. Sambil mendengarkan music berlantun melalui sepasang headshet yang terpasang pada kedua telinganya, sembari menyanyi kecil bait demi bait.

Vibrasi handphonenya menghapus alunan music yang tadi berlantun, menimbulkan sedikit kekesalan diwajahnya.

“ne oppa? aku sedang dalam perjalanan sekarang. Kau sangat merepotkanku!” ucapnya pada orang diseberang sana.

“mianhe. Aku tak menyangka mobilku akan mogok begini. Tenanglahh. Aku seusai latihan nanti, aku akan membelikanmu sejumlah ice cream. Arraa??”
“ahhh… jinnjjjaa??? Aku akan segera sampai oppa. wait for me.” Gadis itu dengan sigap memutus sambungna telfon dan kembali terfokus pada jalanan, menambah kecepatannya diatas rata2.

Tak butuh waktu lama, gadis itu tiba ditempat tujuan dimana ia harus menjemput rekannya.

“oppaaa! Kajja! Lekas kita selesaikan latihan ini dan kutagih janjimu.” Celetuk gadis itu.

“yaa! Taeyeon~ahh! Apa kau akan datang secepat ini jika tadi aku tak menjanjikan es cream padamu?” Tanya sang oppa sarkatis.

“anddwwweee!” senyum evil mengembang diwajah taeyeon dan dengan cepat sebuah pukulan ringan mendarat dikepalanya.

Setelah percakapan singkat yg terjadi barusan, mereka berdua langsung bergegas menuju ke studio kampus. Le joon yang mengambil alih setir, dan taeyeon yang sibuk membolak-balik stopmap birunya. Senyap lebih tepatnya. Tak membutuhkan waktu banyak, kami pun segera tiba di lapangan parkir kampus. Riuh dengan mahasiswa/siswi  yang berlalulalang keluar masuk dengan kendaraannya.

“taeyeon~ahh,, joonie~ah.. akhirnya. Kupikir kalian tak datang.” BoA menyambut kedatangan kedua hobaenya dengan sangat excited, sedikit berbeda dari biasanya.

“hahaha.. sepertinya aku dan joon oppa yang selalu kalian tunggu. Mianhe.” Celetuk taeyeon.

“ya jelas lah. Kau dan orang itulah yang menjadi lakon utama disini. Jadi segera bersiap2. Sudah ada panggungnya disana. Kita langsung kesana.” Ujar yunho.

———————————-

Taeyeon POV

Prepare, latihann yang cukup panjang hari ini belum terlalu sempurna. Harus lebih mengunggulkan keseriusan dan kematangan para penyanyinya. Begitu juga denganku. Hari ini pendalaman dan penghayatanku kurang nendang. Seperti ada sesuatu hal yang mengganjal dan tersangkut dipikiranku.

“taeyeon~ahh,, kau lelah???” namja yang akhir2 ini terus memperhatikanku kembali berada disisiku setelah beberapa menit yang lalu harus pergi mengambil mobilnya.

“annii oppa. hanya sedikit. Bagaimana dengan mobilmu oppa?” tanyaku ringan, dan tanpa memandangnya, terfokus dengan handphone yang sedang menemaniku sedari tadi.

“sudah membaik. Dan sudah kubawa kemari.” Katanya. Dan selanjutnya dia terduduk disebelah kananku, sambil membawa secangkir.. emmhh.. aku tak begitu tau apa yg sedang dia minum.

Suasana hening kini terkuak. Aku yg terus menekan tombol2 layar handphoneku dan juga joon oppa yang sedari tadi memandang kearah depan. Tersadar, dan ternyata hari mulai sore. Aku harus pulang. Tubhku sudah penuh dengan keringat, sangat tak nyaman.

“oppa.. brarti kau sudah bisa pulang sendiri kan?? Aku harus segera pulang.” Kataku.

“arrasoo. Tenang saja taeng. Mobilku sudah kembali kok. hati2 ya!” kata joon oppa. dan aku mulai berjalan menuju tempat parkir kampus.

Akhirnya aku bisa bersandar nyaman di mobilku. Kusandarkan kepalaku dibantalan kursi, menenangkan dan mengistirahatkan seluruh tubuhku yang sedikit lelah. Setelah merasa nyaman, aku mulai memacu mobilku dengan kecepatan yg terhitung pelan. Jalanan cukup riuh dan ramai, kutepikan sedikit mobilku dari tengah jalan menghindari klason mobil lain yang akan berbunyi jika aku mengendari dengan kecepatan pelan seperti ini.

Ku hidupkan penghangat dalam mobil, masih berkutat dengan handphoneku, jessica benar2 mengejutkan.

“yahh! Waeyyyooo sica~ahh???” aku langsung mengangkat telfon darinya, tanpa menunggu nada deringku muncul.

“taeyeon~ahh! Apa kau lupa kalau 4hari lagi tiffany ulang tahun??? Haa??” suara dingin nan lembut diseberang sana mengomel.

“aku mengingatnya. Lalu?? Apa urusannya denganku?” jawabku tenang.”
“yahh! Kau ini benar2…ughhh! 4hari lagi kau itu perform dengan adegan kissing scenemu bukan?? Apa kau tak merasa bersalah dengannya?”

“merasa bersalah?? Memang aku salah apa? Dia yg bersalah.” Aku ikut mengomel.

“babo! Jika aku jadi tiffany, aku akan sangat sakit melihat kau berciuman seperti itu, bahkan jika aku tetap menjadi aku, aku pun akan merasa sakit!”

“aku tak mengerti maksudmu.” Jawabku enteng.

“taeyeon~ahhh.. yuri dan aku sependapat kalau aku dan dia tak setuju dengan adegan itu, dan aku sangat yakin jika kau menceritakannya dengan teman2 yg lain, mereka juga pasti susah untuk menyetujui itu.”

Aku termenung sesat. Mengabaikan suara2 disekitarku. Pening mulai merambat dikepalaku, rasanya sedikit berat dan pusing. Tiffany?? dia akan merasa sakit hati jika aku melakukan kissing scene ini? Benarkah? Kurasa itu sulit untuk kupercaya. Kenapa aku tak boleh melakukan hal ini? Ini hanya scene.. dan… dan aku juga yakin jika tiffany sering melakukan ini dengan kekasih barunya itu. hmmm….

Author POV
“taeyeon~ahh!?? Taeng?? Yahhh! Kim taeyeon! Kau sedang mengedara! Jangan melamun!!!” suara jessica dengan kencang memenuhi kamarnya. Tak terdengar jawaban dari arah seberang selama beberapa menit.

“brrraaaakkkkkkk!” suara benturan keras melengking ditelinga jessica. wajahnya shock parah..
“yahhh! Kim taeyeoooonnn!!!” dengan cepat jessica berlali keluar kamar, menyambar kuncinya yang tergeletak di dapur dan langsung bergegas mencari taeyeon, yg ia sendiri tak tau apa yg terjadi.

“sicaaaa! Mau kemana kauu!??” yuri dan sooyoung dengan cepat berlari menyusul jessica yg sudah masuk kedalam mobilnya

“ada apa dengannya??” Tanya sooyoung pada gadis yang terbengong disebelahnya.

“kim taeyeon. Ada sesuatu yang terjadi padanya” yuri kembali masuk dan sama seperti jessica dengan wwajah yang tak berbeda KHAWATIR.
“yuri~ahh! Aku ikut!” sooyoung pun dengan cepat mengikuti yuri masuk kedalam mobilnya.

____________________

Tiffany POV
masih kunikmati jus jeruk di tanganku, sambil memandang langit senja yang tiba2 mendung, dan ini pertanda bahwa hujan benar2 akan turun.

“pranggg” mataku terbelalak seketika saat gelas berisi jus jeruk ini lepas dari genggamanku.

“yaa! Kau ini.. akhir2 ini kau sering melamun.!” Sunny yang bersamaku mengomeliku.
pelayan yg tau kejadian ini dengan cepat membersihkan beling yang berjatuhan disekitarku.

Sedikit perasaan aneh menghampiriku, prasangka buruk, dan sangat tak nyaman. Kudengar sunny berterima kasih pada pelayan tadi. Aku masih terdiam, mataku masih tak mau berkedip. Apa yang terjadi? Apa ada sesuatu? Kenapa perasaanku begitu tak enak?

“why fany~ahh??” sunny mengguncang pundakku, dan menyadarkanku dari lamunan sesaat.

“ahhh… annii. Bisakah kita pulang sekarang?? Perasaanku tak enak saat ini.” Aku mulai berdiri, berjalan meninggalkan sunny

“wait me fany~ahh..” kudengar sunny sedikit berteriak.

Tak lama, aku dan sunny tiba di rumah. Yuri, jessica dan sooyoung yang seharusnya ada di rumah, kini tak ada sosok mereka.

“kemana orang2 rumah?” tanyaku masih celingukan diruang tengah.

Sunny muncul dari balik pintu kamarnya “my shikshin juga tak ada di kamarnya.” Kulihat sunny mengambil handphone diatas meja ruang tengah, dan berjalan masuk ke kamar. Aku masih duduk terdiam di ruang tengah, memandang kosong kea rah depanku, sama seperti tadi, aku masih diselimutin perasaan tak mengenakkan.

“whaaaattttttttt???” kudengar suara sunny berteriak dari dalamm kamar. Aku bergegas masuk.

“kenapa bisa seperti itu??” aku berdiri didaun pintu, menyaksikan kepanikan sunny.

“apa yang terjadi??” aku buka suara. Perasaan buruk yang tadi kurasakan, kini semakin menguat, membuatku susah bernafas.

Sunny menatapku lekat, sudah tak ada pembicaraan ditelfon dengan seseorang. Aku balik menatapnya, berusaha sedikit tenang dan menghilangkan perasaan burukku tapi tak bisa “why?? Apa ada sesuatu yang terjadi?” tanyaku

Sunny hanya diam dan malah menangis detik selanjutnya.

“sunny~ahh! Why?? Siapa yang tadi kau ajak bicara? Apa sooyoung??” dan dia hanya mengangguk sebagai jawabannya dan masih dengan isakkanya yang makin menjadi jadi.

“lalu apa yang tadi kalian bicarakan? Apa terjadi sesuatu dengan choi sooyoung??” aku terus bertanya padanya, mencoba menenangkan gadis mungil ini.

“bukan dengan choi sooyoung fany~ahh.. tapi. Tapi diaaaa..” setelah mengatakan begitu, dia kembali menangis.
“dia??? Nugu???” aku menekan suaraku meminta penjelasan.

“kim taeyeon kritis di rumah sakit fany~ahhhh!!!” kini dia berteriak dan kembali menangis. Dan seketika itu tenggorokanku tercekat, jantungku terasa berhenti.. jadi itu, jadi itu kenapa aku benar2 tak bisa lepas dari perasaan tadi yang benar2 buruk kurasakan. Tubuhku lemas seketika, kini aku yang merasa pelukanku untuk sunny berbalik dia yang memelukku erat.

————————————————

Author POV

Kekhawatiran menyelimuti mereka yang ada diluar ruangan, 3 gadis yang sedang menanti kabar baik dari sang dokter. Tak ada percakapan diantara mereka, saling diam dan terus melantunkan doa dalam hatinya, sangat berharap tak terjadi apa2 pada gadis mungil yang sedang kritis didalam sana.

1,2 jam berlalu, masih sama seperti tadi, tak ada satupun dari ketiga gadis tadi beranjak dari tempatnya.
dokter yang menangi oprasi dadakan keluar dari ruangan,

“ahhh.. bagaimana keadaan teman kami?” jessica dengan langkah cepat menghampiri sang dokter.

“apa dia baik2 saja? Apa masa kritisnya sudah berlalu???” belum sempat dokter menjawab, jessica kembali bertanya.

“sica~ahh.. tenanglahh..” sebagai kekasihnya, yuri berperran penting dalam menenangkannya.

“dia masih dalam keadaan koma. Pendarahan dibagian bahu, dan ada tanda2 gegar otak ringan. Dan yang kami sangat mengkhawatirkan jika akan terjadi kebutaan pada dirinya, kecelakaan ini cukup keras.” Dokter menjelaskan dengan wajah tampak ikut khawatir.

“apa separah itu dok?? Sampai kapan dia akan terus dalam keadaan koma??” sooyoung menyeringai.

Dokter berpikir sesaat sebelum berucap “kurasa lebih dari 1 minggu dia akan ada dalam keadaan seperti ini. Dan kami akan kembali mengadakan oprasi pada esok hari.”

“bantu dia dok.. dia begitu berarti bagi kami.” Jessica kembali berucap, kini dia menggenggam tangan sang dokter dengan penuh pengharapan.
“kami akan berusaha semampu kami. Apa kalian saudaranya??”

“yaa,, kami saudaranya. Keluarganya sudah kami hubungi, dan baru bisa hadir besok.” Jelas yuri.

“baiklahh,, kalian boleh menengoknya sekarang.”

————————————–

Tiffany POV
kenapa kepalaku begitu pusing?? Sulit untukku bisa benafas lega. Aku harus di rumah ketika dia dalam keadaan seperti ini. Apa aku jahat? Kenapa aku harus seego ini?? Kenapa aku mementingkan perasaanku daripada keadaannya yang saat ini benar2 dalam keadaan kritis. Sunny membujukku beberapa kali untuk ikut dengannya ke rumah sakit, tapi aku begitu bersikeras menolaknya. Ada apa dengan ku?? Dan hingga sekarang waktu menunjukan pukul 9, jessica dan yuri hanya diam. Bahkan mereka tak mengajakku dalam perbincangan tentang keadaan taeyeon, dan parahnya, saat ini kami berseberangan tempat duduk dimeja makan.

“apa dia baik2 saja?” kuberanikan diri untuk lebih dulu berucap. Tetap ada wajah kekhawatiran padaku.

“ehh? Kenapa kau harus bertanya padaku?” jawaban sarkatis kini keluar dari mulut jessica. kembali aku terpukul oleh kata2nya.

“sica~ahh.” Yuri mencoba menengahi pembicaraan jessica.

“fany~ahh.. kenapa kau begitu egois?? Hanya kau yang belum datang untuk menjenguknya. Kau dan dia.. aku tau masalahmu. Aku tau seorang hwang miyoung. Miyoung yang sangat egois untuk seorang mantan kekasih. Sampai sekarang pun kau tak berubah sama sekali miyoung~ahh.”

“sicaa~ahh,, jangan memojokkan dia seperti ini. Dia butuh waktu.” Yuri kembali harus menahan emosi seorang jessica.

“miyoung~ahh… apa kau tau? Dia benar2 membutuhkan kekuatan. Dia benar2 membutuhkan seorang teman untuk bersamanya saat ini. Apa kau benar2 tega hanya meninggalkannya bersama kami? Kau berperan penting untuknya.”

“sooyeon~ahh.. jebal.. you don’t understand my feeling right now. It’s really hurt for me. You know? My feelings get very messy when I heard she got this accident. But,, i’m so afraid with my feelings for her. I know taeyeon will refuse me. Because that I can’t go for her.” Kuungkapkan segalanya pada jessica, termasuk yuri. Entah dia mengerti atau tidak.

“miyoung~ahh.. if I were you, I still strong for her. I will give all of my feeling in deep of my heart for her. She’s really meaningfull for me. Yuri know about it. she can understand. Because of that, yuri never be jealous to her. Miyoung~ahh.. i know, right now you have another love, but you should to care about taeyeon. Please come with us for her.” Ucap jessica. aku merenung sesaat memahami kata2 jessica. entah kenapa sekarang aku benar2 menjadi orang bodoh dihadapannya. Jessica teman kecilku, aku tau dia mengerti segala hal tentang diriku. Dia yang selalu hadir saat aku sedang sedih. It’s true. Apa aku memang harus hadir untuk taeyeon saat ini?

-TBC-

[Chap 3] Back To Reach Your Love

Akhirnya saya bisa update juga setelah sekian lama bergumul dengan kegiatan saya sebagai compiler. banyak event2 SNSD yg harus saya kumpulkan. jadi susah deh nyari waktu luang buat nerusinnya. mianhe reader,, saya kelamaan updatenya.

yaudah deh, sekian dulu sambutan dari saya. saya ucapkan selamat membaca.

—————————————————————-

 

Taeyeon POV

Perlahan, pemandangan kamarku mulai terlihat, masih sedikit malas untuk terbangung dari tidur siangku ini. Aku masih ingin terlelap. Kutarik kembali selimut yg semula menutupi tubuhku. Rasa hangat mulai menusuk tubuhku. Mencoba kembali tertidur.

“yahh! Masih mau tidur juga!? Ternyata kau lebih malas dari pada aku ya!?” aku berpaling menghadap kearah pintu. Jessica ada disana. Pandanganku masih kabur. Kukucek mataku perlahan, mencoba mengembalikan kesadaranku dan mulai terduduk untuk meregangkan otot2ku.

“taeyeon~ahh! Lekas bangun! Kau pikir ini jam brapa!? Lekas mandi dan makan! Teman2 sudah menunggumu!”

“kenapa kau galak sekali!??” aku merespon. Mencoba berdiri, dan akhirnya terduduk kembali dikasurku. Sepertinya memang masih sangat malas untuk lepas dari bantal, dan kasurku.

“kau tau,, aku sudah membangunkanmu lebih dari 10X! huh! Benar2 seperti babi yg sedang tidur. Aku yg sering tidur dan mengantuk saja tak sampai seperti dirimu taeng.” Dia kembali mengomel. Sepertinya dia percuma mengomel seperti itu. Karena otakku masih blank.

“hahahaha” aku hanya tertawa. Dia keluar dari kamarku. Aku keluar mengikutinya. Mengambil handukku, dan menuju ke kemar mandi.

Air hangat yg mengucur dari shower membuatku rileks. Kubiarkan sejenak tubuhku ikut terhanyut bersama air hangat ini. Mencoba menghilangkan penat diotakku. Aku mulai menggosokan sabun kesseluruh tubuhku. Dan sedari tadi aku memejamkan mata. Menikmati lembut dan harumnya sabun. 20 menit sudah aku berada di dalam kamar mandi. Kuraih handukku menuju wastafle untuk menggosok gigi. Kutatap cermin didepanku, wajahku terpantul disana. Terdiam sejenak. Kini ingatanku tentangnya kembali terpantul bersamaan dengan wajahku yg terpantul disana.

=Flashback=

“taetae! Itu milikkuu! Tadi saat di market kan kau sudah mau menyerahkan sikat gigi itu! Kenapa kau memintanya kembali?? Huh! Curang!” dia memukul-mukul pundakku pelan, pertanda gemas padaku. Wajahnya lucu sekali.

“hahaha. Aku hanya bercanda fany~ahh.. nihh,, lekas gosok gigimu! Dan lekas kita tidur aku sudah sangat mengantuk.” Aku memberikan dia sikat giginya, berwana pink dari ujung bawah tangkai hingga pada bulu2 halus sikat itu.

“yeaahhh! Ini punyaku! Hehehe..” dia tersenyum padaku. Aku berdiam di depan kaca, menungguinya hingga selesai menggosok giginya. Kutatap dia melalui cermin. Wajahnya yg sangat lucu, pipinya yg penuh dengan busa.

“apa yg kau tertawakan??”

“nothing. Aku tertawa karena kau begitu lucu.” Aku mendekat padanya. kulingkarkan tanganku dipinggangnya. Kueratkan pegangan tanganku dipinggangnya. Kepalaku kini berada diantara pundak dan pipinya.

“taetae~ahh.. aku harus membersihkan busa2 ini dulu!” dia mengelus pipiku lembut, mempererat jarak antara pipiku dengan pipinya.

“baiklahh.. kutunggu ditempat tidur! Aku sudah sangat mengantuk. Sekilas kucium pipinya dan kembali ke tempat tidur.

=End Flashback=

Kini air mata kembali membasahi pipiku. Kutundukan kepalaku sejenak, berusaha menghilangkan ingatan itu. Ingatan yg sangat membuatku selalu merindukannya. Mencoba kembali focus menggosok gigiku. Aku sudah merasa menggigil disini. Kuselesaikan dengan cepat.

“taeyeon~ahh! Makananmu sudah siap!” hyoyeon sedikit berteriak setelah melihatku. Aku menghampirinya. Sunny, sooyoung, jessica, yuri, dan yonna dan juga yg pasti hyoyeon. Aku bergabung dengan mereka, mengambil tempat duduk disebelah yoona.

“dimana seohyun??” aku berucap tanpa memandang mereka.

“dia belajar unnie.” jawab yoona. Aku tak melihat tiffany. emhh.. mungkin dia sedang berkencan dengan oppanya.

“fany~ahh! Makanmu sudah siapp!” hyoyeon kembali berteriak. Ohhh.. ternyata dia ada dirumah. Biasanya dia jam segini belum sampai dirumah. Entahlahh,, aku tak harus peduli dengan kehidupannya lagi. Kini dia berada dihadapanku. Aku tak menatapnya, kembali terfokus pada makananku. Kulahap makananku sendok demi sendok, tak pernah kupalingkan pandanganku sedari tadi dari mangkuk berisi nasi dan lauk ini. Entah kenapa, aku ingin sekali lekas beranjak dari tempat ini, menghindari situasi tak mengenakan dihati, dan juga diotakku. Aku sudah ikut dalam keputusannya untuk mengakhiri hubungan kami. Entah apa salahku hingga dia tega melakukan hal ini. Dia selalu berkata jika dia akan terus disampingku, dan apapun masalahnya tak akan pernah berpaling ke yang lain. Dan nyatanya perkataannya itu hanyalah sebuah ilusi belaka yg mampu menghipnotisku untuk terus masuk kedalam jurang kesesatan dimana aku akan terus bersedih dibuatnya. Ya, aku tau kalau dia adalah malaikatku untuk selamanya. Selamanya. Tapi entah kenapa malaikat itu sekarang menjadi buruk! dia tetap berada dihatiku hingga saat ini. Sudah beberapa kali aku mengusirnya pergi tetapi kenapa aku selalu gagal? Apa yg menyebabkan dia begitu lekat dihatiku? Gila!

“pemandangan yg sangat tidak menyenangkan bukan!??? Aku yakin kalian berdua memikirkan hal yang sama! Tiffany memikirkan taeyeon dan sebaliknya taeyeon pun juga sedang mimikirkannya.” suara itu keluar lembut dari mulut sooyoung. Dan BINGGO! Saat ini aku memang sedang memikirkannya. Tapi aku tak yakin dengan dia. Huh! Masa bodoh! Aku tak peduli itu!

Mendengar itu kini mata kami bertemu. Hanya 1 detik. Aku tak mengiginkan lebih dari itu. Aku tak ingin lagi membuat eyecontact. Teman2 menyebutnya sebagai awesome love of eyecontact. Tak ada lagi sebutan seperti itu! tak ada cinta lagi didalam tatapan kami.
kini mulut sang shikshin terbungkam oleh tangan sunny yg berada disampingnya. Dan itu tak mempengaruhiku untuk harus berkata sesuatu.

“jaga mulutmu choi sooyoung!” yuri kini ikut menyeletuk. Dengan sedikit cengengesan dimulutnya. Aku tau sekarang teman2ku juga akan mengatakan hal yg sama jikalau jessica dan sunny tak ada disitu. Yuri dan sooyoung lah yg biasanya meramaikan hubunganku dengannya. Seperti membuat shipper untuk pasangan taeyeon dan tiffany. huh!

“setelah ini aku akan pergi. Hari ini aku, luna, jonghyun, dan joon oppa ada latian vocal untuk kontes yg diadakan oleh kampus. Kupikir aku akan terlambat pulang.” Aku beranjak dari tempat, memperlihatkan ekspresiku yg dingin, cuek, dan acuh.

“kau akan pulang jam brapa unnie?” kata yoona.

“entahlah yoong. Sepertinya akan larut. Waeyoo??” jawabku. Tanpa menatap sedikit pun kearah mereka. Terhanyut pada air yg mengalir ditempat cuci piring.

Setelah selesai, aku lekas kembali ke kamarku, mengambil barang2 dan berkas2, mengambil hodieku yg tergantung diruang tamu. “aku berangkat.” Hanya itu kata2 yg keluar dari mulutku. Kurasa cukup. Tak terdengar jawaban dari mereka. Mungkin aku yg terlalu terburu2 keluar dan tanpa memperhatikan mereka.

——————————————-

Author POV

Setelah perginya taeyeon menuju tempat les vocal. Yg tersisa sekarang hyoyeon, tiffany, yuri, sooyoung, jessica dan sunny. Duo maknae telah tenggelam dalam dunia mimpi mereka. Perbincangan diantara mereka terjadi begitu riuh membicarakan seorang kim taeyeon, terkecuali tiffany dan jessica. jelas jika jessica tak tertarik dengan pembicaraan ini, karena hanya dialah yg mengetahui kebenaran dibalik seorang kim taeyeon yg memendam bigitu banyak kesedihan. Dan juga tiffany, yg menghindari berbagai hal tentang taeyeon saat ini.

“kenapa dia bisa sedingin ini ya?? Bahkan dia mengalahkan seorang ice princes yg terkenal diseluruh kampus.” Celetuk hyoyeon disambut dengan glare mematikan dari jessica.

“dia kurang tidur??” dan kali ini jawaban bodoh keluar dari mulut sooyoung.  Sebenarnya tingkah mereka ini memiliki tujuan. Yaitu tiffany. mereka berharap tiffany akan menanggapinya, tapi ternyata applikasi yg mereka susun gagal. Tak ada kata2 yg juga turun dari mulut tiffany.

“dia kehilangan cinta.” Sepertinya mereka benar2 akan memojokan tiffany disini. Sunny kali ini mencoba memancing tiffany untuk berucap. Dan saat ini semua mata tertuju pada sosok diantara sooyoung dan hyoyeon. Tiffany. dia menatap teman2nya satu persatu.

“wae!?” dan hanya kata itu yg keluar dari mulut tiffany. yuri yg menyadari sifat dingin yg tiba2 keluar dari ucapan tiffany, mencoba mendekat dan menggeser tubuh hyoyeon.

“bukannya kami ingin mengintimidasimu fany~ahh,, kami peduli denganmu. Apa kau marah pada taeyeon?” yuri dengan lembut mengucapkan kata2 itu sambil mengelus rambut tiffany.

“kenapa aku harus marah? Apa yg dia lakukan hingga aku harus marah? Tak ada untungnya aku marah. Hidupnya sekarang bukan hidupku lagi kawan2.” Jelas tiffany dengan penuh kesanggupan dengan sedikit senyum miris.

“aku melihat perubahan wajahmu saat dia tadi menyebut nama lee joon.” Jessica benar2 tajam, dia bisa melihat apa saja yg tak terlihat olah mata telanjang orang lain (ngeliat setan juga isa donk ya? :D)

“sica, kau memang teman baikku sejak dulu. Kau tau segalanya tentang diriku. Tapi yg kau katakana barusan, aku sama sekali tak menyadari itu. Aku cemburu? Tidak. Aku tak peduli lagi teman2. Dia sekarang hanya sebatas sahabatku. Jadi berhentilah untuk menyatukan dia dengan ku.” Tiffany beranjak dari tempatnya dan pergi meninggalkan yg lain ke kamarnya.

“apa yg dia katakana itu benar???” celetuk sooyoung.

“aku akan mengurusnya. Mungkin dia memang butuh teman yg mendukungnya saat ini. Lebih baik kita berhenti untuk mengintimidasi mereka berdua. Toh ini juga untuk kebaikan mereka kan? Jika mereka ingin melalui jalan seperti ini, yasudah, kita dukung saja.” Dengan lancarnya yuri berkata. Dia beranjak dari tempatnya, dan sekarang dia menuju ke kamar tiffany. sepertinya dia mendapat sinyal dari tiffany. karena dia sempat melihat HPnya.

“aku ingin melihat TaeNy moment lagi, untuk menjadi referensi belajarku dengan bunnyku.” Sooyoun merengek dipangkuan sunny.

“choi sooyoung! Kau bisa meniru gaya kami! Dan kau jadikan sebagai referensi belajarmu dengan sunny.” Ucap jessica dan setelah itu jessica meninggalkan 3 temannya menuju ke kamarnya.

—————————————

Taeyeon POV

Kota ini tak pernah sepi, sekarang menunjukan pukul 22.00 dan aku baru akan memulai aktivitas ku. Jika bukan karena Changmin oppa yg menyuruhku datang untuk berlatih nyanyi malam ini, mungkin aku tak akan pergi. Joon oppa bahkan juga tak akan datang jika aku tak datang. Kali ini vibration HPku membuatku sedikit terkejut. Kupasang headshet ditelingaku

“annyeong oppa.. waeyoo??” kataku pada orang disebrang sana.

“dimana kau? Lama sekali. Jangan bilang kau tak datang! Aku sudah diruang tunggu selama 15 menit. Dan tak ada orang lain disini. Aku tak akan masuk jika kau belum datang.” Namja disebrang sana mengomeliku.
“oppa! aku sedang dalam perjalanan. Jadi tunggu sebentar oke!” kataku

“oke! Good baby” setelah kata itu, dia memutuskan sambungan.

Tak lebih dari 10 menit kemudian, aku sampai di gedung SM milik lee soo man ahhjjussi dimana dia juga pemilik universitas yg sekarang menjadi kampus dimana aku belajar.

“yahh! Kau lama sekali! Kau lihat berapa miscall, massage, dan voice mail dari BoA noona?” setelah aku sampai dia malah mengomeliku, bukanya memberiku salam atau memberi kopi, tapi malah mengomel.

“mianhe oppa! kajjaaa! Aku ingin lekas selesai dan tidur.” Aku menarik tangan joon oppa menuju ke studio.

Yonghwa oppa, BoA unnie, Changmin oppa. para pelatih kami sudah berdiri disana bersama dengan Luna, Jonghyun sudah ada disana.

“mianhee unnie, oppa.. aku terlambat.” Aku memberikan bow pada mereka.

“oke. Semua sudah berkumpul sekarang. Kita selesaikan ini dengan cepat. Taeyeonn~ah, Luna,, kau denganku, joon~ahh kau dengan BoA noona dan jonghyun~ahh, kau dengan yonghwa.” Changmin oppa dengan cepat memforsir kami yg ada disana.

Latihan berjalan dengan lancar. Changmin oppa benar2 handal dalam melatih aku dan juga luna. Tak begitu berat untukku bisa menyepadani apa yg dilakukan chanmin oppa. aku lebih salut terhadap suara BoA noona. Walaupun bukan leader di group kami, tapi dia bisa mengatur layaknya changmin oppa sebagai leadernya.

Latihan yg tak begitu melelahkan ini berakhir sudah. Dengan cepat aku menuju ke refrigerator untuk mengambil sebotol air dingin. Menyegarkan tenggorokanku yang 2 jam tadi kugunakan untuk mengeluarkan suara. Rasa lelah yg tak begitu mendominasi bisa menghilangkan penatku. Entah kenapa tadi aku terlalu menghayati lagu yg kubawakan.

“taeyeon~ahh…” terdengar seseorang memanggilku. Aku berbalik badan, mendapati BoA unnie, Yonghwa dan juga joon oppa.

“waeyo unn??” jawabku cepat. Kutempelkan botol air dinginku didahiku. Memberi penyegaran dikepalaku.

“kau dan joon akan memainkan sebuah peran dalam lagu yg akan kau bawakan.” Ucap BoA unnie.

“peran seperti apaa unnie?? tentu aku aku akan menyanggupinya demi kesuksesan bersama.” Kataku dengan penuh semangat.

“kau akan melakukan kissing scene dengan joon saat bagian terakhir lagu. Itu akan mengena dan mengungkap makna dibalik lagu yg akan kau bawakan bersama dengan joon.”

“whhhaaaattttttt!!!!????” aku berteriak dalam hati. Aku dan joon oppa akan melakukan kissing scene?? Hell it’s this!

“It’s not over. Itu adalah lagu yg kau pilih sendiri kan? Dan kupikir dengan sedikit memainka peran seperti ini kita bisa meraih sesuatu yg besar saat kita tampi besok. How?” kembali BoA unnie berucap. Dan aku masih saja diam membeku. Apa aku akan baik2 saja dengan melakukan itu?? Aku bahkan belum pernah melakukan kissing selain dengan dia. Hanya dia yg pernah merasakan bibirku. Tapi kenapa aku harus ambil pusing? Toh dia juga akan melakukannya bersama dengan oppanya.

“kalau itu memang bisa membuat kita sukses, aku akan melakukannya unnie.” aku menyanggupi dengan tersenyum.

“kau memang dongsaeng yg menawan taeyeon~ahh..” BoA unnie memelukku. Kurasa tak akan terjadi apa2 jika aku melakukannya. Toh aku dan joon oppa tak ada hubungan yang special. Dia dan aku hanya teman saja. Walau memang aku dan dia sangat dekat.

Setelah benar2 selesai, aku kembali menuju mobilku, menyandarkan kepalaku sejenak sebelum melaju pulang. Kulihat jam ditanganku, sudah menunjukan pukul 00.20. vibration HPku bergetar, segera kuambil dari dalam sakuku.

“hello??” kataku pada orang disebrang sana.

“taeyeon~ahh! Lekas pulang! Aku dan yuri sudah sangat mengantuk menungguimu pulang!” jessica mengomel.

“kan aku sudah bilang kau tidur saja duluan. Aku sedang dalam perjalanan sekarang. Kalau kau mau tidur duluan, tak masalah kok.” kataku.

“aku akan menunggumu.” Suara disana terlihat sangat lelah. Belum aku menjawabnya, tapi dia sudah memutus.

Kupastikan akan sampai rumah dalam waktu 7menit lagi. Jalan yg legang dan tak begitu ramai, membuat suasana tak membosankan tak seperti saat pagi dan siang hari. Kota ini sekarang sudah sangat penuh dengan manusia. Kunyalakan ipodku bersama dengan headshet yg menempel ditelingaku. Alunan music dari secondhand serenade terdengar begitu mulus ditelingaku. Lagu inilah yg akan kutampilkan bersama joon oppa. hmmm… kissing scene pertamaku, dan juga kissing pertamaku dengan orang lain. Dan bahkan aku belum pernah merasakan bibir namja, terkecuali appaku. Apa ini akan benar baik2 saja? Pikiranku melayang entah kemana untuk saat ini. Apa seharusnya tadi aku menimbang lebih dahulu sebelum memutuskannya. Bukan berarti apa2. Aku takut jika dia melihat scene ini. Wait! Kenapa kau harus takut kim taeyeon??? Kau siapanya dia memang?? Dan lagi apa dia akan peduli?? Tak akan taeyeon~ahh! Kini dia hanya sebuah kamu, bukan lagi kita. Dan aku, tetap menjadi aku. Sungguh menyedihkan hatiku ini. Bahkan yg sekarang aku khawatirkan adalah orang yg lain dan bukan diriku sendiri. Ternyata memang benar apa yg dikatakan jessica padaku. Bahkan aku sama sekali tak bisa menghancurkan pahatan dirinya dihatiku. Lagu ini terus bersenandung. Beriringan lembut menyentuh hatiku yg terdalam. Entah kenapa mudah sekali sebuah lagu bisa menyebabkan butiran air2 kecil dari mataku. Kusuap dengan cepat air mataku. Beberapa saat kemudia, aku sampai di rumah. Dengan sedikit melenggang aku berjalan.

Mulai kubuka pintu dengan kunci duplikat. Semua orang yg tinggal disini mempunyai kunci duplikat rumah ini. Memudahkan kami dan tidak merepotkan yg lain jika kami pulang terlalu larut.

Perlahan kubuka pintu. Kudapati jessica dan yuri masih terjaga didepan tv.

“akhirnya kau datang taeng. Bagaimana? Apa kau lelah? Apa kau sudah makan?? Aku baru saja memanaskan bubur kesukaanmu. Jadi makanlah sekarang.” Jessica dengan cepat memberondongku dengan kata2nya. Aku memang belum makan. Tapi kenapa tak merasa lapar?? Dan juga aku tak merasa begitu lelah. Aneh.

“tubuh tak lelah. Tapi kini pikiranku benar2 sangat lelah. Apa aku boleh makan sekarang?” aku berjalan menuju dapur. Kurasa mereka berdua mengikutiku berjalan menuju ke dapur.

“apa yg sedang kau pikirkan hingga membuat pikiranmu lelah??” sambut yuri.

“apa aku harus menceritakannya?? Ini rahasiaku.” Aku sedikit menggoda pada mereka. Kurasa memang hanya mereka yg harus tau tentang hari ini.

“jika kau tak bercerita, bubur itu kuambil alih!” death glare dari yuri membuatku bergidik.

“ambil saja nih! Hahahahaha” aku tertawa puas melihat tatap sebal dari mereka berdua.

“yahh! The lost kid! Kau benar2 akan kusumbangkan ke panti asuhan jika tak menceritakannya pada kami!”

“The lost kid?? Menyumbangkanku ke panti asuhan? Sebutan yg bagus untukku yuri~ahh! Tapi apa kau mau jika aku benar2 pergi kesana? Apa kau tak menyesal jika aku tak tinggal lagi dirumah ini?? Kau kan begitu menyayangiku.” Candaan ini begitu menghiburku. Jessica dan yuri lah yang bisa menghiburku. Mereka begitu berarti untukku. jika tak ada mereka, mungkin saat ini aku kamarku akan terendam oleh air mataku sendiri.

Kulihat wajah mereka tampak sangat ingin tau. Tak ada salahnya aku mencertiakan pada mereka berdua dulu.

“okee2,, akan ku ceritakan, sebelumnya aku minta kalian menciumku. Sica dipipi kananku, dan yuri dipipi kiriku. Hanya ini permintaanku, dan akan kuceritakan!” aku mendekatkan wajahku pada mereka, sambil kupejamkan mataku.

“aku tak ingin mencium pipimu. Aku ingin merasakan bibirmu taeng!” dengan cepat yuri mengecup sediikit bibirku.

“yahhh! Kau ingin sica membunuhku!?” marahku “aku pun juga menginginkannya taeng. Mendekat sini.” Aku mendekat pada jessica. kubiarkan bibirku disentuh oleh bibirnya. Aku memang sedang gila bibir saat ini. Hahahaha. . . tak masalah juga jika teman2ku yg menciumku. jika saja, ada dia yg selalu menciumku tanpa ku pinta. Ahhh!! Babo! Jangan dia lagi! Stop kim taeyeon!!!

“baru kali ini aku merasakan bibir yg begitu polos. Itu membuatku ketagihan taeng.” Yuri menggoda. Dan selanjutnya mendapat

“oke,, sekarang ceritakan pada kami.” Jessica menyangga dagu dengan kedua telapak tangannya, sedangkan yuri kali ini bersandar lemas dipundak jessica. Mereka berdua menatap mataku.

“saat aku perform minggu depan, aku dan joon oppa harus melakoni sebuah scene yg kurasa aku masih bingung untuk menjawabnya. Tapi aku sudah terlanjur menjawab iya.”

“scene?? Jangan bilang kau akan melakukan itu!??” jessica dengan cepat mengerti apa yg aku maksud dengan sebuah scene tadi.

“scene?? Scene apaa?? Semacam alat print?” otaknya yg lemot, dasar yuri!

“seobang! Kau ini! Taeyeon~ahh.. kenapa kau malah menyanggupinya??” kulihat wajah kekhawatiran dari jessica mulai muncul.

“entahlah… kurasa tak akan ada masalah dengan ini. Dan ini cuman scene. Dan tak lebih dari scene. Aku tak akan menikmatinya.” Kataku murung.

“scene?? Yg pernah kudengar dan kubaca diinternet cuman kissing scene. Apa yg kalian bicarakan tentang itu??” sambung yuri. Bahkan kecepatan berpikirnya lebih lemot dari pada speed download dari modem ku.

“sayang,,, kau bahkan lebih lemot dari modemku!” gerutuku pada yuri.

“sayang,,, kata2 scene itu begitu asing untukku! jadi harap maklum.” Sambung yuri sambil mencubit pipiku.

“tapii.. emm taeyeon~ahh.. aku sadar ada kecemburuan dimata tiffany saat kau tadi menyebut nama joon oppa. apa kau juga menyadarinya seobang??”
“yeahh! Aku menyadari itu.” Yuri ikut mengagguk berirama dengan jessica.

Sebenarnya aku benar2 tak mengerti jalan cerita ini. Antara aku dan dia. Antara cinta dan benci. Antara hati ke hati. Kami sudah berakhir disini, kami sudah selesai, kami sudah menjadi serpihan kecil, kami bukan satu lagi. Dia menghancurkan itu. aku menyanggupi itu. kuaikui aku sangat mencintainya hingga saat ini. Aku masih tak bisa menghapus bayang2 indah direlung hatiku yg terdalam. Aku bisa menghapus raut wajahku saat dulu bersamanya, dan itu takkan terlihat lagi kali ini, itu sangat mudah.

“taeyeon~ahh.. apa kau benar2 akan melakukan itu?? bibirmu itu belum pernah tersentuh oleh namja. Dan yeoja pun hanya dia dan ibumu, juga tadi aku dan jessica. kau sudah memikirkannya matang2?” yuri kini berubah serius, menatap tajam kearahku.

“aku tau itu.. aku juga merasa jika aku akan terus mempertahankan kemulusan bibirku ini.” Ucapku. Mereka juga sama sepertiku saat ini. Bingung, bimbang, dan tak tau langkah selanjutnya. Kali ini aku benar2 terjebak dalam kegalauan yg mendalam. Beberapa saat kami terdiam.

“kalian belum tidur??” sontak mata kami bertemu. Kali ini aku bisa menatapnya dalam. Menembus dinding hatinya. Kurasakan aku benar2 merasa ada disana. Sengaja kualihkan pandanganku turun pada coffee diatas mejaku. Dia berjalan mulai melewati meja makan dan menuju kea rah refrigerator. Masih dengan mengucek matanya sebagai syarat menyadarkan dirinya yg masih setengah sadar dari tidurnya. Mataku kini mengikuti langkahnya. Entah kenapa aku begitu tergoda dengan posturnya dia kali ini. Sangat cute. Dengan pajama pink yg sedikit kedodoran, sandal dengan kepala sapi, dan juga wajahnya yg sedikit bloated.

“bisakah kau berkedip taeng? Kasian matamu jika kau terus seperti itu” yuri membisikan kata2 itu sangat pelan ditelingaku. Segera kusadarkan diriku dari lamunan bodoh ini, sejenak menatap yuri yg cengengesan karena tingkahku barusan. Polos, innocent, itu kata2 yg pantas untuk diungkapkan padaku saat sedang melamun. Dia mengambil tempat dihadapnku, posisi kami sekarang 3 lawan 1. Aku, yuri, dan jessica berada disisi sebelah barat, dan dia berada di sebelah timur. Menghindari kecanggungan, aku beranjak dari tempatku, mengambil semangkuk serealku diatas refrigerator, dan kembali duduk. Ini pasti bisa mengalihkan pandanganku darinya. Perfecto!

“benar2 menyebalkan jam segini aku harus menyaksikannn pemandangan seperti ini! Woooaaahhhh! Harusnya aku tak lapar dan tak terbangun seperti ini.” Teriak seorang dari arah belakangku. Suara menyebalkan yg selalu mengganggu ketenanganku. Choi sooyoung! Kenapa jam segini orang2 pada bangun??

“yahh! Kim taeyeon! Bawa kemari sereal itu! aku harus makan dan tidur saat ini! Jebal!” keluhnya. Kupikir dia hanya sleepwalking. Tak kuperdulikan shikshin konyol itu, dan kulanjutkan kembali menyantap sereal ini. Jessica dan yuri kini berpindah tempat menuju ke ruang tengah. Hanya menyisakan aku dan juga dirinya di meja makan ini. Aku bersama serealku, dan dia bersama secangkir susu.

“taeyeon~ahh?” kudongakkan kepalaku memandang wajahnya. Dia memanggilku.

“apa kau tak lelah? Bukannya kau barusan pulang dari latihan vocal?” masih care terhadap diriku.

Aku terdiam sesaat memandang wajahnya. Kini kami membentuk kembali eyecontact. Sebatas tatapan muka.

“anniiooo.. kurasa aku akan menunggu rasa kantukku muncul. Lagian mereka berdua juga belum terlelap. Mereka menungguku. Dan kupikir mereka harus tertidur dulu sebelum aku. Kenapa kau bangun jam segini?” kurasa yang kulakukan adalah kesalahan. Berbicara dengan seorang tanpa melihat dirinya. Jarak berteman dengan kita sampai saat ini. Tak terelakan dengan terang2an muncul begitu saja. Bukan salahku dan kurasa bukan salahnya juga. Waktu yg tak bisa disalahkan pun sepertinya berperan sebagai pelaku.

“I don’t know. Aku terbangun begitu saja. Kurasa perutku lapar.” Ucapnya. Situasi seperti ini benar2 sangat menyiksaku jika terlalu lama. Apa dia tak merasakannya?? Melayang jauh, kemudian mendekat dan membentuk semacam virus. Itulah kedekatan kita sekarang. Membuang situasi canggung ini, aku menyalakan ipodku, kutempelkan headshet ditelingaku, menikmati alunan music yg bergejolak, sembari menghafal lyric dari lagu yg akan kutampilkan. “It’s Not Over”.

Kini dia menatapku, kualihkan pandanganku menuju sisi lain. Apa ada yg salah denganku. Kulepas satu headshet. Menunggu apakah dia akan mengatakan sesuatu.

“waeyoo?? Belum berakhir?” katanya. Omooo… apa tadi aku mengucapkan sesuatu? Menyanyikan potongan lagu itu?

“ahhh… aniioo. Aku hanya menyanyikan lagu yg kudengarkan.” Kataku. Selanjutnya kami kembali tenggelam dalam situasi diam. Dia mulai beranjak dari tempatnya menuju ke ruang tengah menyusul yuri dan jessica. kecanggungan pun berhasil terusir. Kuhembuskan nafas panjang dan setelah itu melanjutkan menghabiskan serealku yg tinggal setengah.

———————————-

Tiffany POV

Suara alarm dari batangan tipis disebelah kanan kepalaku membangunkanku dari dunia malam untuk menyambut cahaya cerah dipagi hari. Masih sangat malas rasanya untuk bangkit dari dunia nyamanku saat ini. Minggu ini adalah minggu terakhir kami kuliah. Jadi kurasa tak harus begitu menguras tenaga untuk hal ini itu. skripsi sudah kutuntaskan, hanya tinggal menunggu sidang, masih 2 hari lagi. Handphoneku kembali berdering. Kali ini deringan itu membuatku tersenyum lebar. Nada dering yg khusus untuk orang itu, hmm..

“annyyeooong oppa!” kataku kegirangan.

“ne fany~ahh.. oppa minta maaf. 2minggu ini oppa benar2 akan terkurung dalam dunia kerja. Hari ini aku akan berangkat ke jeju untuk melangsungkan meeting disana. Mianhee fany~ahh, aku tak bisa menemanimu kesana kemari untuk waktu dekat ini.”

“ahhhh.. oppa!” kataku dengan smirk penyesalan.

“aku janji akan menelfonmu setiap hari. Mengirim dan membalas pesanmu. Gwenchana??” aku terdiam sesaat sebelum menjawabnya.

“emmhh… arraaso oppa! tapi kau juga harus janji tak akan selingkuh disana!” pertanyaan standart yg akan diucapkan seorang wanita yg akan ditinggal cukup lama oleh kekasihnya.

“yahh! Kau pikir aku seplayboy itukah? Aku tak akan kemana2. Hatiku sudah tertata rapi disitu.” Jawabnya tenang.

“disitu?” aku balik bertanya.

“yaa.. sudah tersimpan didalam cintamu fany~ahh.. yasudahh aku harus mengurus keberangkatanku. Kau baik2 ya. I love you my bright.” Ucapnya.

“ne oppa. jaga diri baik2 ya. I love you too oppa.” setelah itu selesai sudah. 2 minggu?? Itu waktu yg sangat lama oppa! minggu ini pasti sangat menyebalkan! Benar2 sepi, tiap hari di rumah, hanya tidur, menontonton tv, makan, esoknya brangkat kuliah, setelah itu kembali lagi ke rumah. Benar2 mengesalkan.

Aku beranjak duduk, menyandarkan kepala dikepala kasur, menatap lekat jendela kamarku yg langsung menembus pemandangan luar jendala. Terlihat gedung2 di lataran kota seoul terpampang megah. Kuraih remote AC diatas meja kecil, meningkatkan suhu di kamarku, ternyata aku merasa kedinginan sekarang. Bodoh aku tak menyadari itu. aku masih malas untuk beranjak dari kasurku. Aroma bantal dan guling masih begitu pekat pagi ini. Nafsu berangkat kuliah pun tak ada, dan tak ada apa2 jika aku berangkat. Lebih baik aku melanjutkan tidurku, bermimpi sedang bersama siwan oppa. seulas senyum merekah dari gesturku, kembali merosot masuk kedalam selimut, memeluk erat gulingku.

Belum lama aku terpejam, seseorang masuk ke kamarku. Reflex cepat aku mengibaskan selimut yg menutupi seluruh tubuhku. Mendongak kearah pintu, memandang wajah lucu yg menyebalkan dipagi hari begini. Apa yang dia lakukan dengan tingkahnya itu? dia berjalan sedikit melantur. Aku terus memandanginya. Berjalan lurus melewati kasurku, dan jelas melewatiku menuju kedepan jendela. Kutatap intens gadis,, emm lebih tepatnya anak kecil itu. matanya masih terpejam, mulutnya sedikit terbuka. Apa dia sedang sleepwalking??? Aku terduduk, tatapanku terus tertuju padanya. kini dia berbalik arah, menghadapku, yang pasti masih dengan mata terpejamnya. Dan ini sangat jelas, dia tertidur sambil berjalan. Biasanya aku yang akan menghentikan tingkahnya itu, karena dulu kami sering tidur dalam satu kamar, bahkan dalam satu ranjang.

Dia semakin mendekat kearahku. Mulai naik diatas kasurku. Wajahnya lucu sekali. Aku sengaja tak menguluarkan sedikit pun suara. Aku menikmati pemandangan ini. Pemikiranku mengalir begitu saja. Seharusnya aku tak berpikiran seperti ini sekarang. Dia merengkuh didalam selimut hingga tubuhnya terselubung hilang dalam selimut. Menggeserkan tubuhnya semakin mendekat padaku. Dann selanjutnya…

Deggg…

-TBC-

[Chap 2] Back To Reach Your Love

Tiffany POV

Angin malam menderu meniup helai2 rambutku.. rasa kantuk yg ku harapkan hadir, hingga kini tak kunjung hadir. Pikiran2 indah tentang cerita cintaku saat ini tenggelam dalam rasa bersalah yg besar padanya. kenapa tiba2 saja dipikiranku saat ini hanya dia yg hadir?? Dimana siwan oppa?? dimana kesenanganku bersama siwan oppa???

“kau belum tidur fany~ahh??” suara inii.. suara lembut yang dulu sering kudengar, yg sering menyenandungkan lagu2 indah sebelum aku tertidur. Kini mataku dengan matanya saling menatap. Sama sekali tak ada tanda2 kesedihan dimatanya. Apa yg sebenarnya terjadi?? Kenapa Jessica..? kenapa Jessica bisa bicara seperti tadi?? Dan kenyataannya sama sekali jauh.

“ahh.. taeng. Aku masih belum terkantuk. Kenapa kau bangun?? Bukankah kau sedang sakit??” aku tata tingkahku, mencoba bertingkah seperti biasanya. Terlihat dia berjalan sedikit ngelantur. Sepertinya dia memang belum sehat.

“gwenchanaa.. cuman sedikit pusing. Lalu,, apa yg kalakukan diluar situ? Masuklah. Kau akan kedingingan disitu.” Perhatiannya masih sama seperti dulu. Tapi nada bicaranya yg tenang tetap melekat. Aku tak bisa menemukan cara bicaranya yg dulu.

“yahh! Kau melamun??? Masuklahh..” aku tersentak kaget. Aku tak menyadari dia sekarang berada di depan mataku. Apa sih yang sebenarnya sedang kupikirkan hingga aku benar2 terpuruk sekarang?..
“ahhh. Ne taeyeon~ahh..” dia mendahuluiku masuk, dan langsung menuju ke dapur. Aku masih terbawa lamunanku. Kujatuhkan tubuhku di sofa, meraih remote tv.
“kau sudah makan?? Aku akan membuatkanmu makan jika kau belum makan. Mumpung aku juga lapar sekarang.”

“anniyoo taeng. Kau saja. Lagian aku juga baru saja makan.” Jawabku. Mataku terus tertuju padanya. entah kenapa perasaan ini benar2 mengikatku untuk tetap di tempat ini. Entah kenapa aku tak berniat pergi dari sini, menuju ke kamar untuk menenangkan diri.

Beberapa saat dia berada di dapur, aku hanya bisa melihatnya, kupikir bukan lagi melihatnya, tapi memantaunya. Sedari tadi sejak awal aku duduk disini, pandanganku sama sekali tak lepas dari dirinya. Apa yg sebenarnya terjadi padaku????

“fany~ahh! Ternyata kau masih disini.” Suaranya membuyarkan lamunanku, hingga aku terpelenjat sedikit kaget.

“waeyooo??” sambungnya. Mungkin karena melihat tingkahku. Tiffany!! sadarlahh.. apa yang sebenarnya terjadi padamu??

“anniyooo taeng. Aku terkejut. HPku tiba2 bergetar. Hahaha” aku mencoba berbohong. Sambil merogoh sakuku mengambil HP. Yaappp. Tak ada apa2 pada HPku. Itu hanya alibiku saja.

Kini kami terjebak dalam suasana canggung. Sepertinya bukan kami. Tapi hanya aku. Dia terlihat begitu menikmati makannya sambil menonton tv. Dan aku, aku terus menatapnya. Diam, tak ada kata2 yang terucap. Tapi aku masih tak mau beranjak pergi.

“wae fany~ahh??” Tanya nya membuyarkan kembali lamunanku.

“emm.. entahlah taeng. Sepertinya aku merasa aneh saat berada di dekatmu. Apa mungkin ini hanya perasaanku saja. Aku terlihat begitu canggung berada di depanmu” akhirnya ku keluarkan kata2ku.

“mungkin karena kita jarang berbincang2. Aku pun juga merasa seperti itu fany~ahh. Tapi kupikir ini lebih baik.” Jawabnya. Apa yg dia katakana barusan?? Lebih baik??

“emm maksudku, ini akan membaik jika kita kembali mengobrol satu sama lain.” Sambungnya, dan dia kembali menatap ke layar tv. Kupikir kata2nya yg barusan hanya untuk menutupi maksudnya yg sebelumnya.

————————————

Taeyeon POV

Yahh! Bodohnya mulutku ini. Apa maksudku tadi mengatakan hal bodoh itu?? Hampir saja aku kemakan perasaanku sendiri.

“taeyeon~ahh.. bolehkah aku bertanya sesuatu padamu??” dia kembali berucap.. entah kenapa saat dia mengatakan sesuatu atau bertanya padaku, jantungku serasa berdgup 10x lebih cepat. Dan pertanyaan kali ini. Apa yg akan dia tanyakan??
“hmm?? Tak ada salahnya jika kau bertanya padaku. Why?” kataku sedikit basabasi.

Dia terlihat sedikit berpikir. Dan itu benar2 membuatku semakin ingin berteriak CEPAT KATAKAN. Tapi hatiku tak sampai jika kulakukan itu.

“emmmhhh… apa yg kau rasakan sekarang?” ternyata hanya pertanyaan bodoh seperti ingin mengetahui perasaanku saja.

“entahlahhh.. saat ini bercampur aduk. Membuatku pusing dan penat.” Aku masih mencoba mengontrol emosiku padanya. aku beranjak pergi menuju dapur untuk mencuci piring yg kugunakan untuk makan tadi.
“pergilah tidur fany~ahh.. besok kau ada kelas kan??” aku kembali berucap. Sedikit perhatian mungkin tak masalah.

“arraassoo.. good night taeyeon~ahh..” dia menjawab. Aku hanya terdiam seketika. Suasana disekelilingku sekarang sepi, sunyi. Aku masih belum ngantuk untuk saat ini. Mungkin karena aku sudah terlalu lama tertidur. Kujatuhkan tubuhku disofa empuk, menatap kosong pada layar tv yg masih menyala. Blank, benar2 tak tau apa yg sekarang ada diotakku, lebih tepatnya bukan blank, but full. Aku merasa ada yg mengganjal, seperti ada sesuatu yg tertimpa buttku. Aku berdiri, dan kutemukan sebuah handphone, aku kenal bandul ini, dan juga casenya. Kupikir dia telah membuang semua pemberianku. Kutekan salah satu tombol, dan menyala. Seketika tenggorokanku rasanya tercekat. Wallpaper yg terpajang disini. Kenapa masih fotoku dengannya??

“taeyeon~ahh.. apa kau melihat HPku?” suara itu datang lagi. Tiffany menuruni tangga sedikit tergesa. Sepertinya dia melihat kalau aku sedang memegang handphonenya. Tanpa berkata2 ku ulurkan tanganku bersama HPnya.

“ohhhh.. gomawwoooo..” katanya. Sepertinya dia curiga padaku kalau aku melihat isi HPnya.

“tenang,, aku tak tau keylocked yg kau pasang.” Kataku tenang, membuat dia melepaskan padangannya dari HP itu.

“kenapa kau masih menyimpan bandul dan case itu?” tanyaku penasaran. “kupikir kau sudah membuangnya.” Kembali dengan jawabanku yg tenang.

“kenapa aku harus membuangnya?? Dan kenapa aku harus tak memakainya? Sedang kau juga masih memakai bandul dan case yg kuberikan.” Dia berucap. Aku hanya terdiam mencoba mencari kata2 untuk alibiku selanjutnya. Tapi kupikir kini aku kalah telak dengan ucapannya barusan.
“arrassooo.. kembali lah tidur fany~ahh..” lanjutku mengalihkan perhatian dan menyuruhnya menjauh dari situasi canggung ini.

“aku belum merasa ngantuk taeng. Bolehkah aku menemanimu?? Kurasa kau juga sama sepertiku.” Yahh! Kenapa kau tak mau menghindari situasi ini???
“kurasa aku merasa mengantuk sekarang. Aku akan kembali ke kamarku.” Aku berjalan meninggalkan tempatku. Tapi tangan lembut nan halus itu menghentikanku sebelum melaluinya.

“kenapa kau menghindariku taeng? Apa aku melakukan kesalahan besar?? Apa kau membenciku?? Apa kau sudah tak lagi menganggapku??” deg… jantungku terasa dipukul oleh ratusan petinju. Kau tak menyadiri kesalahamu fany~ahh!!?? Bodohnya dirimuu! Tapi aku pun juga bodoh! Kenapa aku tak bisa membencimu?? Kenapa aku tak bisa berhinti memendam rasa cinta yg masih menggebu2 dalam hatiku untukmu???!!

“kenapa kau hanya diam taeng?? Apa kau memang benar2 sangat membencikuu??” dia kembali bertanya.

“pertanyaan bodoh fany~ahh! Entah kenapa aku ingin sekali membencimuu! Tapi bodohnya akuu,, kenapa aku tak pernah bisa membenci selama ini!!?? Why!!???” kulepaskan genggamannya, dan berjalan pergi meninggalkannya. Kini air mataku berlinang. Dengan cepat aku meninggalkannya. Aku tak ingin dia melihat aku menangis. Kim Taeyeon! Kau benar2 bodoh! Kenapa kau masih mengharapkan gadis ituu, yang sama sekali tak memperhatikanmu, dan meninggalkanmu begitu saja! Haaa,, kenapaa Kim Taeyeon???!! Aku marah pada diriku sendiri,, aku benci pada diriku sendiri.

Dibalik pintu aku berdiri tersandar, begitu deras air mata yg memenuhi pipikuu, aku butuh Jessica sekaran. Aku butuh dia. Aku tak membutuhkan yg lain termasuk tiffany. hanya Jessica yg bisa membuatku bangun dari kondisi saat ini. Aku melangkah ke meja kecilku, meraih handphoneku, mengirim pesan ke seseorang yg saat ini sangat aku butuhkan. Kuharap dia ada sekarang.

Tak menunggu lama,, tiba2 vibration dari HPku muncul.

Me : Sica,, apa kau masih terbangun?? Aku membutuhkanmu sekarang. Aku sangat kacau. Yuri~ahh,, bolehkah aku meminjam sicamu untuk semalam ini saja??

Jessica : taeyeon~ahh! Kau ini benar2 mengganggu acaraku dengan Jessica! kali ini kubiarkan dia bersamamu… sebagai bayarannya belikan aku semangkuk es cream besok! Ok! Dia sudah berjalan menuju kamarmu. Tunggulah!

Aku tersenyum melihat balasan dari yuri. “tok…tok…tok…” seseorang mengetuk pintu kamarku. Dengan cepat aku turun dari atas kasurku.

“waeyooo??” yapp! Binggoo.. Jessica benar2 datang.

“masuklahhh…” kataku dengan nada parau.

“waeyoo?? Kenapa kau menangis?? Apa kau masih sakit?? Perlu kuambilkan obat??” Tanya nya bertubi2. Aku terdiam dan tertunduk sejenak.

“iyaaa.. aku sakit, dan rasa sakitnya lebih parahh dari pada yg tadi sica~ahh..” rengekanku makin terdengar jelas.

“ceritakan padakuu..” katanya. Tapi aku masih terdiam. Masih berpikir, apakah aku harus menceritakannya pada sica?? “bagaimana aku bisa menolongmu jika kau tak bercerita.” Sambungnya. Aku mendongakkan wajahku menatapnya. Kembali terdiam. Detik selanjutnya dia mengusap air mataku yg terus berjatuhan tanpa ada jeda. “waeyoo??” dia kembali bertanya.

Akhirnya kuputuskan untuk menceritakannya, menceritakan pada Jessica apa yg membuatku menangis. Dan saat ini yg membuatku menangis hanyalah dia,, tiffany hwang.

“taeyeon~ahh.. bukannya dia tak tau perasaanmu, tapi dia hanya ingin memastikan.” Jessica menjawabnya dengan enteng. Apa maksudnya memastikan? Memastikan tentang apa??
“kupikir dia bukan orang sejahat itu taeng. Dia tau apa yg kau rasakan sekarang, dia tahu segalanya tentangmu. Dia hanya ingin memastikan. Itu menurutku.” Jawab Jessica. kembali aku terhanyut dalam diam. Aku masih tak paham akan penjelasnya. Ini benar2 membuatku akan gila.

“selama ini kau menghindarinya bukan??” sica menjatuhkan tubuhnya dikasur. Aku menatapnya, kali ini dengan tatapan yg kacau. Sebenarnya aku tak bermaksud untuk menhindarinya, tapi entah kenapa, aku masih ingin merasa jauh darinya.

“kau hanya diam taeng?? Apa kau terintimidasi olehku?” sambung Jessica. aku menggelengkan kepalaku beberapa kali.

“aku hanya bingung harus menjawab apa . pikiranku sepertinya menyuruhku untuk bersikap labil. Dengan cara menjauhinya. Kurasa itu akan mengurangi luka dihatiku.”

“yahh! Jika kau melakukan itu,, sama saja akan menghancurkan hatimu dan hatinya. Apa dengan cara itu kau samapai sekarang bisa betah??” Jessica sepertinya tak setuju dangen pernyataanku. Tapi kali ini aku benar2 merasa bodoh mengatakan hal tadi. Kembali aku tertunduk lemas. Dia bangkit dari tidurnya.

“yasudahh,, sekarang lebih baik kau tidur taeng.. aku akan menemanimu.” Dia menidurkanku, menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhku.

“tunggu,, aku akan mengambil air. Hauskah kau? Akan kuambilkan sekalian.”
aku hanya menggeleng untuk menjawabnya.

—————————————

Tiffany POV

Sudah 1 jam lebih mungkin aku terdiam di tengah ruangan sepi ini. Bahkan selama ini TV yg menyala, aku tak mendengar jika ada suaranya. Aku terlalu sibuk mendengarkan hatiku yg berbicara padaku. Mendengarkan apa yg terjadi, mendengarkan segalanya tentang aku, kekasihku saat ini, dan tentunya dia. Dan dialah yg sekarang mendominasi pikiranku. Apakah dengan memutus hubungnku dengannya adalah merupakan hal yang sangat bodoh hingga aku terjerumus kedalam jurang kesedihanku sendiri?? Tapi kenapa baru saat ini aku menyadari hal itu?? Tapi aku sangat yakin jika sekarang aku sama sekali tak mencintainya lagi karena saat ini yg aku cintai hanyalah seorang siwan oppa yg menjadi kekasihku. Jessica mengatakan kalau aku masih mencintainya dan juga sebaliknya taeyeon juga masih mencintaiku. Apakah itu adalah pernyataan bodoh yang keluar dari mulut Jessica secara random??tidak mungkin jika sekarang aku kembali mempunyai rasa padanya, tepatnya mencintai seorang kim taeyeon lagi. Tak mungkin jika perasaan cintaku pada siwan oppa hanya sementara. Semua ini kulakukan karena kutahu saat dulu kita bersama, kau terlihat begitu asik dengan teman les vocalmu. Ya, joon. Kau bahkan sangat dekat dengannya. Dan kupikir kau mulai mencampakkanku. Apakah aku salah jika aku mumutus hubungan antara kau dan aku?? Kupikir yang kulakukan demi kebaikanku dan juga dirimu. Kau begitu dingin dan tenang sekali saat kau berdekatan denganku, seperti tak ada masalah saja. Jadi kupikir ini baik2 saja. Dan perkataan Jessica fix merupakan pernyataan yg bodoh dan sangat acak.

Aku mengambil sesuatu dari dalam tasku. Sekotak rokok, dan keluar menuju ke balkon. Itu yg menemaniku jika aku sedang stress. Ini ku lakukan karena dulu aku begitu stress saat taeyeon bersama dengan joon. Dan saat bersama dengan siwan oppa, aku bisa berhenti dari batangan2 bodoh ini. Dan sekarang kupikir aku benar2 sedang stress, dan tepaksa kembali aku harus bertautan dengan batangan ini. Aku mulai menyulut rokok dengan pematikku. Sudah lama sekali aku tak merasakan fantasi seperti ini. Malam yang dingin dengan ditemani oleh hal2 bodoh yg kupikir akan membuatku rusak, tak masalah jika hanya sekali duakali.

“yahhh! Apa yang kau lakukan bodoh!!!??” dengan tersentak aku dikejutkan oleh Jessica yg sudah berada di tepi pintu. Wajahnya sangat marah melihatku yang sedang memegan rokok.

“apa yang kau lakukan dengan benda seperti itu??? Haa!!!?? Kau ini sudah gila ya!!??” kembali Jessica menekanku dengan ucapan2nya dan raut wajah yg dingin.

“anniiooo.. kupikir ini hal benar. Aku sedang stress, dan ini yg bisa membantuku menghilangkan stressku!” aku berkata dengan sarkatis.

“aku tak menyangka kau seburuk ini fany~ahh! Apa taeyeon tau tentang ini??” masih dengan sikapnya yg dingin.

“kenapa harus taeyeon?? Apa hubungannya dengan dia?? Aku sudah tak bersamanya!” jawabku dengan sedikit membentak.
“apa oppamu itu yg mengajarimu seperti ini!?” dia bejalan mendekat, dan mengambil pak rokokku sambil memutar2nya.

“huh! Bahkan yg membuatku seperti ini bukanlah siwan oppa. tapi temanmu itu!” aku merebut pak rokokku, kubuang putung rokok yg masih lumayan panjang setelah itu pergi meninggalkannya.

“kau akan menyesal jika tau perasaan sesungguhnya dari seorang kim taeyeon.” Dia sedikit berteriak. Aku menengok kearahanya.

“aku tak peduli apa yg akan terjadi dengannya. Jika kau sayang dengan yuri, dan sayang dengan dirimu sendiri, menjauhlah dari orang itu. Dia bukanlah seorang yg setia!” setelah bicara demikian, aku meninggalkannya dan kembali ke kamarku.

————————————-

Author POV

Matahari mulai menampakan cahayanya yg redup, pagi yang masih dingin membuat aktifitas sedikit membosankan. Walaupun masih belum ada tanda2 salju akan turun, tapi dengan hawa dingin pekat yang menyelimuti kota seoul sudah mulai Nampak. Bahkan pagi hari ini bukan seperti pagi2 sebelumnya yang sedikit bersinar, sama halnya dengan gadis yg masih tertidur disuatu rumah.

“taeyeon~ahhh,, bangunlahh… hari ini kau ada kuliah??” Jessica membangukan gadis mungil disebelahnya.

“nothing sica~ahh,, kupikir aku akan tidur seharian ini. Apak kau ada kuliah hari ini??” dengan mata terpejam, dia menjawab pertanyaan Jessica.

“aku juga tak ada. Kalau begitu aku akan menemanimu tidur.” Jessica menyeringai, kembali masuk kedalam selimut.

“mwwooyaa!??? Yuri akan memarahiku jika kau melupakannya demi aku.” Taeyeon tiba2 tersadar dan terduduk.

“anniiyyyooo! Dia sudah berangkat kuliahh,, dan aku sudah memberinya semangat pagi..” katanya dengan riang memberikan senyuman pada taeyeon yang saat ini menatapnya.

“jinnnjjjaa?? Apa yg lainnya juga sudah berangkat??” Taeyeon kembali keposisi tidurnya, kini mereka saling menatap.

“neee.. hanya kau, aku, sooyoung dan yoona yg hari ini tak ada jadwal. Kupikir mereka pergi berbelanja. Dan nanti kita juga akan dipanggil untuk sarapan.” Ucap Jessica. sesekali Jessica menyibakkan poni taeyeon yg jatuh dimata gadis mungil itu. Memberikan perhatian pada seorang yg sudah dianggapnya sebagai kakak. Dengan cara beginilah taeyeon akan merasa tenang saat penderitaan menemuinya. Dan saat ini taeyeonlah yg sangat membutuhkan perhatian itu.

“sica~ahh.. aku semalam mendengar kau dan tiffany berdebat. Tapi aku tak tau apa yg kalian debatkan. Apa yg terjadi? Apa kau mendebatkanku??” taeyeon mengedipkan matanya beberapa kali berusaha mendapatkan jawaban dari Jessica.

“kau menggemaskan taeyeon~ahh..” Jessica terkikik kecil.

“yahh! Jangan mencoba mengalihkan topic sica~ahh!” taeyeon mengerutkan bibirnya.

“hmm.. hanya perdebatan masalah tidur taeng~ahh.. dia melamun didepan tv, dan saat kukejutkan dia malah marah.” Jessica mengatakan hal yg sama sekali tak terjadi saat dia berdebat hebat dengan tiffany semalam. Dan dia mengajukan kebohongan di depan taeyeon. Dia akan melihatnya menangis jika mengatakan sebenarnya apa yang terjadi semalam.

“jinnjjjaa??? Kau tak sedang membohongi ku kan??” taeyeon membulatkan matanya, menatap lekat kearah Jessica.

Jessica hanya mengagguk dengan senyuman yg mengembang. Dan dengan itu taeyeon pun sepertinya mempercayainya.

“apa kau sedang merindukannya taeng??” Jessica memulai bicara setelah beberapa menit terhening. Memecah lamunan taeyeon yang sedari tadi menatap langit2 kamarnya.

“ahhh?? Annniiyyooo.” taeyeon mengelak, dan langsung menutup wajahnya dengan selimut, meringkuk didalam selimut.

“aku tau itu. Tatapan kosong yg biasa kau lakukan saat kau sedang khawatir, bingung dan juga sedang merindukan seorang tiffany. benarkan?” Jessica ikut masuk dalam selimut dan mendapati wajah taeyeon yg memerah..

“yahhh! Ini perselingkuhann!” suara keras dari seseorang lain di dalam kamar taeyeon. Dan membuat taeyeon dan Jessica terbangun.

“sica!!! Apa kau berniat menghancurkan yuri!? Haaa!??” yeoja itu kembali berteriak.

“yahh! You’re so noisy youngi~ah! Kau pikir apa yg aku dan taeyeon sedang lakukan??” jessica balik membentak sambil menutup telinganya.

“bercumbuuu!!!” yeoja lain masuk dari belakang sooyoung.

“yahhh! Yoongi~ahhh!! Kau bilang apa?? Kau kenal dari mana kata2 itu??” kini jessica dalam mode icy nya.

“atau jangan2 seohyun sudah menjadi korban percumbuanmuu!??” taeyeon kini ikut serta.

“annniiiyyooo.. aku tau dari yuri appa.” Yoona tersenyum lebar.

“mwwooooo??” jessica setengah berteriak. Taeyeon yg kini disebelahnya dengan seketika meringkuk dibawah bantal menutup telinganya erat2, tak ingin dolphin voice sica merusak gendang telinganya.

“yahh! Kau belum sarapan saja suara melengkingmu itu hampir saja mematikan saraf ditelingaku! Lekas turun! Sarapan sudah siap!” sooyung dengan coolnya meninggalkan jessica dan taeyeon, serta menyeret yoona keluar kamar itu.

“kajjaa taeyeon~ahh!” jessica menarik taeyeon yg masih meringkuk dibalik bantalnya.

———————————–

Tiffany POV
secangkir kopi dan kertas2 bertumpukan diatas meja kantin ini. Dosenku memberikan beban yg begitu besar padaku karena kemarin aku sempat tak mengikuti kelasnya. Benar2 tak masuk akal! Dia pikir aku masih anak sekolahan apa?? Yang masih mendapat hukuman semacam ini. “huh!” aku mendengus sebal.

“fany~ahhh!!! Apa kuliahmu siang ini sudah selesai??” seseorang dari belakangku berucap. Seketika aku berbalik badan melihat kearahnya.

“I’m finish now, but I have a lot of work from the f*ck lecturer!” sepertinya kata2 itu memang sangat cocok untuk dosenku itu! Hanya bisa memberi tugas, tugas, dan tugas! “wae sunkyu~ahh!??”

“yahh,,, ternyata kau sedang sibuk ya?? Aku ingin mengajakmu melihat2 game2 baru hari ini. Sooyoung memintaku untuk membelikannya.. tapi jika kau sibuk aku akan pergi dengan yuri saja.” Sunny mendekati sambil menyeruput minumannya.
“mwooo!!??? Apa yg ada dipikiran anak itu?? Adakah yg lain selain game dan makanan tentunya!” aku mendengus kesal. Sepertinya moodku sedang buruk hari ini. Aku tak mungkin merokok ditempat umum seperti ini dan diketahui oleh teman2ku. Hanya jessica yg tau dan itu terjadi kerena tidak sengaja dia menemukanku.

“aku!” jawab sunny dengan penuh aegyo. Ughh! Benar2 ingin kumakan wajah itu. Tapi benar juga kalau dia memang hal yg indah dalam pikiran sooyoung.

“sunny~ahh! Wae?? Kau tau, dosen memarahiku karena HPku yg lupa ku silent..” dan kali ini stalkerku yg bisa dibilang anak buah dari jessica datang2 marah2. Huh!

“mianhee yuri~ahh.. habis kupikir kau sudah kosong.” Sunny kembali menegak minumannya. Kini yuri menatapku dengan intens, sempat 2-3detik kami berdua bertatap mata. Tapi aku memalingkan pandanganku kembali pada kertas2 menjengkelkan ini. Hari ini benar2 badmoodku merajai diriku. Jessica, Yuri. Orang2 yg begitu peduli pada perasaan taeyeon, tapi tak pernah peduli dengan perasaanku. Mungkin mereka tak menyadari kesalahan seorang taeyeon yg dia lakukan padaku. Mereka hanya melihat kesalahanku yg dengan tiba2 meninggalkan taeyeon. Bukannya aku membenci mereka berdua, emm bertiga mungkin. Aku tau jessica memang teman baikku sejak dulu, dan aku juga sudah mengenal dekat seorang yuri. Tapi aku hanya ingin mereka berhenti terus2an harus mengurusi masalah perasaan antara aku dan taeyeon.

“fany~ahhh! Apa yg kau lamunkan?? Aku sudah berteriak 3X dan tak ada jawaban sama sekali darimu!” suara yuri memecah lamunanku. 3X berteriak?? Benarkahh!??? Apa aku separah itu dalam hal melamun??

“ahh.. waeyooo??” aku menjawab cepat, berpura2 berkonsentrasi pada kertas2 ini.

“aku dan yuri duluan ya.  Apa kau mau sekalian kuantar pulang??”

“aku akan menunggu seohyun dan hyoyeon dulu saja.” Sebenarnya aku ingin cepat2 pulang kerumah dan tidur. Tapi jika harus 15menit bersama yuri, bisa2 aku akan dibunuh dengan kata2nya yg pasti akan membicarakan taeyeon.

“yahh!! Kau melamun lagi” yuri menepuk pundakku. Aku sedikit kaget. Apa yg sedang kulamunkan sih?? Benar2 gila.

“ahh.. nee. Mianhe, aku terlalu berkonsentrasi dengan kertas2 bodoh ini!” kembali aku memasang kedok. Aku tertawa dalam hati, menertawakan kelucuanku sendiri. Betapa bodohnya aku bisa melamun 2X dalam waktu tak lebih dari 1menit.

“seohyun dan hyoyeon sudah dari tadi sampai di rumah.” Kata yuri tenang, datar, dan yaaaa… cuek!

“ohhh jinnjjaaa!!??” jika sudah begini aku pun harus ikut dengan mereka. Mana mungkin aku akan pulang sendiri. Andai saja siwan oppa tak ada kerjaan hari ini. Pasti aku akan bersenang2 dengan dia.

“arrassooo.. aku ikut kalian.” Kukumpulkan kertas2 yg berserakan diatas meja café ini, kumasukan ke dalam tasku, rasanya seperti membawa beban 1kg. huh!

Selama dimobil, situasi tenang, diam dan itulah yg kuharapkan. Tak ada sepatah katapun yg terucap dari mulut yuri. Mungkin karena dia sibuk menyetir, beruntung sunny harus menghabiskan waktu dengan suara disebrang sana yg tak lain adalah sooyoung. Terdengar vibration HPku, kurogoh tasku, ternyata siwan oppa mengirim pesan.
Siwan oppa  : fany~ahh,, mianhe.. malam ini mungkin kita batal untuk makan malam. Meeting hari ini akan memakan waktu lama.

Aku menghela nafas pelan… makan malam batal. Dan aku akan berada dirumah seharian, ini akan menyiksaku. Aku kembali berpaut dengan HPku.

Me : ahhh.. no problem oppa. ingat makan oppa. dan jangan terlalu memforsir otakmu bekerja seharian. Dan juka ada waktu istirahat telfon aku juga ya oppa J

Akhirnya 15menit berlalu dengan menyenangkan dan akhirnya juga aku sampai dirumah. Kubuka pelan pintu rumah.

Sooyoung yg masih menempelkan Handphone ditelinganya, seohyun yg sibuk menonton tv, dan jessica yg saat ini menatapku dingin. Kuacuhkan tatapan itu, menghindari pembicaraan antara dia dan aku. Aku berjalan melewati ketiga temanku itu menuju dapur. Dan ternyata ada hyoyeon dan taeyeon yg sedang bercakap2 dimeja makan.

“kau sudah pulang? Makanlahh. Mumpung masih hangat.” Kata hyoyeon. Aku mengambil tempat duduk disebelahnya dan posisi ini berhadapan langsung dengan taeyeon. Kulihat dia begitu asik bermain PSP milik sooyoung, dan hyoyeon pun juga sibuk dengan HPnya. Kalau begitu aku bisa focus pada makananku dengan tenang..
“taeyeon~ahhh! Aku ngantukk!” rengek jessica dari ruang tengah. Haaaa??? Apa aku tak salah dengar? Atau ini hanya permainannya untuk bermain perasaan denganku??

Kini mataku dan matanya bertemu beberapa detik. Tak terlihat apa2 disana, hanya ketenangan yg muncul pada raut wajahnya.

“haiihhh! Kajjjaa!!” dan itu keluar dari mulut taeyeon. Apa mereka tega menghianati yuri?? Apa ini cuman sekedar untuk memanas2i aku??? Dann kenapa aku harus peduli?? Nah kann,, bodohh! Kenapa aku harus peduli!???? Aku membanting sendokku didalam mangkok yg isinya sudah habis kulahap.

“yahh! Apa yg kau lakukan?? Jantungku hampir copo!” hyoyeon mengomel. Aku mengelus punggung hyoyeon “mianhe hyonie~ahh.. hehe.. aku kembali ke kamar. Duluan ya..” aku mengacak2 rambut hyoyeon dan pergi menuju ke kamar.

Sejenak aku berhenti di depan kamar taeyeon. Lirih2 terdengar suara canda tawa didalam. Kenapa dengan tiba2 dadaku sakit?? Apa yg terjadi denganku?? Kenapa aku harus merasakan seperti ini?? Perasaan apa yg sebenarnya sedang melandaku??
“kau cemburu pada mereka??” suara ini,,, suara dingin yg membuatku malas untuk mendengarnya. Tapi aku merasa kata2nya benar.

“yu..yuri,, kapan kau datang??” aku sedikit tergagap. Mungkin karena menyadari kalau perkataan yuri itu sedikit benar. Tapi entahlah. Aku tak ingin cemburu pada jessica. takk akan!

“baru saja. Aku melihatmu berdiri disini, dan kupikir aku tau apa yg sedang kau pikirkan. Apa kau mau bercerita padaku??” yuri menawarkan diri. Kali ini kulihat senyuman tulus keluar dari raut wajahnya. Apa dia juga cemburu??
aku mengangguk pelan, dia menggandengku, berjalan melewati teman2ku yg lainnya. Menuju ke balkon.

“duduklah. Dan ceritakan apa yg sedang kau pendam saat ini. Aku bisa kau percaya seperti taeyeon mempercayai jessica.” tumben sekali dia seperti ini? Apa ini karena ada kecemburuan darinya??

“kau tak cemburu pada mereka yuri~ahh!??” aku bertanya. Kutatap matanya. Dia balik menatapku. Tatapan lembut yg jarang kulihat darinya.

“sedikit. Tapi kurasa aku tak perlu cemburu pada dia. Dia tak mungkin membuka gembok hatinya untuk orang lain. Bahkan untuk seorang jessica yg sejak dulu sudah dianggapnya sebagai adiknya. Bukanya tak mungkin. Tapi belum mungkin. Dia masih memiliki cinta pada seorang yg pernah mengisi hatinya. Dan dia tak berhasil mengusirnya dari otak, hati, dan juga hidupnya.” Jelas yuri dengan penuh keyakinan. Dia bersidakep menatap kelangit. Dan aku masih menatapnya saat ini.

“kenapa kau bisa mengatakan seperti itu?? Kenapa kau seyakin ini mengatakan hal yg sama sekali tak aku mengerti dari seorang kim taeyeon yuri~ahh??”

“hmm??” dia kini menatapku. Masih seperti tadi. Tatapan lembut, dan kalem. “apa dulu kau benar2 tulus mencintainya fany~ahh??” dia balik bertanya padaku.

“aku sangat mencintainya. Dan kini entah kenapa dia yg mendominasi otakku! Aku tak menginginkanya untuk terjadi. Aku sudah punya kehidupanku yg baru, dengan kekasihku yg baru juga. Apa yg harus aku lakukan???” aku tertunduk lemas. Kali ini aku benar2 nyaman bercerita dengan yuri yg sejak saat aku  dan taeyeon berakhir selalu kuanggap sebagai stalker.

“kembalilah padanya. aku sangat ingin melihat kau dan dia bersama. Aku iri pada kalian berdua. Dia begitu tulus mencintaimu, dan sebaliknya kau pun juga begitu tulus mencintainya. Dan aku sangat sedih saat hubungan kalian berakhir. Sejak saat itu aku mulai bersikap dingin padamu. Kurasa kau pun juga menyadarinya.” Dadaku kini terasa sangat nyeri mendengar perkataannya. Tuhan.. apa yg sebenarnya sedang menyelimutiku kali ini?? Kenapa aku semakin tersulitkan dengan ini?? Yg sebelumnya aku belum pernah merasakan ini.
“aku tak mungkin bisa untuk kembali padanya yul,, kini aku sudah berada dilain hati. Dan aku juga mencintai orang itu. Aku merasakan itu. Selama ini aku menganggapmu sebagai stalker. Tapi entah kenapa kali ini aku sangat nyaman bercerita denganmu..” aku mengungkapkannya.
“kau bukanya tak mungkin fany~ahh.. tapi waktumu belum sampai kearah tersebut. Aku yakin waktu itu akan tiba. Mianhe jika selama ini aku bersikap dingin padamu. Yasudah fany~ahh. Aku harus menjemput sunny. Dia sudah menelfonku. Jika kau ingin bercerita sesuatu, aku tak akan sungkan. Hubungi aku saja.” Dia tersenyum padaku, dan beranjak pergi.

-TBC-

akhirnya kelar juga ni part ^^ sorry terlalu lama. banyak project menuntut saya #curhat. yasudahh dehh,, sekian dulu kata penutup saya. semoga FFnya bagus. koment juga yaa.. buat masukan chap selanjutnya :)) thankyuuu para reader.

[chap 1] Back To Reach Your Love

 

 

wahhh… saya udah lama nggak pernah update nihh.. apa ada yg merindukan karya tangan saya?? hahahaha 😀 tanpa basa-basi lagi mari dibaca ya. jangan lupa tinggalkan commentnya ^^ happy reading semua ^^

Main Cast : Kim Taeyeon, Tiffany Hwang.

Other Cast : All members SNSD,  Lee Joon [MBLAQ] , Siwan [ZE:A].

Genre : YURI.

Tiffany POV

Pagi ini, aku harus kerja bakti di kamar kostkuu karena hari ini aku harus pindah. Ingin rasanya aku menelfon seseorang yg selalu hadir saat aku membutuhkan, tapi aku tak yakin kalau dia sudah terbangun dari tidur cantiknya… tiba2, Hp di kasurku berbunyi.. kerena aku terfokus pada kerjaku, aku sedikit lama untuk mengangkatnya.

“yahhh! Kenapa kau lama sekali???  Kau akan pindah hari ini kan?? Apa kau perlu bantuanku nona?? Aku siap untuk membantumu. hehehe” katanya dalam telfon. Betapa terkejutnya aku saat dia mengangtakanya. Baru saja sebelum aku mengangkat telfon, aku sempat memikirkannya. Ehhhhh,, tak taunya dia sadar.

“kau sudah bangun taetae?? Aku berniat menelfonmu tadi, tapi kupikir kalau kau tak akan bangun pagi. Tumben sekali kau bangun pagi??” jawabku..

“sudahlahhh.. tunggu akuu, aku akan tiba disana 10menit lagi..” jawabnya. Itu membuatku semakin terkejut. Berarti dia memang sudah siap dari pagi untuk membantuku.. benar2 beruntung memeliki kekasih sepertinya.

Kuakhiri pembicaraan kami berdua setelah ku ucapkan kata terima kasih padanya..

Sambil menunggu kedatangannya, aku kembali mengepack2 barang2 yg penting yg harus ku masukan ke dalam kardus lebih awal, supaya tak tertinggal. Sebenarnya tanpa bantuan orang, aku bisa menghandle sendiri karena barangku tak begitu banyak, tapi karena kemarin aku harus melembur skripsiku, jadi aku memang membutuhkan bantuan.

Beberapa menit kemudian, terdengar pintu kamarku diketukk.. aku segera datang menghampiri pintu untuk membukakannya.

“apa yg harus aku bantu nona tiffany??” katanya saat kubuka pintunya.

Hahahaha.. aku tertawa kecil melihat tingkah dan perkataannya yg konyol dan seperti anak kecil itu. Aku dan dia adalah pasangan baru. Baru 2 bulan kami berhubungan, aku merasa sangat terlindungi saat bersamanya.. tak ada hal yg lebih menarik selain bersamanya. sebentar lagi, aku dan dia akan tinggal satu atap. Walaupun bukan hanya kami berdua saja. Tapii itu akan lebih menyenangkan jika bisa bersamanya terus.

“fany~ahh…  ini juga diangkut??” teriaknya dari dapur. Aku bergegas menghampirinya, , , kulihat dia sedang sibuk memasuk2an barang dikardus. Aku berjalan pelan untuk menghampirinya. . dengan sigap, aku memberikan pelukan terhangatku dari belakang. Dan dengan seketika dia tenggelam dalam pelukankuu. Menikmati pagi hari dengan kehangatan tubuhnya, memang menjadi sarapan yg akan aku rasakan setiap pagi mulai besok. Senangnya hatikuu.

“hmmm?? Why fany~ahh??” katanya.. dia menempelkan pipinya dipipiku, dan sedikit manja bergoyang manja dipelukanku, dengan menggoyang2kan pinggulnya yg ramping ke kiri dan ke kanan.

“aniiiooo… hari ini dinginn,, makanya aku butuh kehangatan secepatnyaa, karena selimutku sudah masuk kardus, jadi aku memelukmu saja untuk menghangatkan tubuhkuu..” candaku, aku ikut bermanja bersamanya.. sungguh menyenangkan jika setiap hari bisa selalu mendekapnya.

……………

Setelah lelah berberes-beres, aku mengajak taeyeon pergi untuk makann.. dia sudah ribut dan rewel karena kelaparan.. dengan manjanya, aegyonya, dan kekonyolannya saat rewel, aku merasa sedang mereawat seorang anak balita. Tapi aku tak pernah menyesal jadi kekasihnya, aku bahkan menyukai sifatnya yg seperti itu.

“fany~ahh,, kenapa kau terus memandangikuu??? Aku udah hampir habis, tapi makananmu masih saja utuhh, aku tinggal kalau lama!” celetuknya.. aduhhh, , aku memang sering lupa diri kalau sedang menatapnya serius. Memang sangat menawan sekali si taeyeon.

“hahaha.. mianhe taetae, aku terlalu berkonsentrasi kalau sedang menatapmu. Hahaha” jawabku.

“aigooo… kenapa bisa begitu sayang??” katanya dan lagi2 dilengkapi dengan aegyonya yg menggemaskann.

Setelah rampung dengan makanan kamii,, aku dan dia segera kembali ke kost2an untuk mandi dan segera beristirahat. Hari tak terasa sudah menjelang malam.

“fany~ahh,, buruann mandinyaa! Kenapa kau begitu lama di kamar mandi??” teriaknya dari luar kamar mandi.. aku memang lama kalau sedang mandi. Dia terus mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi. Seperti tahanan di penjara yg meronta2 ingin keluar.

“yahhh! Kenapa harus teriak2 ??? kalau kau memang mau mandi, tinggal masuk aja kann?? Apa susahnya coba??” candakuu.. kepalaku muncul dari celah kamar mandi yg sedikit kubuka. kulihat dia langsung terdiam, dan wajahnya mulai merah memanas. Hahaha.. aku memang suka membuat pipinya merona dan malu.

“emhhh,, yasudahh.. akan kutunggu 10 menit lagi.” Katanya. Dia langsung memalingkan badan, dan bergegas menuju ke sofa ruang tengahh.. hahaha,, aku sedikit geli melihat wajahnya saat berhiaskan pesonanya yg sedang malu2…

Aku kembalii menyiram tubuhku dengan hangatnya air yg mengucur dari shower. Mulai membilas seluruh penjuru tubuhkuu.. sekilas pikirankuu teralih pada dirinya,, air inii masih kalah hangat dengan pelukannya.. pipiku mengembang, berhias senyum yg keluar dengan sendirinya..

Beberapa saat kemudiaannn,, aku keluar dari kamar mandii,, dan terlihat, gadis mungil itu terridur diatas sofa dengan mata yg ditutupi oleh handuk biru langit miliknya.. kucoba mendekat,, dan kusingkirkan perlahan handukk yg menutupi wajahnya dengan sangat perlahann.. wajahnya saat tidur memang sangat imutt,, pipinya yg chubby, membuatkuu semakin gemas padanyaa…

Tiba2 saja dia terbangun, dan sontak wajahnya berubah menjadi ketakutan seperti habis melihat hantuu…

“ahhhh.. jinnjjaa.. kau mengejutkankuu taetae~ahhh!” kataku.. tampak wajahnyaa mulai murung.

“waeyoo??” lanjutku.

Dia terdiam seperti patung. Apa mungkin dia baru saja mimpi burukkk??? Aku mulai mendekat, duduk disampingnya, dan merangkulnya.

“wae taetae~ahh???” tanyaku kembali.

“aku mimpi burukk fany~ahhh.. aiggoooo.. kau takkan meninggalkanku kannn???” katanya, membuatku terkejut setengah mati. Apa yg sebenarnya dia mimpikan barusan..
“mwo??”
“huuffff… aku bermimpi kalau kau akan pergi meninggalkanku bersama dengan seorang namja.”

“aiiggooo taetae~ahh.. aku tak akan meninggalkanmuuu..” kataku seraya memberikan wink mematikankuu yg selalu membuatnya tergila2.

Malam ini juga,, aku harus meninggalkan kost2ankuu ini beranjak menuju rumah yg ditempati taeyeon dan teman2nya.

Untungnya taeyeon membawa mobilnya, jadi aku tak harus repot2 untuk menyewa mobil pick-up. Dan untungnya, barangku juga ringan dan sedikit.

Perjalanan malam kami lalui bersama.. jam sekarang menunjukan pukul 22.00. udara dari AC membuatku sedikit menggigil. Tak sengaja mata kami bertemuu, saling pandang membuat eye contact yg dalam.

“kau kedinginann??” katanyaaa.. refleknya yg cepat, dia langsung mengambil jaket biru muda yg tersampir dikursi kemudinya.

Huuuuffff.. benar2 gadis yg baikk.. tak akan pernah aku berpaling darinyaa..

15menit kemudiannn,, kami sampai di sebuah rumah dengan cat berwarna putih cerah dan memiliki 2 lantai.. rumah ini yg jadi tempat tinggalku selanjutnya..

“let’s goo hunnyyy.. keburu pada tidur semuaa.” Ajak taeyeon..

Dia membuka pintu rumah ituu.. 3orang keluar dari dalam rumah.. aku membukukan badankuu memberi salam pada mereka..
“annyeoongg. Tiffany yaaa??” kata seorang gadis tinggi jangkung.

“annyeeoonngg.. akuu tiffany..” kataku memperkenalkan diri..
“tiffanyyy,, perkenalkann. Yg tinggi seperti tongkat itu sooyoung, yg disebelahnya yoona, dan disebelahnya adalah maknae seohyun. Dia dua tahun dibawah kita.??” kata taeyeon sambil memperkenalkan satu persatu teman2nya.

“senang berkenalan dengannmuu unnie..” kata seohyun.

“dimana yg laiinn?? Tanya taeyeon lagi.

“jessica dan yuri kupikir sudah tertidur, hyoyeon dan yg lainnya sedang menonton tivi..” jawab sooyoung.

“yasudahh.. yukk, bantu angkat2.” Perintah taeyeon.

Aku dan yg lain segera bergegas menurunkan barang2ku dari mobil.. sepertinya taeyeon berperan sebagai kepala di rumah inii.. seperti ketua saja. Teman2nya juga ngikut saja apa yg disuruhnya.

Kulihat 2 orang gadis sedang asyik bermain game station di depan tv.

“sunkyuu, hyoonieee! Bantu kamii.. kau tak lihat kami sedang angkat2???” kata taeyeon pada kedua gadis itu.
“ahhh.. arraasooo..” kata salah seorang gadis pendekk dan juga berambut pendekk, dia segera bergegas membantu.. benar2 taeyeon sangat dihormati di rumah inii..

“huaahhhh.. akhirnyaa kelar juga… gomawooo teman2” kataku berterima kasihh pada mereka yg sudah membantukuu, sambil memberikan eye smileku.

“woohhh.. cantik sekalii senyumannya.” Terdengar gadis pendekk dengan rambut coklat panjang menyeletuk.

“yahh hyooniee! Sampai kau macam2 dengannya, kuhajar kauu! Akan kulaporkan Nicole.” Ancam taeyeon.

“pantas saja kau tergila2 taeng.. hahaha” kata gadis pendek yg satunya.
“sunkyuuuu! Jgn buka kartu!” lanjut taeyeon.

“buka kartuuu?? Apa maksudmuu??” bisikuu pada taeyeonn.. dia meresponnya hanya dengan senyuman.

Malam ini adalah malam pertama aku tinggal di rumah inii.. lingkungan baru,, itu membuatku susah untuk tertidur.. padahal, jam sudah menunjukan pukul 2 AM, tapi diluar, di ruang tengah masih terdengar suara tivi walaupun samar2. Aku beranikan diri untuk menengok keluar.

Kubuka perlahan pintu kamarku, dan ternyata 3 orang gadis masih terjaga sambil menyaksikan pertandingan sepak bola. Entah club mana yg sedang main.

“ahhh unnie. kau belum tidur???” kata yoona yg menyadari kemunculanku. Yoona, hyoyeon, dann taeyeon?? Taeyeonn ternyata juga ikut begadang.

“mwooo!?? Miyoung,, kauu belum tidur??” kata taeng yg terkejut melihatku.

“aku belum bisa tertidurr. Laluu,, kenapa kalian juga belum tidur??” aku balik bertanya..

“hahahaha.. bergabung kemari,, Madrid VS Barcelona nihh,, kau ikut dukung Madrid miyoung~ahh! Yoong dan hyonie memojokanku karena mereka berdua mendukung barca.” Celetuk taeyeon.

Aku berjalan menuju sofa. Aku sama sekali tak paham tentang sepak bola eropa,, huuhh.. sepak bola di negaraku saja aku sama sekali tak paham, apalagi di eropa.

Taeyeon beranjak dari tempatnya, dan berjalan menuju sofa dimana aku terduduk..

“yahh miyoung~ahh.. aku kedinginan..” katanya manja..

“yahhh!! Ahjumaa! Mentang2 kekasihmu disini,, kau bebas mengiming-imingi kamii! Ahhhh jinjjja!” omel hyoyeon.

“tak pedulii!” celetuk taeyeon,.
“ambil saja selimut. Apa susahnya sekarang??” kataku.

Dia menggeleng2kan kepalanya, dengan disertai aegyonya yg membuatku semakin gemas padanya..

Taeyeon mendekatiku yg sedang duduk diatas sofa,, tangannya merangkul, menelusuri pundakku, menempelkan pipinya tepat menimpa pundakku.

“argghhh jinnjaa!! Taeng unnie bikin betek!! Ohh hyuniee,, bangunlahhh..” omel yoona, disertai hyoyeon yg melirik sinis. Hahaha.. aku hanya bisa tertawa. Melihat tingkah mereka, padahal baru semalam aku dekat dengan mereka,, sebelumnya aku memang hanya dekat dengan Jessica dan yg pasti taeyeon.

“apa yg akan kita lakukan besok?? Mumpung libur masih panjang.” Kata taeng memecah kesunyian. Aku menatap matanya, dan tersenyum sedikit. Benar2 bersinar. Sempurna.

“emhhhh,, kupikir kau harus membereskan kamarmu yg seperti kapal pecah itu taeng unnie.” celetuk yoona “uppssss” lanjut yoona sambil menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Aku menerka-nerka apa yg dimaksud oleh yoona.

“ada apa dengan kamarmu taeng??” aku berdiri dari tempatku,, namun tangan lembut nan halus meraihku.

“mau kemana?? Kau tak kasihan padaku yg sedang kedinginan?” erangnya. Kulihat kembali wajahnya yg dibuat2 menjadi wajah yg memelas.

“wait a minute . Aku hanya mau mengambil selimutku taeng. Aku juga kedinginan.” Kataku

Aku kembali ke kamarku untuk mengambil selimut berwarna pink kesayanganku, dan kembali menuju ke ruang tengah. Mataku sama sekali belum terkantuk. Ditambah lagi karena masih ada matahari yg bersinar sebelum pagi datang. Yaa,, dialah matahariku.

“lembutnya selimutmu ini pany~ahh,, selembut orang yg memiliki selimut ini.” Gombalan taeyeon pun keluar. Aku melting mendengarnya. “hahhaa” aku hanya tertawa malu mendengarnya.

“haiiihh! Tiffany~ahh.. hati2 dengan rayuannya itu.tandanya, dia ada maunya.” Sambut hyoyeon.

Aku masih menanggapinya dengan tertawa terbahak, sampai2 aku bertepuk tangan beberapa kali. Kebiasaanku jika sedang mendengar atau menyaksikan hal2 yg lucu2.

Kami berempat menghabiskan waktu semalaman, hingga pagi benar2 menampakkan warna cerah dibalik jendela.

“yahh! Kenapa kalian tidur disini!?” terdengar olehku suara teriakan seseorang wanita.

Aku masih memejamkan mataku, mencoba menenggelamkan suara tadi dengan bergumul bersama pundak seseorang gadis mungil disampingku. Sedikit kubuka sebelah mataku untuk melihat situasi yg terjadi sekarang. Gadis mungil dengan wajah seputih susu yg sekarang menjadi bantal bagiku, tertidur pulas dengan mulut yg sedikit terbuka.

“yahh! Banguun hyonie~ahhh… kau harus memasak untuk kami. Taenggo! Banguunn! Yoong! Teriak seekor lumba2 yg dengan cepat membangunkan kami serentak. Dolphin voice yg sangat dahsyat. Ya, sama sekali tak berubah. Seperti yg dulu.

“yahh! Lumba2! Haruskah kau berteriak seperti itu untuk membangunkan kami??” pekik gadis mungil disebelahku yg masih sibuk mengucek matanya.

“akkhh-. Tiffany?? ini benar kau??” katanya terpekik tiba2.

“ahhhh! Jinnjjja!! Kau lupa dengan teman lamamu??” Sahutku sedikit kesal. Jessica memang teman lamaku, sebelum aku mengenal taeyeon. Berkat dia aku bisa mendapatkan gadis mungil yg sekarang masih tertidur.

Jessica berlari ke arahku dan memelukku. Tak memperdulikan taeyeon yg sedang tertidur dipahaku “brukk!” aku tertimpa lumba2 berat yg sekarang berada diatasku

“yahhh! Sica~ahh! Kau ini apa2an sih? Tak liat orang sedang tidur disini?” omel taeyeon.  Kulihat wajah sebalnya yg menggemaskan.

“fany~ahhh.. kau tau, aku sangat merindukanmu.. kau ganti nomor hpmu pun tak mengabariku. Dan sekarang kutemukan kau berpacaran dengan gadis mungil, kecil, ingusan ini.” Jessica tertawa puas saat menemuka wajah taeyeon yg membuyat marah..

“sekali lagi kau menggoda di pagi buta ini, akan kusiksa yuri habis2an.” Taeyeon mendengus dan kembali lenyap kedalam lekuk perutku. Menggemaskan sekali gadis ini.. aku akan selalu disampingnya, menerangi hidupnya selama aku masih bisa membuka mataku. Kuyakin dia pasti berpikiran yg sama dengan apa yg kupikirkan.

____________________________

Taeyeon POV

3bulan sudah lamanya aku terhempas dalam kesedihan. Kenangan yg sungguh indah bersama dia seorang gadis yg sudah kuanggap sebagai bagian dari separuh hati dan jiwaku yg cintanya dulu begitu melekat dalam pikiranku, sentuhan lembutnya, bibirnya yg memabukan hasratku, kecupan manis yg selalu kunikmati sebelum aku masuk dalam mimpiku dan setelah aku membuka maataku di pagi hari. Kini semuanya mungkin telah menjadi debu yg hilang terhembus oleh kencangnya angin yg menderu. Hanya ada kesendirian yg kini berteman denganku.

“taeng~ahhh.. kau pagi ini belum makan. Anak2 sudah menunggumu dibawah.” Jessica duduk disampingku, mengelus punggungku seakan bisa menenangkanku. Selain tiffany, dialah yg bisa menenangkanku. Tapi mungkin sekarang susah untuk menenangkan aku yg terpacu oleh ego dan juga cinta dan benci yg terpendam dalam hatiku.

“aku tak lapar. Aku ingin tidur saja.” Kataku dengan tenang dan dingin. Suasana tiba2 sunyi. Dia masih terus2an mengusap punggungku.

“aku tau kau sakit hati sekarang. Tapi aku tak ingin jika tubuhmu pun juga sakit taeng.  Kau butuh pelukanku??” dia menawarkan diri untuk aku bisa lebih rileks dan mau untuk menuruti kata2nya. Aku terdiam sesaat, menatap matanya, dan dengan sendirinya aku jatuh dalam pelukan hangatnya. Kutahan peluh air mataku yg sudah tak terbendung lagi. “menangislah jika kau ingin menangis taeng. Jangan kau simpan dalam hati, yang akan membuatmu menderita. Aku siap untuk kau jadikan tumpuanmu. Sebagai seorang yg selama ini kau anggap adik.” Tak sengaja air mataku membasahi punggungnya. Dari dulu hingga sekarang hanya Jessica yg boleh melihatku menangis, aku bisa beracting senang, tertawa lepas saat bersama temanku, tapi saat tatapannya yg hangat yg aku bisa mengerti maknanya, aku bisa dengan cepat menangis dihadapannya saat aku seperti sekarang ini.

“mianhee sica~ahhh.. aku tak kuat lagi jika harus terus2an memakai topeng. Aku hanya bisa menangis saat mereka tak melihatku. Dan hanya kau yg mengerti saat ini apa yg kurasakan.” Isakkanku kini terdengar sangat jelas.

“sekarang, stop dulu air matamu itu. Kau makan dulu ya. Aku tak mau kau sakit.” Ucap Jessica dengan penuh kelembutan. Aku hanya menggeleng tanpa berucap.

“wae?? Kau harus makan taeng~ahhh.. kau mau aku bawakan makanmu kemari??” katanya. Dia melepaskan pelukannya, dan selanjutnya menyeka air mataku. Belum sempat aku berkata-kata dia keluar dari kamarku. “akan ku ambilkan makanmu kemari. Oke??” hanya kubalas dengan anggukan lemah.

Beberapa saat kemudia dia kembali muncul membawa nampan. Aku berdiri berniat untuk membantunya. “duduklahh, dan makan sekarang. Jangan sampai ada yg tersisa. Oke? Aku akan menemanimu sampai makanmu habis semua.” Katanya. Aku tersentuh dengan perhatiannya yg lebih padaku. Tapi kurasa ini sangat merepotkannya. Gara2 aku mungkin waktunya dengan yuri berkurang.

“jangan berpikiran aneh2.” Dia mengambi alih sendok yang baru saja kupegang. Dan detik selanjutnya, dia menyuapiku.

“sica~ahhh.. aku merasa sangat merepotkanmu. Aku tak ingin waktumu dengan yuri berkurang gara2 aku.” Dan akhirnya aku berucap seperti apa yg sempat tadi aku pikirkan.

“yuri bisa memaklumi taeng. Dia juga mengkhawatirkanmu kok. seminggu lebih kau menyendiri. Tidak di kampus, juga di rumah. Dia juga tau kalau hanya aku yg bisa menenangkanmu. Ya kan?” katanya lebih lembut.

“gomawooo.. kau memang yg terbaik.” Kataku.

———————————————–

Tiffany POV

Sepertinya aku terlambat bangunn.. teman2ku sudah berkumpul di meja makan.. kulirik jam dinding di atas tv, sudah menunjukan pukul 7. “pagi teman2..” aku menyapa mereka dengan senyumanku.

“pagi fany~ahh.. lekas makan. Sudah mendingin nih.” Kata sooyoung tanpa menatapku dan berkonsentrasi pada makanannya. Aku perhatikan wajah2 mereka. Aku merasa ada yg kurang disini. Bahkan aku jarang melihatnya saat makan pagi, siang, maupun malam. Taeyeon. Yaa. Dia tak terlihat beberapa minggu ini. Apa ini gara2 aku? Aku merasa sangat bersalah padanya. tak tersadar aku tertunduk lemas.

“haduuhhh. Malah tidur lagi ni anakk! Oii.. makann duluu. Kalau kau tak mau, aku tak keberatan jika kau memberikannya padaku.” Celoteh sooyoung.. dan seketika mulutnya dibungkam oleh sunny.

“fany~ahh.. makanlahh.. kau tak seperti biasanya,, ada apa???” aku menoleh kearah yuri yg menanyaiku.

“sepertinya aku sedikit lelah yul. Youngiee~ahh.. kau boleh memakan bagianku. Nanti aku akan keluar saja untuk mencari makan.” Ucapku sembari beranjak dari tempatku. Kondisi seperti ini lebih baik aku gunakan untuk mengurung diri di kamar.. kamar ini,,, aku dulu sering tertidur didalam sana. Aku behenti sejenak di dapan pintu kamar taeyeon.  Tiba2 saja pintu kamarnya terbuka. Sontak aku terkejut dan melangkahkan kakiku mundur.

“ahhh.. why fany~ahhh??” dan ternyata yg muncul bukanlah taeyeon. Melainkan…. Jessica????

“anniiooo sica~ahh.. kau mengaggetkanku. Hahaha” aku mencoba tak membuatnya curiga kalau aku sengaja berdiri di depan pintu kamar taeyeon.

“ohh.. kau sudah makan?” Tanya nya lagi. Aku hanya meresponnya dengan anggukan kecil.

“emmm.. kau sedang apa sica?? Kenapa kau membawa nampann itu?” tanyaku datar.

“ohh.. ini makanan untuk taeyeon. Dia blm mau keluar kamar,, makanya kubawakan makanannya.” Aku iri pada Jessica. dia bisa memberikan perhatiannya pada taeyeon.  Bodohnya aku dengan mudah melepasnya..

“fany~ahhh?? Kau tak apa2 kan??” ucap Jessica dan membuyarkan lamunanku.

“ahhh.. nee. Hahaha.. apa dia tidur??” kembali aku bertanya tentang taeyeon. Yg ujung2nya pasti akan membuatku menyesal.

“dia tidur setelah menyelesaikan makanya. Sepertinya jika dilihat-lihat dari lingkar matanya, lebih dari satu hari dia tak tidur.” Jelas Jessica. sudah kuduga,, ini akan sangat membuatku menyesal saja. “apa kau mau melihatnya??” sambung Jessica.

Aku berpikir sejenak.. kuakui memang aku sedikit rindu dengannya,, jarang sekali aku melihatnya di rumah maupun di kampus. Sangat jarang. Dan aku menganggukkan kepalaku. Jessica perlahan membuka pintu kamar taeyeon. Sosok mungil terbalut selimut biru tebal dengan wajah imutnya yg menawan,, dia tertidur bagaikan putri salju. “wajahnya terlihat sangat lelah bukan?” suara Jessica memecah kesepian. Kembali aku respon dengan anggukan lemah. Ya memang benar apa yg sica katakana. Dia terlihat kurang bersinar lagi. Ada pucat yg menutupi cahaya wajahnya,, dan itu membuatku sakit hati. Tapi kenapa aku berpikiran seperti ini?? Aku sudah benar2 melepasnya. Dan kini aku sudah memiliki seorang yg juga kucintai. Siwan oppa membuatku tergila2 padanya. dan kenapa aku masih merasa gadis ini begitu memikatku kembali??

“fany~ahhh… kita keluar saja yaaa?? Kasiann dia. Kita biarkan saja tertidur.” Jessica kembali membangunkanku dari lamunanku.

Aku mengagguk dan beranjak mengikuti Jessica keluar. Kusempatkan sebelum menutup pintu kamar ini, menengok kearahnya.. “mianhee taeng.” Batinku dalam hati.

Aku kembali ke kamarku, menggeleparkan tubuhku diatas kasur, merabah bawah bantalku. Tak sengaja aku menarik sesuatu dari bawah bantalku… figura foto saat2 dimana aku bersama gadis mungil itu. Berpelukan, bercanda tawa, berciuman, dan hal lain yg begitu menyenangkan. “huaahhh!” aku menghembuskan nafasku beratt.. kenapa dia sekarang terus hadir disetiap pikirankuu?? Bahkan siwan oppa tak terpikirkan olehkuu..

If I just breathe
Let it fill the space between
I’ll know everything is alright
Breathe
Every little piece of me
You’ll see
Everything is alright
If I just breathe

Handphoneku bergema memecah suasana sepi di kamarku. Kuraih dengan satu tangan dari atas meja..

“chagii~ahhh.. aku merindukannmuu!! Aku ingin mengajakmu makan pagi! Aku sangat lapar..” rengek orang disebrang sana, yg tak lain dan tak bukan adalah siwan oppa..

“opppaaa… akuu juga lapar,, segeralah datang. Ulat2 diperutku sudah pada protes nihh..” kataku manjaa.

“kau taauu,, aku sudah dibawah sekarang. Lekaslah keluar..” dengan cepat, aku keluar dari kamarku menuju ke ruang tengah dan kulihat dari jendela siwan oppa melambai-lambaikan tanganya kearahku.
“okee oppa. tak kusangka kau begitu cepat. Aku akan segera turun..!” aku bergegas berdandan, hanya sederhana saja, karena siwan oppa tak begitu menyukai make up yg berlebihan.

“Kaajaa!!” siiiwan oppa membukakan pintu mobil.

Taeyeon POV

“enngghhh…” aku meregangkan tubuhkuu, berguling2 kekanan kiri di atas kasurku. Kulihat keluar jendela, langit sudah mulai redup. Sepertinya aku tidur sudah lama. Kucoba berdiri, entah kenapa pusing mendominasi kepalaku. Rasanya berat jika berdiri, tapi aku tetap berusaha berdiri.

“praanngggg” kembali aku terjatuh tapi kali ini aku terjatuh dilantai, kepalaku terbentur meja kecil disamping tempat tidurku dan gelas kaca diatasnya jatuh. Untung saja tak mengenai kepalaku.

“taeyeon~ahhh.. kau kenapaa??” seseorang dari depan pintu bersuara sedikit berteriak. “yahhh! Kau ini kenapaa??” lanjutnya.

“yuri~ahhh! Ada apaa??” tambah seorang lagi dari kejauhan.
“Gwenchanaaa.. aku hanya terpeleset kok yul..” bohongku. Aku masih belum bisa berdiri, entah kenapa seperti tertimpa beban 100kg.

“yahh! Kau bilang gwenchanaa?? Badanmu panas begini” timpal yuri yg seketika meletakan punggung tangannya didahiku.

“aniiyooo yull.. lebih baik sekarang kau bantu aku berdiri dari pada ngomel!”

“taenggoo~ahhh.. gwenchanaa??” Jessica membantuku berdiri.

“badanmu panas sekalii.. yul,, ambilkan kompres.” Perintah Jessica pada yuri.

“aniiyoooo.. aku tak apa2. Mungkin setelah aku mandi aku lebih baikan.” Tapi perkataanku ditepis oleh keduanya. Yuri tetap keluar untuk mengambil kompres, dan Jessica menidurkanku di kasur. Entah kenapa keringat banyak mengucur dari berbagai penjuru tubuhkuu.. rasanya panas sekali.

“yahh! Makanya jangan terlalu memikirkan dia! Sudah tau kau dan dia tak ada hubungan lagi, tapi kenapa kau masih saja memikirkannya? Haa?” yuri datang2 mengomeliku dengan kata2nya.

“yuri~ahhh.. sudahlahh. Jangan menggodanya. Lebih baik lanjutkan makanmu tadi.” Kata sica.

“arrasoo bibehh.” Yuri keluar dari kamarku. Sebelumnya sempat memberikan kecupan didahiku.

“apa yg kaupikirkan sekarang?? Jangan bilang kau memikirkannya sungguhan!” Jessica menatapku tajam. Aku terdiam sesaat, membentuk kalimat2 yg akan kukeluarkan untuk menjawab pertanyaannya itu yg serasa akan membelah hatiku.

“anniiyyyooo.. kan aku sudah mengaatakannya padamu, setelah aku mandi, itu akan menyembuhkan pusingku ini.” Aku tersenyum hangat dan lebih tepatnya kupaksakan.

“kau masih mencintainya kan taeng?” pertanyaan itu.. bukan pertanyaan. Lebih tepatnya pernyataan yg kuartikan sebagai seribu pisau telah menusuk tembus ke hatiku.

“dia pun sama sepertimu taeng. Aku yakin dia masih memiliki rasa cinta yg besar padamu.” Lanjutnya karena mungkin dia menyadari aku terdiam bingung.

“jangan melawak sica,, itu tak akan bisa menghiburku..” kupikir dia tak bodoh untuk bisa mengartikan kata2ku.

“aku tak bodoh taeng. Hanya dengan melihat tatapannya saat kau tadi tertidur dan karena kau pucat, aku seakan sangat mengerti dia. Aku dan dia sudah lebih dari 5tahun berteman dekat. Aku yakin jika dia tau kau sakit seperti ini, mungkin dia tak akan jauh darimu. Tunggu saja taeng.” Jelasnya panjang lebar. Aku semakin tak mengerti apa yg dia jelaskan. Yg kutau hanyalah tiffany yg pergi meninggalkanku, berpaling kehati yang lain. Hanya itu.

“lekas lah kau mandi. Aku akan membuatkanmu bubur!” sambungnya. Aku mengagguk untuk menjawabnya.

Tiffany POV

“ooppaaa,, gomawo telah menemaniku seharian dengan kencan indah ini..” ungkapku dari balik jendela mobilnya..

“seharusnya aku yg berterima kasih padamu. Tidurlah yg nyenyak, jangan lupa,,,” terlihat dia diam sabil memamerkan senyumannya.
“apa yg harus kulupakan oppa??”
“jangan lupa membawaku di alam mimpimu fany~ahh..” katanya sambil tertawa.

“ahhh nee. Oppa. pasti!” kataku sambil kuperlihatkan senyumanku.”
“yasudahh,, masuklah. Kau akan kedingninan jika terlalu lama berdiri seperti itu.”
“oke oppa.. sampai bertemu besok.” Kataku padanya. dia melambaikan tangannya dan melajukan mobilnya.

Hari ini seperti tak ada beban pikiran diotakku. Serasa hilang tenggelam dalam kencan yg indah bersama Siwan oppa. aku melanjutkan langkahku masuk kedalam rumah.

“apa kau bawa makanan kecil untukku fany~ahh..” sooyoung membuka pintu rumah, tepatnya bukan membuka, namu memberi celah dan mengucapkan kalimat tadi.

“aku bawa kok. oleh2 untukmu yongie~ahh.. karena aku tau makananmu sudah habis tadi pagi.” Makanan ini serasa tiket untuk masuk kerumah.

“gomawoooo fany~ahhhhhh!!! Dia melompat kepelukanku dan mengguncang2 tubuhku. Ku gantungkan hoddieku, kutatap teman2ku yang lain. Jessica, Taeyeon, Yuri. 3 orang itu yg tidak ada diantara mereka., mungkin mereka sudah tidur. Tapi ini bahkan belum melebihi jam tidur mereka biasanya, bahkan masih sangat jauh. Ini masih pukul 9 malam. Kulirik kearah dapur. Hanya yuri. Dia menatapku, sedikit bergidik seperti menghindari tatapanku. Apa ada yang salah? Aku bertanya2 sejenak dalam hati masih berdiri dipinggiran pintu. Kuputuskan untuk ke dapur mengambil air sebelum kembali ke kamar.

“apa kencanmu menyenangkan fany~ahh??” dia menanyaiku, tapi tak menatapku. Tetap berkonsentrasi pada makanannya.

“ne.. apa ada yang salah denganku yul?” aku balik bertanya, mengeluarkan pertanyaanku yg sempat terucap dalam hati.

“yeahh!” katanya dingin. Aku mengerutkan keningku. “apaa??” tanyaku datar. Aku pikir dia akan mengomentari dandananku yg biasa2 saja saat pergi berkencan.

“kau akan tau setelah ini fany~ah..” dia beranjak dari tempat duduknya, menuju ke tempat cuci piring melewatiku begitu saja dengan auranya yang dingin. Hanya diam sekarang diantara kami. Aku memutuskan untuk kembali ke kamarku dan beristirahat sejenak. Sepertinya badanku terasa pegal.

“yahh! Apa kau tak mau menemaniku disini main game fany~ahh???” celotek sooyoung.
“bukankah kau tau kalau aku sama sekali tak mengerti fungsi dari tombol2 yg membuatmu senang itu? Yoona, sunny. Mereka kan partner mainmu selama ini yongie~ahh..” kuakui aku memang sangat gaptek dengan apa yg namanya game. Sekalipun aku belum pernah menekan tombol2 yang ada di stic itu.

“mereka berdua masih cupuu.. seandainya taeng sehat, dialah orang satu2nya yg bisa mengimbangi permainanku..” aku terkejut mendengar perkataanya. Taeyeon sakit???
tanpa bertanya lagi, aku segera menuju ke kamar taeyeon. Entah kenapa keringat tiba2 mengucur dari segala penjuru tubuhku. Berhenti sejenak didepan pintu kamar taeyeon. Kenapa aku harus merasa khawatir?? Kenapa jantungku berdegup dengan kencangnya??

Dengan perlahan kubuka pintu, kulihat ada Jessica disana sedang menunggui sambil mengompres taeyeon yg tertidur. Dia menatapku sesaat dan tersenyum padaku. Aku menghampiri sosok mungil itu, duduk dipinggiran ranjangnya. “apa dia baik2 saja??” bisikku pada Jessica.

“bolehkah aku bertanya fany~ahh??” dia bertanya seolah mengintimidasiku dengan tatapannya yg dingin namun tenang dan lembut.

“why??”
“dia begitu kehilangan dirimu, dia sangat mencintaimu, dia terlalu banyak memikirkanmu. sebagai sahabatmu dan sahabatnya, aku begitu kecewa terhadap hubungan kalian.” Katanya. Dadaku terasa sakit mendengarnya. Apa yg dikatakan Jessica itu benar?? Dia tak pernah sedikit pun memperlihatkan kesedihannya dihadapanku, aku sama sekali tak melihatnya di raut wajahnya. Aku sangat mengerti tatapannya. Kenapa Jessica bisa berkata seperti itu seolah dia paling tau segalanya tentang taeyeon??

“aku tau segalanya fany~ahh.. sejak kau mengakhiri hubungan dengannya, aku sering sekali mengunjunginya saat dia tidur. Dia menyebut namamu, bukan hanya sekali, beberapa kali fany~ahh..”

“kenapa kau begitu perhatian padanya sica~ahh??” aku melontarkan pertanyaan sepontan padanya. apa selama ini dia memendam rasa pada taeyeon? Hingga sebegitu perhatian terhadap taeyeon.
“karena aku sayang padanya. selama ini aku mengaggapnya sebagai kakakku. Dia yg dulu begitu perhatian padaku, dia selalu hadir saat dulu aku mengalami masa2 sulit. Dia adalah sosok yg sangat berharga untukku. sebagai kakak.”
“karena itu aku sama sekali tak cemburu padanya fany~ahh. Jessica meluangkan banyak waktunya untuk taeyeon dari padaku sekarang. Karena dia juga sosok kakak bagiku. Aku pun juga merasa sedih melihatnya yg terus2an menahan sakit hati.” Kata yuri tiba2 dari luar. Aku hanya bisa tertunduk diam. Hanya diam yg kubisa. Tak bisa menanggapi perkataan mereka.

“apa kau pernah melihatnya sakit selama ini fany~ahh???” Tanya Jessica sembari mengelus punggungku dan duduk disebelahku. Aku terdiam sesaat, mengingat masa lalu berasamanya, dan selama mengenalnya. Ingatan itu bahkan masih sangat hangat. Memang benar, dia sama sekali belum mengalami sakit. Dia terlihat sehat dan bersemangat.

Dengan menggeleng aku merespon pertanyaan Jessica.

“tapi kenapa dia tak memperlihatkan padaku, bahkan juga pada teman2 kalau dia sedih?” tanyaku.

“aku sudah menduga kau akan menanyakan itu fany~ahh..”kata Jessica dengan tenang, detik selanjutnya dia menghampiri taeyeon dan mengecup keningnya.

“lebih baik kita bicarakan diluar, supaya dia lebih tenang tidurnya.” Lanjutnya dan mengajakku serta yuri keluar dari kamar taeyeon.

Kami melewati ruang tengah, dimana sooyoung, yoona, seohyun, dan sunny sudah terlelap. Kutengok jam tanganku sudah pukul 11.09, ternyata hanya dengan sidikit obrolan saat di kamar taeyeon, tak sadar kami bertiga telah menghabiskan waktu selama 2jam.

Jessica mengambil tempat duduk paling pojok, aku disebelahnya, dan yuri berdiri ditepi pintu. Suasana balkon terasa begitu dingin.

“taeyeon hanya akan menyimpan kesedihannya sendiri, tak mau diumbar ke orang lain, bahkan kekasihnya. Dia susah untuk terbuka. Selama ini dia bisa menangis hanya saat berada di depanku. Karena mungkin orang yg dia kira bisa menenangkannya adalah aku. Tapi aku tak pernah berpikiran demikian. Aku rasa saat ini hanya kau yg bisa melakukannya fany~ahh..” jelas Jessica. entah kenapa aku merasa sangat iri pada Jessica. perhatiannya pada taeng sepertinya melebihiku saat dulu aku masih bersama taeyeon.

“fany~ahh..” timpal yuri. Aku menengok kearahnya. Dia berjalan, menepi pada tembok balkon. Posisinya sekarang dia membelakangiku dan Jessica, memandang kearah depan dimana kota seoul yg bergelimpang cahaya terlihat.

“apa kau masih memiliki rasa pada taeyeon?” sambung yuri. Dia berbalik menatapku dengan lekat.

Aku tertunduk lemas. Entah ini perasaan apa. Hatiku tiba2 terasa sakit mendengar pertanyaan yuri tadi. Kupikir aku tak mungkin memiliki rasa apa2 pada taeyeon lagi. Karena saat ini aku mencintai seorang diluar sana. Aku mencintai siwan oppa. aku yakin itu.

“anniyoo yul. Aku sudah tak mencintainya. Sekarang hanya siwan oppa yang aku cintai. Aku tak yakin jika taeyeon masih mencintaiku. Dan mungkin dia juga akan menemukan penggantiku. Mianhe.” Aku beranjak berdiri. Namun tangan Jessica menghentikanku. Dia berdiri mendekat padaku.

“aku melihat kebohongan dimatamu fany~ah. Kau mungkin bisa mengelak didepan yuri. Tapi kau tak bisa mengelak didepan temanmu ini. Aku sudah berteman denganmu lebih dari 5thn. Tapi aku tak akan memaksamu untuk memikirkan ini.” Katanya. Dia mengelus punggungku lembut, setelah itu pergi meninggalkanku.

-TBC-

My Love For You Perfectly part 3

akhirnya bisa updatee… mianhe lama, soalnya bulan2 ini emang jatahnya ujian2 menumpukk. jadi, saya minta maaf kalau jarang update,, UN udah deket :p wkwkwkwkwk

oke dehhh.. langsung dibaca aje… happy reading, and dont forget for comment ^^ kekekeke

 

Taeyeon POV
“ternyata kau masih menyimpan semuanya ya fany~ah?” tanyaku melihat barang2 pemberian dariku dulu..
“pasti lahhh taeng… boneka beruang berwarna pink yg selalu menemaniku tidur, piyama berwarna pink yg selalu aku pakai saat tidur. Apa kau juga masih menyimpan semuanya???”
“yapppp.. hingga sekarang, aku tak pernah bisa tidur tanpa boneka beruang berwarna biru, dan piyama berwarna biru pemberianmuu.. emmhhh.. apa kau masih menyimpan itu??” tanyaku.. dulu aku dan dia mengikat cinta dengan benda yg selama ini kami bawa masing2.
“emhhh… masihh donk taeng. aku selalu membawanya, tak pernah aku keluarkan dari kotak ini.” Dia mengeluarkan sebuah kotak, dan didalamnya terpampang kalung berbandul gembok.
“woaahhhh… lihatlahhh.. aku memakainya..” sambil kuperlihatkan kalung dengan bandul kunci yg melingkar dileherku.
“kupikir kau menghilangkannya taeng, sama seperti dulu. Kau pernah meninggalkannya di ruang ganti saat kita berenang.”
“hahahaha… kalau sekarang, aku sangat menjaga ini fany~ahh.. karena hanya dengan ini, aku merasa kau begitu dekat.” Aku meraih kalung dari kotakan yg dipegang tiffany, lalau aku memakaikannya di lehernya. Tak sungkan, aku memeluknya manja dari belakang.
“taetae~ahh.. selama ini, apakah ada yg menggantikanku saat aku tak berada didekatmu??” aku sempat terkejut mendengar pertanyaan tiffany. memang aku pernah berpacaran dengan beberapa namja, seperti teuk oppa, tapi leeteuk tak pernah aku anggap sebagai kekasihku.. dan sekarang, max oppa, dia memang begitu baik, aku sempat jatuh kedalam cintanya, tapi perasaan itu hanya sementara bagiku.. karena dirimu lahh yg bisa mengambil penuh cintaku.
“taetae~ahhh.. taeng~ahh,, kau baik2 saja kan??” kata tiffany sambil melambai2kan tangannya di depan wajahku.. lamunanku terbuyar seketika,,
“ahhhh… hanya kau seorang yg aku tunggu fany~ahhh…” aku pun mempererat pelukannku terhadapnya.
“taeng~ahh! Sudah lama sekali aku tak merasakan kehangatan dalam pelukanmuu.. aku sangat rinduu…” kata tiffany. dia berbalik badan, dan menatap aku tajam, melingkarkan tangannya di leherkuu,, mendekapku erat. Dia meraih bibirku cepat,, dia melumat bibir atasku, sebaliknya dengan akuu, aku melumat bibir bawahnyaa.. ciuman panas ini berlangsung begitu lama. Belum selesai sampai disini saja. Dia menjatuhkanku di atas kasurnyaa… ciumann itu berlangsung lebih panas dengan keaktifannya diatas kasur.. bergeluntung kesana kemari, kami menikmati cinta di siang hari.
……………………………………..
Yuri POV
“yulll, bolehkah aku masukkk??” kata seseorang dari depan pintu kamarku.
“masukk lahh..” jawabku.
“yull, aku inginn bertanya sesuatu padamu.” Ternyata yg datang yoona.
“emmmhh.. okee duduk lahh..” kataku sambil mempersilahkan yoona duduk di pojokan kasurku.
“yull, apa benar kau akan merebut u-know oppa dari tangan Jessica??”
“maksudmuu apa yoong??” tanyaku kebingungan.
“kemarin malam, aku melihatmu bersamanya di balkon sekolahh,, aku tak menyangka kau bisa sedekat itu pada Jessica. Kupikir, kau benar2 meracuninya, dan dengan mudah mendapatkan u-know oppa.” Jelasnya.
“emmhh.. kau tau yoong,, sebenarnya niat pertamaku memang benar seperti itu,, tapii entah kenapa,, tiba2 perasaanku beralihh padanya.. dia benar2 telah mengambil hatikuu.. sekarang, aku dan dia menjalin hubungan gelap,, apa sebenarnya yg dia pikirkan, hingga rela melepaskan u-know oppa, dan masuk kedalam pelukanku..”
“jjiiinnjjaaaa yul?? Jadi kau sekarang sudah tak ada rasa lagi dengan u-know oppa??” Tanya yoona.
“sampai sekarang, aku pun juga masih kebingungan yoong…”
“hmmm? Kenapa bisa begitu yul??”
“entahhlahhh,,, mungkin aku harus mengakhiri impianku untuk menjadi pilihan u-know oppa. Sekarang, aku sudah punya dia yg rela melalukan hal yg mustahil baginya, hanya untuk ku.” Jelasku.
“kau beruntung yulll..” katanya. Tiba2 saja keadaan ruangan terasa aneh setelah dia mengatakan hal itu.
“kau tak apa2 kan yoong??” kulihat dia meneteskan air mata. Aku sama sekali tak mengerti kenapa dia menangis sekarang.
“yull,, kau tau. Sebenarnya, aku juga sangat mencintaimuu.. kau selalu memperhatikanku, kau sangat baik padaku. Tapi sekarng, mungkinn kebodohanku adalah, aku selalu menyimpan semua perasaanku hanya dalam hati.” Perkataannya itu sangat membuat hatiku tersentak.
“yoongg! Kenapa kau jadi seperti ini??? aku selama ini melakukan itu, karena kau sudah kuanggap sebagai adikku, dan aku merasa nyaman dengan itu, jika harus berubah menjadi cinta, aku tak akan rela jika kau menjadi milikku. Itu karena, kau adalah adikk kesayanganku..” jelasku. Aku memelukknya, aku mencoba menenagkannya. Aku tak menyangka akan semua inii. Yoona,, mianhee… aku hanya ingin kau menjadi adikk kesayangankuu,, aku sangat mencintaimuu, sebatas adik, dan aku mencintainya, lebih dari apapun.
………………………………..
Malam harinya
Taeyeon POV
“kau sudah kenyang kah??” tanyaku kepada tiffany yg sedang melamun.
“ahhh… ne taeng. hehehe.. bagaimana dengan dirimu??”
“aku dari tadi menunggumu menjawab,, ehh malah melamunn.”
“ahhh.. mianhe taeng. emmhhh. Setelah inii, kita mau kemana taeng??”
“kita kumpul bareng anak2 saja.. biasanya jam segini, anak2 sedang menonton Film koleksinya sooyoung.”
“ohhh.. jinnjaa?? Tapi, aku sama sekali belum mengenal mereka semua.. Jessica dan seohyun pun aku hanya tau namanya saja.”
“tak apaa.. nanti akan aku kenalkann ke mereka. Tenang saja..”
“yasudahhh,, dari pada booring tak ada hiburan. Hehehe” dia menggandengku, dan berjalan kembali ke asrama setelah kenyang dengan makanan kami malam ini.
Normal POV
“Taeng~ahhh! kemarilahhh.. baru saja mulai nihh..” teriak sunny memanggil taeyeon untuk bergabung dengan mereka.
“woahhh.. tumbenn rame sekalii.. baru kali ini aku melihat yuri ikut nonton disini,,dan aku tak melihat yoona yg biasanya paling heboh.” Kata taeyeon sambil melihat suasana ruang tengah.
“biar aku panggil si yoona.” Kata yuri, sambil pergi menuju kamar yoona.
“taeng,, apa boleh membawa tamu dari luar sekolah??” ucap sooyoung.
“ohhhh.. aku lupaa. Dia ini adalah murid baru disinii,, dia masuk kekelas vocal. Jadi kalian baaru saja melihat dia sekarang, kecuali aku, sica, dan hyunie.” Kata taeyeon.
“annyeeong teman2. . aku tiffany. semoga kita bisa berteman akrab.” Tiffany memperkenalkan dirinya. Dan seketika itu, sunny langsung berlari menghampirinya dan menjabat tangannya
“annyeonng tiffany. kau cantik sekaliiil..” kata sunny sambil memamerkan aegyonya yg paling imut.
“yahhh bunny!!! Selalu sajaa! Dasar mata keranjang!” sooyoung menarik sunny yg kecentilan didepan tiffany.
“hahahaha. Hey kyunie! Jgn macam2 kau! Dia ini sudah milikku!” kata taeyeon.
“waaaaa!!!???? Jjiinnnjjaaaa??” kata mereka kebingungann.
“hehehe… nee.. yasudahh,, lekas kita lanjutkan filmnya.” Kata taeyeon sambil menempati tempat duduk di ujung sofa bersama tiffany.
“tunggu yuri dan yoona dulu aja deh..”

di kamar Yoona
“yoong, kau tak apa2 kan??” yuri memasuki kamar yoona, dan melihat yoona sedang terduduk di depan jendela.
“ahhhh.. kau yul. Aku taka pa kok.” Jawabnya.
“yoong,, kumohonnn.. aku tak akan menjauhimuu.. aku akan terus perhatiann padamu. Jadi, tentang masalah tadi siang, sebaiknya kita lupakann.sekarang, kau ditunggu teman2 yg lainnya di ruang tengah,, ayo..” ajak yuri.
“yull, tapi aku masih merasa tak enak padamu..” jawab yoona.
“no problem yoong,, kau akan tetap menjadi adik kesayanganku.” Yuri pun merangkul yoona, dan mengajaknya menuju ke ruang tengah bersama2 dengan teman2 yg lain.
Akhirnyaaa semua penghuni asrama putrid berkumpul. Mereka selalu melakukann ini tiap malam. Terkecuali yuri, yg memang selalu sibuk dengan latihannya.
“yoongii,, film apa ini??” Tanya Jessica.
“ehhh… ini film kuntilanakk sica~ahh! Kau takut yaa?” goda sooyoung.
“ahhhh.. jinnnjjaaa! Aku tak akan brani tidur sendiri malam ini.” kata Jessica, sambil mendekapkan dirinya ke pelukan yuri.
Taeyeon POV
“Taetae~ahhh” tiffany merintih ketakutan, dia mendekap tangannku, menyandarkan kepala dipundakku. film yg duputar malam ini memang menyeramkann,, aku yg biasanya betah nonton film horror, tak sampai merinding seperti ini.
“fany~ahh.. kau kenapa sihh??” tanyaku pada tiffany. sepertiya dia benar2 ketakutan. Nonton pun harus dengan mengintip dari celah2 jarinya.
“annniiiooo taeng.” jawabnya datar.
“kau ketakutan ya?? Hahaha..” kami berdua berbisik2, takut mengganggu situasi yg sedang kami nikmati bersama-sama. Kulihat, teman2 juga sedang serius menontonnya. Berbeda dari biasanya, Jessica yg biasanya ketiduran, sekarang sangat betah menonton dipangkuan yuri.
“taetae, , , aku pasti tak akan brani tidur sendiri malam ini.” ucap tiffany.
“wae?”
“sepertinya, aku benar2 sedang ketakutan deh..”
“tak apaaa.. tidur saja denganku nanti malam.” Aku member ide.
“aku berharap kau mengatakan itu taeng. hehehe” katanya.. aku masih bisa melihat senyumannya walau di dalam kegelapan. Senyumannya memang memancarkan cahaya.
Yuri POV
“hmmm… ternyata tiap malam begini, teman2 selalu menyempatkan diri berkumpul bersama dan menonton film ya? Tapi kalau dengan teman2 saja, berasa kurang seru dehhh.. jika ada dia disini,, kenapa aku jadi sangat betah ya? Jadi tak ingin moment ii berakhir cepat.” Aku terus bergumam dalam hati. Kubelai rambut gadis yg sekarang sendang menonton film, dengan bantalan di pangkuanku.
“yulll,, kau nonton apa sihhh???” Jessica mengagetkankuu.. dari tadi aku hanya memandangi wajahnya saja.. padahal saat ini kami sedang menonton film. Aduuuuhhhh…
“ahhhh… aku hanya mengistirahatkan mataku sejenak sica. hehehe…” aku mengelak.
“ohhh.. kalau kau sudah mengantuk, bilang yaa…” katanya. Aku hanya meresponnya dengan anggukan beberapa kali.
Tetap saja pandanganku terus mengarah ke wajahnya.. sama sekali tak bisa terfokus ke film yg kami tonton.
Beberapa saat kemudiann, akhirnya film pun berakhir..
“yaaaak! Film selesaiii,, mari kita sekarang pergi tidurr,, hehehe” kataku memecah kesunyian setelah film selesai. Aku tau kalau Jessica sudah tertidur. Kunyalakan lampu ruangann, dan betapa kagetnya akuu..
“yahhhh!” kulihat semua teman2ku sudah tertidur. Seohyun yg tertidur bersama boneka keroronya, sunny, sooyoung, dan hyoyeon yg tidur bergumul bersama, yoona, Taeyeon dan tiffany yg tertidur diatas sofa, dan juga Jessica.
“yaahh! Apa yg harus aku lakukan sekarang.. aarrggghhh..” akupun bergegas pergi ke kamar, untuk mengambil beberapa selimut..
“huhh! Tak menyangka ternyata malah pada ketiduran disini.” Kataku. Ku selimutkan mereka dengan selimut yg aku ambil dari kamar. Aku mengambil posisi disebelah sica, kusandarkan lagi kepalanya kepundakku. Diatas kepalaku dan sica ada seohyun. Sedikit khawatir kalau harus tidur diatas seohyun. Karena kalau tidur, dia pun juga aktif.
Sebelum aku tertidur, aku sempatkan untuk mengecup kening kekasihku inii..
…………………………………
Ke esokan harinya di hari minggu.
Normal POV
Keadaan asrama masih sangat sepi.. para gadis masih tertidur lelap didepan tv di ruang tengah..
“hoooooooooammmmmmm” salah seorang dari mereka mulai terbangun.
“ahhhh??? Kenapa aku bisa teridur disini??” tak lain itu adalah yoona. Dia memang selalu bangun paling awal.
“wah2. Sepertinya kami semua semalam ketiduran saat menonton film.” Yoona pun segera kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya.
Sesaat setelah yoona, taeyeon pun terbangun. Tak ingin membangunkan teman2nya yg lain, dia pun segera mengangkat tubuh tiffany menuju ke kamarnya. *taeng kuat banget yak!wkwkwk.#plakkk!
Taeyeon POV
“awwwwww” erangku. Tiffany ternyata berat juga yaa. setelah kubaringkan dia di kamarku. Kututup gorden jendela kamarku, supaya tak mmbuatnya silau.
Aku pun kembali merebahkan tubuhku diatas kasur dibalut selimut bersama dengan tiffany.
“hmmmmmm” kuhembuskan nafasku dalam2. kutengok wajah tiffany yg cantik saat tertidur, dan itu membuatku mulai berfikir tentang max oppa.
apa yg harus katakan pada max oppa?? jika aku tak jujur padanya, sama saja aku akan terus menyakitinya. aku benar2 tak bisa meninggalkan tiffany, jadi, akau lebih memilih tiffany daripada max oppa. mianhe oppa. gumamku dalam hati.
sepasang tangan lembut menelusup kepinggangku. mendekapku erat. aku merasakan jelas hembusan nafas tiffany saat ini.
“taetae~ahh.. kenapa aku bisa tertidur disini??” bisiknya.
“kau tadi dijemput oleh kereta dari negri awan fany~ahh. hehehe” kataku, seraya berbalik badan dan menatapnya.
“ahhh.. jinnjjjaa??? kenapa sekarang aku tidak sedang di negri awan??” jawabnya polos.
aku memeluknya “nahhh,, sekarang bagaimana? apa sudah merasa di negri awan??”
“wahhhh taeng, ini melebihi keindahan di negri awan lohh..” seraya membalas pelukanku.
“taeng~ahhh.. aku merasa ada yg kurang dari dirimuu.” katanya. kulepaskan pelukan dan kembali menatapnya.
“kurang?? apa yg kau maksud???”
“emmhhh.. ada yg sedang kau pikirkan yaa??” tanyanya lbh dalam. aku berpikir sejenak. apakah aku memang harus jujur pada tiffany atau aku harus tetap beralibi.
“emhh fany~ahhh.. sebenarnya sekarang aku sedang berpacaran dengan seorang namja di sekolah ini. tapiii, , mungkin rasa itu memang hanya sementara untuknya, hatiku lebih memilihmu untuk menjadi miliku dan memilikiku.”
“jadi, sekarang ini, hanya 50% saja untukku??” kulihat raut wajahnya mulai menampakan mimik marah.
“annniiooo fany~ahh.. aku sedang mencari waktu yg tepat untuk mengakhiri hubunganku dengannya, dan fokus mencintaimu.” jawabkuu..
“kau yakinn itu taeng???”
“neee… karena hatiku ternyata memang benar belum bisa terbuka untuk yang lain fany~ahh..”
kukecup bibirnya yg masih kering.
………………………………………………
Jessica POV
“oppa, ada yg ingin aku katakan padamuu.” kataku sambil memegang tangan u-know oppa. aku akan mengungkapkan perasaanku yg sebenarnya kepada u-know oppa.
“hmmm? apa itu?” kata u-know oppa.
“oppaa, mianhe aku harus mengatakan kenyataan ini. oppa, aku sadar akan diriku oppa, ternyata aku memang tak bisa mencintaimu sepenuhnya, oppaa. aku minta maaf sekali padamu, aku tak bisa menjadi yg terbaik untuknya, aku percaya oppa pasti akan menemukan yg lebih baik dari aku.” jelasku. kulihat u-know oppa masih kebingungan.
“maksudmu apa sica??”
“oppa, aku mencintai orang lain, dan cintaku ini melebihi cintaku padamu. mianheee oppa.” kataku, aku menunduk, tak berani menatap mata u-know oppa.
“sica~ahhh,, tapi aku begitu mencintaimuuu…”
“mianhe oppaaa, aku tka tau mengapa bisa begini. sekali lagi, mianhee oppa.” aku pun langsung berlari sekencang2nya meninggalkan u-know oppa, air mataku menetes deras. aku ingin menenangkan dirikuu sekarang.
aku langsung menggeparkan tubuhku diatas kasurku,rasanya hati ini lega, dan juga sedikit sakit. apa tindakanku ini bodoh mengorbankan u-know oppa hanya untuknya saja? aku bertanya2 dalam hati.
“tokk….tokkk…” terdengar suara pintu diketuk. “masuklahhh.” sahutkuu.
“jessica,, apa aku mengganggumu??” ternyata itu yuri. aku berusaha menyembunyikan suara isakku dan juga air mataku.
“ohhh, anniiooo yuri~ahh..” kataku masih dengan menyembunyikan wajahku.
“sica, kau tak apakan?” kata yuri, aku merasa dia sekarang menghampiriku, dan membuka selimut yg menutupi wajahku.
“jessica,,, kau kenapa??? kenapa kau menangis???” tanya yuri sambil mengelus2 rambutku.
aku pun langsung memeluknya. “yuri~ahhh. aku sudah mengatakannya,, aku sudah mengatakannya. aku lakukan ini hanya untuk dirimuu…” air mataku mengalir deras.
“yahhh!!! sica~ahhh.. kenapa kau lakukan ini??? kenapa kau mengorbankan cintamu untukku?? u-know oppa begitu baik padamu.. dia perhatian sekali.” jelas yuri.
“itu karena aku mencintaiimu lebih dari pada aku mencintai u-know oppa yul!” aku melepaskan pelukan dan menatapnya dalam dengan mata yg penuh dengan air mata.
“jessica.” dia balik menatapku dengan tatap sedih. “apa aku salah mencintaimu? kenapa kau malah terlihat sedihh? jawabku.
“jessica.. aku tak sedihh, aku ingin sekali menangis sekarang.” kata yuri.
“wae?” jawabku singkat. “itu karena aku tak menyangka ada seseorang yg mencintaiku seperti dirimu ini. apa lagi kau terkenal diseluruh sekolah ini, dan yg membuatku terharu seperti ini adalah, kau mau mengorbankan perasaanmu untukku.” ucap yuri. kini dia juga mulai menangis. aku lanjut memeluknya. aku tak pernah merasakan pelukan ketulusan dan kehangatan seperti ini. “saranghae yuri~ahh..” kataku. “nado saranghae sica.” jawabnya.
………………………………………
Taeyeon POV
hari ini aku, sooyoung, dan sunny berencana akan jalan2 ke mall. huh! jika bersama mereka berdua, pasti bakalan jadi obat nyamukkk.. aku berniat mengajak tiffany.
“tiffany~ahh!” kataku di depan kamar tiffany, sambil kuketuk pintunya. dia membukakan pintunya, dan masih menggunakan piyama bewarna pink, sambil mengucek2 matanya yg masih sayu.
“yahhh! kau masih tidur ya dari tadi???? ini sudah hampir sore fany~ahh!” kataku.
“ahhhh? jiinnjjaaa??” dia balik bertanya.
“astagaaa! cepat lahh mandi,, aku akan mengajakmu jalan2 ke mall setelah ini.”
dia hanya mengagguk untuk merespon kata2ku.
aku masuk ke kamarnyaaa,, kurapikan tempat tidurnyaa, karena aku tau tiffany tak pernah merapikan tempat tidurnya setelah ia bangun.
beberapa saat kemudiaann, kulihat tiffany telah selesai mandi, “fany~ahh.. cepatlah sedikit, sooyoung sudah ngomel nihh..” kataku mencba menyadarkan tiffany yg memang masih belum bangun 100%. sepertinya dia memang benar2 masih kecapekan.
“iya2 taeng~ahhh.. sabar dikit napa sihh ahh.. huh!” jawabnya.
“yaahhhhh!” aku terkejut karena tiffany yg dengann frontal membuka handuknya, tubuhnya yg putih, mulus, dan seksi itu terlihat olehkuu.
“kenapa sihh!???! kau tak suka??” katanya datar.
“aniioooo.. kenapa kau melakukannya di depan mataku???” tanyaku, masih dalam posisi mataku terpejam.
“wooohhh! karena kau kekasihku! tak suka??”
“aku membuka mataku, dia masih telanjang bulat. lekuk tubuhnya yg indah. mataku menulusuri tiap bagian tubuhnya dari atas hingga ke bawah. begitu cantikk, tak ada noda sedikitpun.. ahhhh.. kenapa aku jadi byun seperti ini..
dia berjalan mendekatiku, tangannya melingkar dileherku. jantungku terpacu cepat.
“taeng~ahhhh.. kenapa kau begitu tercengang melihatku seperti inii..” katanya. dia duduk dipangkuanku masih dengan tangannya yg melingkar dileherku
“fff-ffanyy~ahhh.. tidakkk kokk. aaa-akku hanya.” belum selesai aku berkata, dia langsung menyambar bibirku.membalut bibirku dengan cepat dan ciuman panas yg kurasakan pertama kali.. tak pikir panjang, akupun membalas ciumannya itu. kulingkarkan tanganku dipinggangnya yg langsing dan tanpa dibalut kain. kueratkan pelukannya ini. entah kenapa, kali ini aku tak berani membuka mataku untuk menatapnya. ciuman ini masih terus berlanjut, hingga sebuah suara dari HPku membuatnya berakhir.
“heyyyy taeng! kau lama sekali sihhh.. aku dan sunny berangkat duluan saja ya!”
“ahhhh! tunggu yongiee! tunggu di depan gerbang dulu! 5menit lagi kami kesana.” dan aku langsung menutup telfonnya.
“yahhhh! jadi lupa dirikannn! hahahaha,, nanti malam kau ke kamarku taeng.” katanya nakal.
“aiiigggoooo! ya iyaaa!! lekas pakai bajumu! sooyoung sudah menunggu kita!” kataku.
………………………………..
Normal POV
taeyeon, tiffany, sooyoung, dan juga sunny sekarang sudahh tiba di tempat tujuan mereka. di mall yg memang diperuntukan bagi para kaum muda seperti mereka, barang2 disini hanya untuk orang2 muda dibawah 25thn.
“hmmmm… mau ngapain sih kemari?” tanya tiffany memecah kesepian diantara mereka berempat.
“hari ini adalah hari ulang tahunnya hyoyeon. kami ingin membelikan hadiah untuknya.” jawab sunny.
“ohhh… hyoyeon ulang tahun yaa.. apa yg dia suka?” tanya tiffany lagi.
“emmmhhh… dia suka sekali dengan sepatu. sepatu di kamarnya sangat melimpahh!” celetuk sunny.
“hahahaha… maniak sepatu dia.” tambah taeyeon.
“yausudah taeng, katanya kau mau mencari sesuatu juga kann. kita bertemu di pos satpam depan ya nanti.” kata sooyoung dan langsung berpaling melanjutkan jalannya.
“ahhh!? kau mau beli apa taeng?” tanya tiffany.
“kau ikut aku saja fany~ahhh.. aku ingin beli sesuatu yg dari dulu aku inginkan..” jawab taeyeon. dia menggandeng tangan tiffany, berjalan sedikit cepat, karena taeng yg memang sangat menginginkan sesuatu..
“nahhhh! itu dia tempatnya!” kata taeng sambil menunjuk sebuah toko alat musik.
“apa yg akan kau beli disini taeng?”
“fany~ahhh.. dulu ayahku sempat melarangku untuk menjadi seorang penyanyu, oleh karena itu, sesuatu yg akan aku beli ini tak jadi aku beli, dan baru sekarang bisa kesampaian.”
mereka berjalan menuju tempat rak2 dimana tergantung banyak sekali jenis, warna gitar.
“kau akan membeli gitar taeng?” insting tiffany yg tajam disambut anggukan bangga dari taeyeon.
“aku ingin sekali jika kita berdua bernyanyi bersama, menciptakan lagu bersama, berdendang bersama, disaat waktu luang kita.” jelas taeyeon. dengan wajah yg berbinar2.
“taeng~ahh.. kau tau, aku sangat kagum padamu…” puji tiffany.
“aniiiooooo,, aku dari dulu memang sangat ingin mempunyai gitar, aku sudah bermain gitar sejak kelas 5SD. dan saat itu, aku sangat ingin membelinya.”
setelahh memilihhh-milih gitar, mereka menemukan gitar yg sangat cocok dengan warna kesukaan mereka berdua, warna pink dengan dominasi biru langit.
………………………………………..
Jessica POV
“ahhh.. siang ini panas sekali.” ucapku. duduk memandang langin di balkon sekolah sambil menikmati hembusan angin memang sangat bisa menenangkan pikiranku.
“kenapa yuri tak datang2 ya?” aku bertanya2 sendiri. aku dan yuri berjanji akan bersama2 menikmati suasana siang diatas balkon sekolah, sudah 30menit aku menunggunya, smsku juga tak dibalas. “huuuh!”
aku berjalan menuju tepi balkonn menikmati udara yg sangat segar diatas sini..
“cklekkkk” pintu balkon terbuka. itu pasti yuri. aku pura2 tertidur di gazebo… tapi, dia tak kunjung menyapa.
“yahhh! yulbaby! kau datang diam2 kan mau mengagetkankuu..” kataku masih dalam keadaan mata yg terpejam. tapi aku tak mendengar jawabannya.
setelah kubuka mata, mataku terbelalak lebar melihat sesosok namja di depanku.
“uuu-uuu-knoww oppa!???”
^TBC^

My Love For You Perfectly Part 2

annyeeoooonnggg readers tercintaaa.. saya update nihhh.. happy readingg ^^ dann saya sangat mengharapkan comment2 dari para readers. hehehehe

Normal POV
Mereka berdua saling menatap. Taeyeon dengan tatapan penasaran, dan tiffany dengan tatapan yg bingung.

“Kauu?? Kau tau namakuu??” kata tiffany

“jadi kau benar tiffany yaaa???” taeyeon balik bertanya.

“iii-iiyaaa.. dari mana kau tau namakuu??”
“kau sama sekali tak mengenaliku fany~ahh!??”
“memang kita pernahh bertemu ya????”

“akuu taeyeonnn! Kau tak ingat aku?? Padahal baru 4thn tak bertemu.” Lanjut taeyeon.

“emmmm.. taeyeon?? Taeyeon. Ahhhh! Benarkahh kau taeyeon??” tiffany meneliti wajah taeyeon.

“neee!!! Aku taeyeonnn! Tiffany!” kata taeyeon kegirangan.

Tiffany langsung memelukk taeyeon, , , dia mulai meneteskan air mata harunya.

“taeng~ahh! Aku mencarimu, aku menunggumu selama 2thn. Aku ke rumahmu, tapi yg tinggal bukan keluargamu lagi!”  kata tiffany sambil terisak.

“jadiii!??? Kau di korea sudahh lama??” jawab taeyeon sambil melepaskan pelukan tiffany, dan menatapnya dalam.

“iyaaa! Aku ikut kakakku disini. Aku sekolah di Etude SHS. Aku tak betah di jepang.”

“ahhhhh… aku kangen sekali denganmuu fany~ahh!” mereka bredua berjalan menuju ke taman tengah sekolah.

“tiffany~ahh.. bagaimna kau bisa sampai kemari??” tanya taeyeon..
“aku berniat mencari sekolah. Sekolahku yg dulu sangatlah membuatku tak nyaman, aku tak punya banyak teman disana..”
“jadiii??? Kau akan pindah kemari??” sahut taeyeon.

“iyaa.. sebenarnya aku juga belum berminat kemari. ehh.. ternyata ada dirimu. Yasudah, aku akan pindah kemari.” jawab tiffany kegirangan.

“waahhhh! Aku senang sekali.. akhirnya aku bisa bertemu denganmuu!” taeyeon kembali memeluk tiffany.
“me too TaeTae… yasudahhh,,, aku pulang duluann, akan kuhubungi kau nanti.. aku akan mengurus kepindahankuu.. tunggu aku taeng!”

“okee!! I will wait you fany~ahh!”
“oke taeng!” kata tiffany, dia berpamitan, segera pulang ke rumah. Sebelumnya menyempatkan diri mencium pipi taeyeon.

………………………..

Taeyeon POV
akhirnyaa aku bisa bertemu dengannya. Senang sekali rasanya.. apalagi sebentar lagi dia akan pindah kemari. pasti aku akan selalu bersamanyaa.. hehehehe..

Aku menggumam dalam hati sambil senyum2.

“heyyyy taeyeon~ahhh!” lamunanku terbuyar. Seorang namja memanggilku dari belakang. Ternyata itu max oppa.

“ahhh oppaa..! aku akan saja mencarimuu..” kataku.

“hahahaha.. aku menunggumu dari tadi di lapangan baseball, tapi kamu tak kunjung datang. Yasudah dehh, aku cari saja.”
“ohh ya! Hari ini kau ada acara tidak??” tanya max oppa.

“emmm.. sepertinya tak ada oppa. Ada apa emang?”
“aku inginn mengajakmu dinner. Apa kau mau??”
“jinjjjaaa oppa!??? Aku mauu sekali. Hehehehe..”
“oke dehhh.. yasudahhh.. sampai bertemu nanti malam yaa..” kata max oppa, dan langsung pergi.

Aku pun kembali ke asrama untuk istirahat sejenak karena lelah, walaupun acara open house belum selesai.

 

“hoooooooaaaammmmmmm” aku menguap lebar, sambil kurebahkan tubuhku di kasur.

Mencoba beristirahat, tapi tiba2 saja aku terpikirkan sesuatu..

FlashBack

“taeyeon~ahh.. entah kenapa sekarang aku merasa nyaman padamu. Padahal kita baru saja kenal tadi pagi.” Ucap max oppa.

“aku juga merasakannya oppa.” Aku mempererat pelukanku.

“andai saja, kau tak menjadi kekasih leeteuk, kau akan selalu merasa nyaman taeng.”
“oppa,, aku ingin nyaman bersamamu dibanding dengan teuk oppa.”

end FlashBack

aku dan max oppa sudah resmi menjadi pasangan.. dan tiffany,, dia juga kekasihhkuu. Aku dan tiffany memang belum bisa dibilan atau bahkan tak akan dibilang putus. Karena aku juga begitu mencintainya. Tapi kenapa aku bisa jatuh kepelukan max oppa?? Apalagi aku dan dia sudah berciumann… apa yg akan aku lakukan sekarang?? Kenapa aku malah jadi bingung beginii… gumamku dalam hati.

Aku menghela nafas panjang, menghembuskannya dengan kuat, mencoba memejamkan mata, dan tertidur..

…………………………….

Jessica POV

“oppaa,, aku lapaar sekalii nihh.. makan yuk!” kataku.. Kami berdua sekarang sedang jalan2 di areal bazar.

“haaa?? Kita kan tadi baru saja makann sica~ahh.. masak iya mau makan lagi??” jawab u-know oppa.

“yahhh oppa!!! Tadi kan cuman makan kimbab doank. Masih lapar nihh.” Keluhku..

“yasudahh lahh.. mau makan apa kauu?? Tapi kau saja yg makan perutku sudah tak mampu menampung makanan lagi.” Jawabnya.

“hehehe.. thanks oppa.. aku hanya ingin makan sandwich.” Kataku dengan manja.

Kami berdua punn kembali mengitari bazar dan membeli sandwich..

………………………..

“oppa! Aku inginn istirahat. Sepertinya aku kebanyakan makan. Minahe tak bisa menemanimu jalan2 lagi. Padahal waktu open house masih lama.” Keluhku sambil memegangi perutku.

“ohhh.. yasudah sica~ahhh! tak apa.. lebih baik kau istirahat saja. Aku tak ingin melihatmu sakit.”
“gomawo oppa.” Jawabku sambil kukecup bibir u-know oppa..

Sebenarnya aku tak berniat istirahat. Entah apa yg sedang aku pikirkan, kenapa aku malah ingin menemui yuri ya? Atau karna….

Flashback..

“seohyun~ahh! Kau tak konsisten deh! Datang bersama kami, tapi pulang malah bareng wookie oppa.” Kataku pada seohyun.

“hehehe.. mianhe sica. Harus gimana lagi, yg pentingkan aku sudah makan bersama kalian, jadi.. saatnya aku jalan2 bareng wookie oppa. “
“yasudahh lahh! Sana2! Wuuu!”

“bye-bye! Hehehe” seohyun berpamitan.

Sekarang hanya tinggal aku dan yuri saja.

“sica, kenapa kau tak mengajak u-know oppa saja??” yuri memberi ide.

“ahhhh.. aniiooo yul. Aku lagi males jalan2. Ingin duduk di asrama saja. Kau mau kemana setelah ini?” aku balik bertanya.

“ohh.. aku setelah ini mau ke ruang latihan, mau sedikit mengulang gerakan2 yg susah.”

“bolehkah aku melihatmu yul??”

“emmmhh??”
“ahhh.. tak boleh yaa?? kalau memang tak boleh. Tak jadi masalah kok yul.”
“emhh. Boleh kokk. Tak ada larangan siswa vocal masuk ke tempat latihan siswa dance kok sica. Kau boleh ikut. Hehehe”
“okee yull.. let’s go.”
aku dan yuri pun segera menuju ke ruang latihan anak2 dance. Aku baru pertama kali masuk ke ruangan dance untuk anak2 cewek. Tak jauh berbeda dengan ruang latihan u-know oppa.

Yuri mulai melakukan pemanasan, aku terduduk diam melihatnya. Dia mulai menyalakan musicnya dan mulai bergerak sesuai irama lagunya yg ngebeat. Aku terkagum melihat lekuk tubuhnya yg sempurna.

…………..

“yull.. aku ingin bisa berdansa, kau bisa mengajariku kan??” kataku cepat setelah yuri selesai dengan latihannya.
“haaa?? Kau benar2 ingin belajar dansa ya??” jawabnya bingung.

“neee yulll… aku ingin bisa berdansa.”
“yasudah kalau itu maumu. Aku bersedia kok.”
yuri menerima tawaranku untuk mengajariku berdansa. Dia mulai menggenggam tangan kananku dan meletakkan tangannya kirinya di tangan kananku. Tangan kanannya menimpa tangan kiriku dipinggangku. Kami berdua mulai bergerak mengikuti irama music yg calm. Aku menatap wajahnya. Aku merasa ada perasaan lain setelah kami membuat eye contact beberapa menit. Kami mengulang beberapa kali. Aku sangat menikmatinya. Kami beristirahat sejenak, wajahku penuh dengan keringat.

“sica…” dia memegang pipiku, dan mulai membersihkan wajahku dari keringat yg membanjiri wajahku. Perasaan hangat tiba2 muncul dalam benakku. Entah apa yg terjadi, aku merasa nyaman bersamanya..

“gomawo yul…” kataku.

End flashback.

Aku menuju ke kamar taeng, aku seharian tak melihatnya. Bahkan tadi kulihat max oppa tak sedang bersamanya.

Ternyata benar. Dia sedang tertidur.

“taeng~ahhh!” aku mengguncang2kan badannya yg mungil.

“taeng…. bangunn donkk.. aku inginn bercerita banyakk padamu.”

“ahhhh! Sica~ahh! Ada apasihh?? Kau mengganggu mimpikuu!” omelnya.

“mianhe taeng.. tapi ini penting sekali.. aku tak tau harus bercerita pada siapa lagi selain dirimuu.”
“kan masih ada seohyunn! Aku bener2 capekk nihh.” Keluh taeyeon.

“seohyun sehariann bersama wookie oppa!”
“kenapa tak cerita ke u-know oppa saja??”
“yahhh! Yg akan aku ceritakan itu mengenai perasaanku. Aku tak brani jika harus bercerita ke u-know oppa!” kataku. Kulihat taeyeon, matanya masih sayu2.

“yasudahhh lahhh! Aku dengarkan ceritamu!”
“gomawo taeng.. kau memang selalu ada saat aku membutuhkanmu!” kataku sambil memeluk taeyeon.
“iya2.. cepat ceritakan.”
“emmmm.. entah ini aku yg bodoh atau apa aku sama sekali tak mengerti. Semalam, aku bersama dengan yuri . sebelumnya memang aku juga bersama dengan seohyun. Tapi karena seohyun pergi bersama wookie, jadi hanya tinggal aku dan yuri. Aku ikut dia untuk melihatnya latihan. Aku juga minta diajari berdansa. Entah kenapa saat aku dekat dengannya, saat aku menatap wajahnya, bahkan saat aku bertatapan dengannya, aku bisa merasa lebih nyamann bersamanya.” Aku menceritakan suasana hatiku saat ini kepada taeyeon.
“jinnnjjaaa!???” jawabnya. Tapi aku hanya mengangguk untuk meresponnya.

“sepertinya kau dan aku senasib sica~ahh!”

“wae???” jawabku. Aku melongo mendengar jawaban dari taeyeon.

“yaa.. aku bertemu dengan kekasih lamaku, namanya tiffany. bisa dibilang masih kekasihku, karena kami belum putus sejak kelas 3 JHS dulu. Aku tak menyangka bisa bertemu dengannya, aku bahagia sekali. Bahkan dia akan bersekolah disini mulai besok. Aku senakin bahagia. Tapi.. saat ini aku punya ikatan max. aku juga sedang terpikirkan tentang itu.” ternyata nasibku dan taeyeon sama. Kami berdua sama2 tak tau jalan keluarnya. Tapi aku masih beruntung, karena aku dan perasaanku tentang yuri belum sejauh taeyeon. Mungkin saat ini yg memiliki masalah besar adalah taeyeon.

“taeng~ahh. U-know oppa mengajakku makan malam nanti. tapi yuri malam ini juga akan menungguku jika aku ingin berlatih dansa lagi bersamanya. Dan aku telah mumutuskan untuk bersama yuri. Apa aku ini sudah benar2 jatuh cinta pada yuri??”

“haaaaa??? Kalau sudah begini ceritanya. Menurutku kau sudah benar2 jatuh cinta padanya sica. Lalu bagaimana dengan u-know???” taeyeon memberikan pertannyaan yg sulit untuk aku jawwab.

“aku juga tak tau taeng! lalu, kau juga kan.. apalagi kau nanti malam akan dinner bareng max. bagaimana dengan tiffany?”
“iya juga sihh.. aku sebenarnya merasa sedikit malas untuk pergi. Tapi aku sudah terlanjur menyanggupinya.”
kami bercerita panjang lebar tentang perasaan kami yg sama2 sedang dilanda kebingungan besar. Antara aku dan taeng, sama2 sedang galau *kekeke

………………………

Malam hari nyaa..

Yuri POV

“yul, kau setiap malam berlatih terus, kasian badanmu. Kecapek’an nanti.” tegur leader groupku hyoyeon.

“annioo hyo.. aku hanya melakukan sedikit gerakan yg susah dan sedikit peregangan kok.”
“iyaaaa yul.. kau paling aktif di group ini, jika kau sakit, group ini tak bisa jalan.” Sambung yoona.

“yoong. Jgn berlebihan begitu.. aku tak akan sakit kokk. Tenang saja. Aku tidur cukup dan rajin olahraga.” Kataku sambil memamerkan senyumanku.

“sekarang sudah jm 7 jam brapa kau mau mandi yul?” tanya hyoyeon yg khawatir padaku.

“yul, jgn buat kami khawatir donk.. tadi saat penampilan saja, wajahmu pucat begitu kok. Kau terlalu banyak latihann.” Sambung sooyoung.

“tenangg teman2. Janji dehh.. aku cuman latihan selama 15 menit. Tak akan lebih dari itu. janji, janji, janji… hehehehe” kataku. Sebenarnya hari ini aku sedang menunggu seseorang, dia datang atau tak datang, aku harus tetap menunggunya, karena aku sudah janji padanya.

“yasudahh lahh yul. Terserah kau saja. Tapi jika kau sakit, kami tak akan mau merawatmu lagi!” kata sunny.

“neeee…” mereka pun pergi kembali keasrama.

Aku mulai melakukan sedikit pemanasan… beberapa kali aku menengok ke arah pintu, berharap ada yg datang. Jessica… hahaha.. kenapa aku jadi seperti ini??? Dia membuatku begitu nyaman. Ya itu jawabannya. Tapi.. apa aku bisa bersamanya?? Dia sudah memiliki orang lain, dan aku juga menyukai orang lain itu,. u-know oppa. Aku menyukainya sampai saat ini.    Tapi setelah aku bertemu dengannya, aku merasa kalau hatiku terambil alih olehnya.

Kuregangkan kedua kakiku dengan gerakan split. . . yaaa.. hanya ini yg bisa membuatku nyaman.. aku lebih suka menghabiskan waktu disinii dari pada hanya duduk2 di asrama tak ada kerjaan.

“ppfftt” tiba2 lampu mati.. “kkkkyyyyyyaaaaaaaaaaa!” aku berteriak sangat kencang, dan berlari menuju keluar ruangan.

“bbrrrruukkkk!” aku menubruk sesuatu. Bukann.. bukan sesuatu, inii, seseorang. Ya aku menubruk seseorang. Pikirku.

“apakah kau yuri??” tanya seseorang yg sekarang sedang ku tindih. Aku pun segera bangunn dan membantunya berdiri. Aku sangat kenal dengan suara ini.. ya. Aku yakin dia jessica.

“aaeemmhh.. iyaa.. kau sica yaa?? mianhe sica. Aku tadi sangat terkejut, jadi aku langsung berlari setelah listriknya mati.” Kataku terbata2.
“tak apa yull.. yahh! Aku tak jadi latihan donk kalau begini,,??”

“hahaha.. kita tunggu aja… paling sebentar lagi juga hidup…”
“trus sekarang mau ngapain nihhh yul? Ohh yaa! ke balkon sekolah yukk,, cari anginn. Gerah yul.”

“hmmm.. gelap gini mana keliatan.???” Sica langsung menggandeng tanganku, dan mulai berjalan. Pencahayaan hanya dari cahaya HP.

“wwoooooaaahhh! Gelaaapp ya kalau seluruh kota mati listrik..” jessica berlari kepinggir balkon. Rambutnya yg terurai berkibar2, dengan tiupan anginn. Cantik sekali.

“hahaha.. yul?? Kenapa kau masih disitu? Kemarilah..” dia melihatku yg melamun.

“ohhh.. hehehe.” Aku berjalan perlahan menuju ketempatnya.

“yul,, bolehkah aku jujur??” jessica tiba2 menatapku tajam.

“eemm.. tentang apa?”
“entah kenapa, akhir2 ini aku merasa sangat nyaman. Lebih nyaman ketimbang saat bersama dengan kekasihku.” Aku terkejut dengan opininya. Apa yg dia rasakan, bisa sama dengan apa yg aku rasakan. Tapii.. apa benar itu aku??. Aku bertanya2 dalam hati.

“apa maksudmu sica?” tanyaku…

“deg” detak jantungku terpacu. Apa yg aku mimpikan semalam?? Apa yg harus aku lakukann??? Sica memelukku sekarang. Aku merasakan kehangatannya.

“je-jessica…”  aku pun membalas pelukannya.

“yull.. jujur.. ini lebih hangat daripada saat aku bersama u-know oppa.”
“sicaa.. jika aku jujur, apa kau akan marah???” aku mencoba mengungkapkan perasaanku.

“tak akan marah yul.” Dia melepaskan pelukannya. dan menatapku.

“sebenarnya aku iri padamu. Aku juga sangat menyukai u-know oppa. Mianhe sica.” Kulihat wajahnya mulai murung.

“yull.. benarkah itu???” wajahnya mulai terlihat khawatir.

“neee sicaa.. tapi,, entah apa yg merasukiku, setelah aku tau kau, dan kita mulai dekat sekarang, perasaanku pada u-know oppa mulai memudar.”

“jadiii,, perasaanmu dan perasaanku sama??” tanya jessica dengan kegirangan.
aku menganggukan kepalaku beberapa kali.
kuberanikan diri untuk memeluknya lagi. Dan kali ini lebih hangat dari yg tadi..

………………………………..

Taeyeon POV
“oppa.. kamsahamnida.. kau sudah mau menemaniku dinner malam ini.” Kataku. Aku dan max oppa baru saja pulang dari makan malam.

“neee.. aku senang bisa bersamamu taeng.. kuharap ini akan berjalan terus.” Jawabnya. Dan itu membuatku khawatir akan perasaanku.

“ahhh.. ne oppa. Yasudah. Aku masuk dulu oppa..”

“okee taeng..”

Aku pun masukk. Kulihat dari jendela, max oppa mulai berjalan pergi.. mianhe oppa. Mungkin rasa itu hanya sementara bagimu. “Ada seseorang yg sangat aku cintai. Aku tak bermaksud untuk menyakitimu oppa. Kau begitu baik padaku.” Gumamku.

Aku merebahkan tubuhku diatas kasur. Malam ini sangat gelap karena listrik padam.

Aku tersentak kaget dengan HPku sendiri.

hana ga kaoru no ha  tori ga utau no ha
kaze ga hikaru no ha  tsuki ga megut te ku no ha
kou yat te kimi ni ai o tsutaeru no ha itsuka kimi kara aisu tame
The hope is LOVE LOVE LOVE LOVE  The hope is LOVE
LOVE LOVE LOVE is all

“annyeong? Siapa ini?” kataku dalam telfon.

“taeng~ahh! Kau ini..” katanyaa.

“tiffany!!?? Benarkah ini tiffany?” tanyaku,, aku bangkit duduk dari tidurku.
“iyaaaa… lagi apa kau sekarang?? Aku tak sabar menunggu besok.” Katanya kegirangan.

“disini sangat gelapp fany~ahh! Aku hanya sedang tiduran. Bagaimana dengan dirimu?? Kau benar akan pindah kemari fany~ahh!?”
“disini juga taeng. gelap sekali… aku sedang mendengarkan malaikat berbicara nih. Hehehe.. iyaa.. pasti taetae~ahh.. kenapa kau tak suka ya?”
“hahahaha… kau masih suka menggombal ya fany~ahh?? Aniiooo.. aku sangat menunggumu! Aku inginn kau cepat disinii..”

“hahahaha,,, kau yg mengajariku menggombal taeng! sabarlahh.. lebih baik sekarang kau tidur, aku besok datang pagi2..”
“yahh! Hahahaha.. yasudahhh fany~ahh! Aku tidur saja. Aku sangat tak sabar menunggu besokk.”
“oke taetae~ahh! Hehehe.. jgn lupa bawa aku di mimpimuu… saranghae taetae.. chuu..”
“neee fany~ahh,, pasti aku akan bersamamu dalam mimpiku. Hehehe. Nado saranghae fany~ahh,, chuu” kami pun mengakhiri pembicaraan kami dalam telfon.. sungguh menyenangkan bisa mendengar suaranya lagi..

“huuuuufffffftttt” aku menarik nafas panjang. Melepaskan segala pikiran tentang perasaanku yg lain.. mencoba memejamkan mata, membawanya dalam mimpikuu..

“tiffany~ahhh” kataku perlahan, dan mulai tidur.

…………………………………….

Pagi harinya.

Normal POV
“taeng~ahh! Hari ini aku senang sekalii.. hehehe” kata Jessica.

“wae?” jawab taeng datar.

“hehehe,,, aku tak menyangka kalau yuri juga memeliki perasaan yg sama padaku.”
“maksudnyaaa?”

“babo! Kau tak ingat kemarin aku bercerita sesuatu padamu?”
“hmmm… ohhh.. lalu,, bagaimana dengan u-know oppa?”
“oleh karena ituu! Semalam aku mencarimu. Tak taunya kau sudah tidur duluannn,. Aku ingin menanyakan pendapatmu tentang itu.”
“kenapa harus ke aku???”
“ya itu karena kau yg paling mengerti aku taeng. mau bertanya ke seohyun,, ahhh.. yg ada malah aku yg diceramahi.”
“emhhhh.. kau tau sica. Sebentar lagi dia akan pindah kemari, aku senang sekali mendengar itu. tapii.. aku juga merasa bingung dengan max oppa.”
“maksudmuu… tiffany???”

Taeyeon hanya mengagguk.. tiba2, bel tanda masuk berbunyi..

“yukk taeng.” ajak Jessica. Hari ini kelas dimulai lebih siang.

“selamat pagi anak2..” kim johan membuka kelas dengan salam, dan dijawab oleh seisi kelas.

“hari inii, ada seorang gadis yg akan bergabung dengan kita di kelas vocal ini.”
seisi kelas bertanya2. Siapa diaa.

“silahkan masukkk..” kata kim johan.
Taeyeon POV

“hari inii, ada seorang gadis yg akan bergabung dengan kita di kelas vocal ini.”
seisi kelas bertanya2. Siapa diaa. Termasuk akuu.. apa benar itu tiffany?? Dia kann berbakat di dance. Mana mungkin dia masuk kelas vocal. Gumamku dalam hati.

“silahkan masukkk..” kata kim johan sunbaenim. Mataku terjuju pada pintu yg terbukaa. Kulihat seseorang gadis memasuki ruangann.. dan ternyata itu benar. Itu benar2 tiffany.

“annyeong teman2.. perkenalkann aku tiffany. aku pindahan dari jepang. Tapi aslinya aku orang korea. Mohon bimbingannya teman2 dan johan sunbaenim. Dia membungkukan badan.

“silahkan kamu mencari tempat kosong.” saat ini, tempat kosong hanya disebelahku saja. Aku member kode padanya, untuk duduk disebelahku.

“yahhh! Tiffany~ahh! Akhirnyaaa!” bisikku kegirangan sambil merangkulnya.

“hehehe.. ini hari yg aku nantikann taetae~ahh!”
“sica, hyunie! Ini dia yg namanya tiffany.” kataku memperkenalkan tiffany pada Jessica dan seohyun.

“ohhhh… jadi ini taeng. hahaha.. pantas saja! Dia begitu cantik.” Goda Jessica.

“hahaha,, tidakk ahh.. aku tiffany.” kata tiffany memperkenalkan diri pada Jessica dan seohyun.

“nee.. aku Jessica, teman dekat taeyeon, dan ini seohyun adikku, kami bertiga adalah teman dekat, jika ada kau, berarti kita akan berempat.” Kata Jessica.

“hehhe.. ne.” katanya sambil memamerkan eye smilenya yg cantik.

“woaahhhh.. senyumanmu manis sekali tiffany” goda seohyun.
“yahh hyunie! Awas sampai kau tertarik padanya! Dia sudah milikku!”
“aniiioo taeng,, hanya wookie oppa untukku.”
…………………………….

Bel tanda berakhirnya kelas pun selesai

“taeng~ahh! Mau kah kau menemaniku untuk mengurus kamar?”
“okeee… kau belum dapat kamar yaa??”
“aku harus menemui kepala sekolah duluu taeng. supaya aku mendapat kamar.”
“okeee,, aku antar.. aku akan menemanimu sehariann.. hehehe” kataku kegirangan.

“gomawo taeng..” jawab tiffany.

Kami pun berjalan menuju ke ruang kepala sekolah. Disana tiffany diberi pengarahan tentang peraturan, dan lain2nya yg berkaitan dengan sekolah ini.

“akhirnya aku dapat kamar taeng” kata tiffany.
“tapi sayang.. kau di lantai dua, aku di lantai satu.” Keluhku.

“masalah yaa?? yg penting kan masih satu gedung taeng.

“iyaaa.. di lantai dua juga ada Seohyun kok. Aku dan jessica yg dilantai satu.”
kami pun segera kembali ke asramaa. Hari ini aku hanya untuk tiffany,, aku akan membantunya berberes2 kamarnya.

……………………………

Jessica POV
“hoammm! Sekarang tinggal aku sendiriann dehh” kataku.. taeng bersama tiffany, seohyun, pergi bareng dengan yoona dan sooyoung. U-know oppa, belum selesai kelas. Dan seharian aku belum melihat yuri. Biasanya dia sudah ada di kantin jam segini. “Apa dia masih di ruang latihannn??”

Aku berjalan menuju ruang latihan dance yg ditempati oleh yuri dan teman2nya.

Ternyata benar dugaankuu.. dia masih berada disana, dan hanya sendiriann. Mungkin teman2nya sudah ke asrama lebih dulu.

“aanyyeeoonng yull.. apa aku mengganggumu??” kataku dari depan pintu dan membuatnya terkejut.

“yahhh sica! kau ini mengagetkanku saja.. masuk lahhh.. aku hanya sedang istirahat kokk..” katanya.

Aku duduk disebelahnya, kulihat keringatnya bercucuran, aku mengambil handuk yg ada disebelahkuu.. ku bersihkan wajah cantiknya dari keringatnya..
“gomawo sica.” katanya lembut.

“nee… yull, lakukan sesuatu yuukk.. aku sangat bosan nihh…”
“hmm.. dimana taeyeon?? Biasnya kan kalian menghabiskan waktu berdua.”
“huff… hari ini kelasku ada anak baru, dan anak itu adalah kekasih lamanya taeng. jadi hari ini taeng akan sibuk membantunya.”
“jinnjjaaa?? Yasudahhh,, kau mau ngapain sekarang??”
“emmmhhh.. kita kembali keasrama saja. Lalu ngobrol di kamarku..” kataku member pendapat.

“emmmmhh… okee dehhh… tapi sebelumnya, kau bantu aku dulu membersihkan ruangan ini.”
“okee…”

……………………

“yahh sica! kamarmu penuh sekali dengan barang.. apa ini semua kau pakai??” kata yuri sambil melihat seiisi ruanganku.

“hahahahaha… ini semua bukan hanya barangkuu.. barangnya taeyeon juga banyak disinii.. jadi penuh dehh..”
“hahaha…” dia hanya tertawa.. kurebahkan tubuhku ke kasur.

“yull.. kau tak lelah yaa??” kataku, sepertinya aku membuyarkan lamunannya.

“emmmhhh.. lelah juga sih.. tapi karena kau yg mengajak, yasudah, aku rela.”

“akuu sangat lelah yull.. maukah kau menemaniku tidur???”

“hmmm???”
“ayolahh yull.. ya ya yaa..” kataku sambil beragyeo.
“yasudahhh dehh.. tapi jika aku nanti ketiduran gimana??”
“ya itu malah bagus yull.. hehehe” yuri mulai merebahkan tubuhnya di sebelahku. aku menarik selimut, dan menutupi badan kami. kusandarkan kepalu di pundak yuri,. Aku berada lebih rendah daripadanya. Kami saling menatap.

“yulll… bagaimana jika aku jatuh cinta padamu??” Tanya ku

“haaa???” dia hanya membuka mulutnya.

“yaaa… kau mencuri hatiku yull! Dan sekarang aku benar2 jatuh cinta padamu..” kulingkarkan tanganku dipinggang yuri, kudekatkan badanku menempel padanya.

“sica… aku takut merusak hubunganmu dengan u-know oppa.”
“aku akan mencari jalan keluarnya yull. Entah kenapa aku lebih nyaman bersama daripada dengan u-know oppa.”
aku mendekatkan wajahku ke wajahnya.. mulai kusentuhh bibir lembutnya dengan bibirkuu.. sangat lembutt.. kini aku bermain2 dengan lidahku didalam mulutnya. Kami berdua menikmati itu bersama.. aku benar2 telah termakan olehh cintanya yuri yg tiba2.

^TBC^